20. CLUB MALAM

66.7K 2.5K 206
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Safa dan teman-temannya nongkrong di cafe dekat universitas. Tujuan Safa datang ke kampus bukanlah bimbingan skripsi melainkan berkumpul bersama Liam, Naila dan Abian.

"Ekhm!" Naila meletakkan kertas fotocopy jadwal ujian skripsi di atas meja.

"Males gue kalo udah beginian," ucap Abian menepuk meja bersama wajah kesal dibuat-buat.

"Anjir! Gak setia kawan katanya mau lulus barenggg!" Safa ikut tidak terima.

"Gue tunggu wisuda bareng kalau ujian gue mau duluan, bye lo semua!"

"Minggu depan nih ujiannya? Barengan dong sama gue," ucap Liam menatap jadwal ujian milik Naila.

"Bajingan! Lo kenapa baru ngomong sekarang kalo mau sidang?!" Abian menatap Liam.

"Sorry sebenernya sebelum festival kemarin udah daftar, kan intinya udah gue kasih tau sekarang."

"Males ah, males banget gue mau pulang aja." Safa membereskan barang-barangnya berakting marah.

"Bacot Lun! Salah sendiri tiap diajak ngerjain skripsi bareng nanti-nanti terosss!" Naila menoyor kepala Safa.

"Gak, gak bisa dibiarin gue bakalan bimbingan teros, bulan depan harus daftar sidang juga!" Abian tidak terima.

"Yaelah Bi santai aja kan ada gue yang belum," sahut Safa.

"Anjir! Yakali! Gue udah pusing ditanyain mulu kapan lulus. Lo terserah deh mau lulus apa gak!"

"Mulut babi." Liam menyumpal mulut Abian dengan gorengan, ia menatap Safa meskipun terlihat baik-baik saja Liam tau Safa juga terfikir melihat teman-teman akan sidang. "Kita pasti bakalan wisuda bareng."

"Iya Lun, jadwal wisuda itu akhir tahun nanti kalo wisuda bulan ini kita mana bisa ngejar, pendaftarannya aja tutup sebelum gue sama Liam sidang." Naila memberikan semangat, "lo bilang tinggal penelitian lagikan? Nah setelah itu bab 4, terus bab 5 gampang kesimpulan doang."

"Iya guys. Janji ya bakalan wisuda bareng?"

"Janji!"

"Katanya hari ini ada cafe yang baru buka, ke sana gak?" Tanya Liam mengalihkan pembicaraan.

"Cafe punya temen Kakak gue itu, ayok aja. Makanannya enak-enak gue udah nyoba terus tempatnya super aesthetic!" Naila menyahuti.

"Boleh boleh." Abian melanjutkan memakan gorengan, "gimana Lun?"

"Boleh deh, gue aja yang traktir! Soalnya duit gue masih banyak."

"Duit dari Om Cakra gak pernah putus ya Lun?"

"Haha iya dong, gue traktir kecuali lo!" Tunjuk Safa pada Abian.

"Lah kok gue enggak?! Ngambek lo?!!"

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang