___ *** ___
Di kediaman rumah Atharrayhan, wanita paruh baya ini mondar-mandir di ruang keluarga menelpone cucunya yang tidak tak kunjung mengangkat telponenya.
"Apa pulsaku habis? Tapi Neni bilang masih banyak, atau quotanya?" Ucap Nek Anna menatap handphonenya.
"Cakra pasti nelpone balik," ucap sang suami mulai bosan melihat istrinya mondar-mandir, "nanti pinggang kamu sakit lagi lebih baik duduk."
"Enggak, ini nomer hpnya gak aktif. Nenek udah nelpone Cakra dari semalem tetep gak diangkat, gak biasanya Cakra begini, Safa juga di telpone gak akif, sebenarnya mereka kenapa perasaanku gak enak."
"Kamu lupa? Kemarin hari ulang tahun Cakra, Nenek khawatir terjadi apa-apa padanya Kek," sambung Nek Anna.
"Baiklah biar saya yang mencari tahu dimana Cakra sekarang," ucap Kakek Arya memanggilnya asisten pribadinya, "tolong hubungi Aditya sekarang tanyakan dimana Cakra," ucap Arya saat asisten pribadinya muncul.
Lelaki itu menghubungi sekretaris Cakra sedangkan Nenek Anna duduk di sofa, kedua tangannya terkepal disertai perasaan khawatir mengenai cucunya.
Asisten pribadi menyerahkan handphone pada Arya, Kakek Arya menerima telpone dari Aditya. Aditya menjelaskan apa yang telah terjadi kemarin secara rinci dan mengatakan bagaimana kondisi Cakra sekarang.
"Cakra ada dimana sekarang?" Ucap Kakek Arya pada aditya.
"Terus awasi dia jangan sampai bertindak macam-macam."
"Saya tutup," ucap Kakek Arya menyudahi telponenya.
"Gimana keadaan Cakra? Cakra kenapa?!" Nek Anna mendekat perasaan semakin tidak enak mendengar obrolan suaminya.
Kakek Arya menatap istrinya, "kita harus bantu Cakra."
Kakek dan Nenek Cakra menghubungi Saveri menanyakan apakah ada waktu untuk bertemu. Kedua keluarga ini jelas harus bertemu merembukkan dan mencari jalan tengah apa yang telah terjadi.
Saveri mengatakan belum bisa bertemu mengingat kondisi Safa belum pulih sepenuhnya, Saveri mengatakan pada Kakek Arya akan menghubungi kembali jika kondisi Safa sudah membaik dan membahas permasalahan ini.
***
Saat ini Cakra masih berada di apartementnya, tepat di dalam kamarnya lelaki ini mengurung diri.
Aditya sesekali memasukki kamar menanyakan apakah Cakra butuh sesuatu atau perlu teman mengobrol, Adit sama sekali tidak meninggalkan apartement agar bisa menemani Cakra sekaligus mencegah hal-hal buruk kembali terjadi.
Sebotol air mineral diletakkan di atas meja, Aditya keluar dari kamar menutup pintu. Sudah beberapa kali Adit masuk dan posisi Cakra masih sama, duduk berdiam diri menatap jendela terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...