69. ATHARRAYHAN FAMILY (1)

35.5K 1.5K 89
                                    

___ *** ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___ *** ___

Dua tahun kemudian...

Hari ini Safa ada janji bertemu dengan teman-temannya, Safa duduk di depan cermin memoles blush di bagian pipinya.

"Selesai," ucap Safa menatap tampilan wajahnya di depan cermin rias, ia beralih pada cermin lebih besar memperlihatkan seluruh penampilannya.

Yap! Safa puas, ia mengambil tas dan menyemprot perfume diseluruh bagian tubuhnya. Safa tidak takut akan kehabisan perfume asal wanginya tahan seharian.

Jam menunjukkan pukul hampir 1 siang sebaiknya Safa berangkat sekarang, ia keluar dari kamar menuruni tangga.

Matanya melirik sekitar was-was, telinganya menangkap ocehan kecil hingga Safa berlari nenteng heels menjauh dari suara itu.

"Untung gak ketahuan," gumam Safa keluar dari pintu rumah, Safa meletakkan heels di lantai dan memakainya.

Tak jauh dari posisinya Safa melihat suaminya berada di samping rumah dekat garasi, Safa mendekat akan berpamitan lebih dulu.

Sebelum Safa mendekat Cakra sudah menyadari kehadiran istrinya dari wangi perfume milik Safa.

"Mau pergi sekarang?" tanya Cakra menatap istrinya.

"Iya, kamu lagi ngapain?"

"Ngasih makan burung, kayaknya aku bakal nambah lagi. Gimana menurut kamu sayang?" tanya Cakra.

"Ya terserah kamu asal dirawat, anak-anak pasti seneng liat burung Papanya banyak," ucap Safa.

"Uhm." Cakra mengangguk, "kamu tenang aja, anak-anak pasti aman sama aku."

"Iya, aku hari ini mau jadi gadis dulu. Haha," ucap Safa tertawa, "mobilnya udah siap tuh, Mama pergi dulu ya Pa," ucap Safa mendekat mencium pipi suaminya.

Cakra melambaikan tangan mengamati mobil ditumpangi istrinya melaju, ia membereskan makanan burung dan meletakkan sangkar kembali ke tempat semula.

Sebelum memasukki rumah Cakra mencuci tangan lebih dulu dan menuju kamar untuk berganti pakaian.

Di ruangan bermain terdengar suara nyanyian dari smart tv dan celotehan anak kecil, tangan kecil ini begitu lincah memindahkan dan menumpuk balok membuatnya menjadi tinggi.

Kedua matanya tertuju pada televisi seraya kepala menggangguk-angguk.

"Hiyaah," gumamnya berdiri dari duduk sendiri dan menari mengiringi lagu yang terputar.

"Aka! Dancing!" ucapnya dengan penuturan kata belum jelas, bayi kecil ini tersenyum senang sembari menggoyangkan tubuhnya.

"Aka! Aka!" panggilnya lagi.

"Kakak lagi makan sebentar ya," ucap pengasuh sedang menyuapi Shaka, bayi laki-laki ini sibuk mengunyah makananya sembari menatap Cila aktif menari.

"Nari sama Mbak mau?" tawar perempuan berjaga di dekat Cila.

Safaluna Cakrawala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang