41. DINNER & LUNCH

52.1K 2.5K 244
                                    


*diingatkan kalo ada typo yaa..

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Safa mendapatkan hadiah spesial dari suaminya, malam ini ia di ajak ke suatu tempat tapi Cakra tidak memberi tahu mereka akan pergi kemana, Cakra hanya meminta Safa bersiap-siap sebelum pukul 7 malam.

Di fikiran Safa sudah berekspetasi tinggi Cakra akan membawanya ke restoran mewah dan akan ada hadiah lain menyusul untuknya.

Kini Safa mengenakan dress berwarna putih membentuk tubuhnya, rambut ditata dan mengenakan accessories di tubuhnya.

Aroma parfume milik Safa menyebar di seluruh kamar, setelah ujian kemarin rasanya beban menumpuk di kepala langsung menghilang. Seharian ini Safa beristirahat penuh serta minum vitamin supaya tubuhnya kembali sehat.

Cakra memasukki kamar, tepat pada pukul 7 malam lelaki ini tiba di rumah. Cakra terdiam menatap penampilan Safa saat ini.

"Welcome home, suamiku," ucap Safa tersenyum.

"Cantik sekali," puji Cakra mendekat, telunjuk Cakra mengusap pipi Safa ia tidak mau merusak penampilan istrinya pasti membutuhkan waktu yang lama.

Safa memukul pelan lengan Cakra menjadi salah tingkah, tiba-tiba Safa menyadari sesuatu, "kamu udah ganti pakaian?" tanya Safa menatap tampilan Cakra sangat rapi.

"Uhm, sekarang kita pergi."

Safa ingin bertanya dimana Cakra mandi dan berganti pakaian tapi dari pada membuatnya overthinking Safa memilih diam dan mengikuti ajakan Cakra keluar dari kamar.

Mobil melaju di jalan raya, Cakra tak hentinya melirik Safa memperhatikan penampilan istrinya.

Cakra memegang stir mobil dengan satu tangan sementara tangan lainnya dimanfaatkan menggegam tangan Safa.

"Liat kuku baru aku bagus gak?" tanya Safa.

"Hm, looks adorable. Ini kuku asli?" tanya Cakra sekilas memperhatikan kuku Safa digenggamannya.

"Iya cuman ditambah biar lebih panjang, dua jam ngerjain ini sampe bosen tapi puas sama hasilnya."

Cakra mengangguk, "jika boleh jangan terlalu panjang, demi keamanan."

"Tenang yang ini gak tajem ujung kukunya," ucap Safa menekan kukunya di telapak tangan suaminya, "gak sakitkan? Jadi kulit kamu gak bakal kena cakar lagi."

"Mungkin saya terlalu menyakiti kamu," ucap Cakra membelokkan mobil ke arah kanan.

"Sakit tapi enak." Safa sampai mengulum bibirnya menahan senyum, "udah ah! Pembahasan jangan ke sana mulu otak aku gak bisa diajak berfikir positif."

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang