part 42 - Perform
"kita panggil lagi ya guys, mungkin lagi dandan mereka. Biasalah cewek, repot hahaha. Penampilan berikutnya dari perwakilan kelas 11-MIPA 1!" panggil Brian dengan lantang.
"gimana nih Al, udah panggilan kedua. Kalo kita nggak segera naik, kita akan di hapus dari urutan acara" kata Winnie dengan tangan memegang pelipisnya.
Mereka bertiga melihat ke arah Aleea, gadis itu masih setia diam. Mereka tidak tau penyebab kesialan yang menimpa keempat gadis tersebut hari ini, dan akan mereka pastikan untuk menyelesaikannya setelah tampil. Tapi masalahnya, tidak ada jalan keluar dari kesialan itu.
Mereka tidak bisa langsung merubah lagu yang dibawa, karna hal itu sudah terdaftar di urutan acara. Apalagi mereka sudah berlatih lama untuk hari ini, dan akan sia-sia bila diganti begitu saja. Aleea pun berjalan kearah panggung saat hampir mendengar panggilan yang ketiga, sedangkan ketiga sahabatnya beraut wajah bingung.
"Apa yang akan kau lakukan, Al?" tanya Winnie pelan.
Gadis di atas panggung itu disambut baik oleh MC. "nah ini dia bintangnya, tapi kok hanya satu? Disini terdaftar band, harusnya minimal 3 anak. Dimana lainnya?"
Aleea tidak banyak bicara dan mendekat pada Brian, untuk berbisik. Pria tersebut sadar dan menjauhkan mikrofon nya, ada keheningan singkat disana. Hingga sang MC memutuskan mengangguk, lalu menyerahkan mikrofonnya pada Aleea sembari pergi dari sana.
Dilain sisi tepatnya pada geng BelPorsche, para pria itu sedang duduk di kursi yang bisa dikatakan VIP. Karna berada dalam jarak yang tidak terlalu jauh dari panggung, dan disana ada sofa empuk beserta cemilan dan minuman.
"apa yang dilakuin Aleea? Terus yang lainnya kemana?" tanya Leo bingung.
"mungkin masih di dalem, sabar woy. Cewek tuh butuh waktu, gercep banget kalo urusan Delcy" sahut Alex dengan mengunyah makanan ditangannya.
"kira-kira apa yang mereka tampilin? Sial, kita nggak tau dan nggak dikasih bocoran" kata Elliot dengan kesalnya.
"kenapa dia hanya berdiri aja disana?" tanya Ravel tiba-tiba menyahut.
Lalu beberapa menit kemudian terdapat keheningan, hingga semua alat musik disingkirkan dengan Aleea yang masih berdiri di tempat. Para osisi bagian persiapan, segera mengambil semua peralatan dan menggantinya dengan kebutuhan gadis itu.
Terkesan lama, dan terasa lambat bagi para pria itu. Karna mereka sangat menunggu penampilam gadis-gadisnya, ada sedikit rasa kesal tapi mereka tahan untuk lebih menunggu lagi. Dan berikutnya setelah penantian yang dirasa lama itu, mereka melihat satu alat musik yang tidak asing.
"itu kan piano, kenapa di taruh disana?" tanya Leo dengan menunjuk alat musik yang dikenalnya.
"Just, apa Aleea bisa main piano?" tanya Ravel yang berada dekat dengan sahabatnya itu, tapi saat melihat wajah yang sama terkejutnya dari Justin. Ravel yakin, bila jawaban dari pria itu adalah tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NAIAD (transmigrasi) {END}
Fantasy[FOLLOW SEBELUM BACA] [TRANSMIGRASI-FANTASY STORY] Ini adalah kisah keempat gadis biasa yang menemukan banyak petualangan melalui beberapa buku. Kehidupan sekolah mereka yang biasa, seolah berubah total menjadi misteri. Romansa, teori bahkan rinta...