___ *** ___
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Srettt!
Suara nafas tak beraturan, keringat membasahi seluruh tubuh Cakra tapi tetap saja ia belum merasakan lelah.
Jam menunjukkan pukul 2 pagi, jika memang tidak bisa tidur Cakra akan terjaga semalaman. Saat ini Cakra mencoba tidak mengonsumsi obat tidur, dokter menyarankan beberapa metode agar Cakra dapat tertidur tapi semuanya sia-sia.
Cakra melepas sarung tinjunya, terduduk di kursi meneguk sebotol air sampai habis lalu menatap keadaan kamarnya begitu sepi, Cakra mengambil handphone melihat pesan yang dikirimnya hanya dibaca oleh Safa.
Meskipun tidak pernah dibalas, Cakra sangat bersyukur Safa mau membaca pesannya.
Suara air keran terdengar mengisi bathtub, Cakra meraba suhu air cukup dingin untuk mandi pada dini hari tapi tidak apa-apa, tidak akan ada artinya.
Cakra masuk ke dalam bathtub, kulitnya langsung bereaksi merasakan air dingin namun lama kelamaan tubuhnya bisa beradaptasi. Cakra memejamkan mata menikmati sensasi dingin mulai menjalar sampai kepalanya.
Dibanding memikirkan masa lalu yang kelam kini Cakra lebih suka membayangkan Safa. Bagaimana gadis itu mengoceh, memanggil namanya, tersenyum, dan berteriak, semuanya terekam di otak Cakra. Setidaknya dengan bayangan itu membuat Cakra termotivasi untuk sembuh agar bisa kembali bersama istrinya.
***
Di perusahaan, Cakra mendapatkan kabar jika Zafran akan mampir ke perusahaannya. Cakra mempersilahkan Zafran masuk tidak hanya Zafran tetapi juga ada Alisya.
"Mau minum?" Tawar Cakra.
"Gak usah, kita disini cuman sebentar," jawab Alisya dengan wajah datar lalu menyenggol Zafran agar segera berbicara.
"Lo pasti udah tau apa tujuan gue dan Alisya datang ke sini," ucap Zafran menatap Cakra duduk di hadapannya.
"Saya tidak tahu."
Alisya terkekeh, "gue lama-lama muak liat muka lo, denger Cakra. Gue kesini mau lo dan Safa bercerai!" Tegas Alisya.
"Safa yang mau seperti itu?" Tanya Cakra berusaha tetap tenang.
"Itu mau keluarga kita, dari kejadian kemarin udah ngebuktiin kalau lo bukan suami yang baik. Gue gak akan sudi adek gue nikah sama cowok gila psikopat kayak lo!" Maki Alisya, setiap melihat wajah Cakra bahkan mendengar nama saja darah Alisya langsung mendidih.
"Saya tidak akan menceraikan Safa," ucap Cakra menatap Alisya.
Alisya tertawa, "lo fikir kelakuan lo bisa dimaafkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Safaluna Cakrawala (END)
Teen FictionSafaluna Anum Kaityln gadis berparas cantik ini dijodohkan dengan pria 10 tahun lebih tua darinya, lelaki itu bernama Cakrawala Atharrayhan seorang pengusaha yang sama sekali tidak percaya dengan cinta. Safa yang lelah terus menghadapi tugas akhir k...