part 87 - Rencana Liana

263 27 1
                                    

part 87 - Rencana Liana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 87 - Rencana Liana

Elina sedikit menunjukkan wajah ketakutannya, karna ia tidak bisa mengeluarkan kekuatannya tanpa aliran media. Dan Delcy sepertinya menarik kekuatannya, sehingga Elina tidak bisa berbuat apapun. Yah, dirinya hanya bisa pasrah saat ini. Ia tidak akan menyalahkan para sahabatnya, karna ia juga tau mereka harus melindungi diri untuk rencana yang disusun.

"oh ayolah jangan jadi lemah! Aku bahkan belum menyiksa mu" kata Lisla sembari mengeluarkan sesuatu dari tangannya.

Lalu sebuah cambuk berwarna emas muncul di tangannya, begitu panjang dan sangat tajam. Elina sedikit menyeret dirinya mundur untuk menghindar, tapi Lisla menyadarinya.

"kau mau kemana? Aku belum mulai, Elly" kata Lisla dengan senyuman menjijikkannya.

Elina hanya menggelengkan kepalanya sembari tetap menyeret mundur dirinya, tapi gadis itu tidak mengucapkan sepatah katapun. Lisla hanya melakukan cambuknya tanpa banyak bicara, ia terlihat tersenyum senang.

"Akh!" teriak Elina kesakitan, dan Lisla semakin senang itu.

Cambuk tersebut tidak meninggalkan luka, ia menyerang pada inti kekuatannya. Yang membuat tubuhnya terasa sakit berlipat-lipat, Elina hanya bisa menjerit dibalik penyiksaan yang terus berlangsung. Terkadang darah segar juga mengalir dari bibirnya, ia sampai memuntahkannya berkali-kali.

"huh, aku sangat puas melakukannya!  Apakah sekarang waktu hidangan utamanya?" kata Lisla tersenyum tajam.

Elina mengernyit sembari menahan sakit, ia tidak paham perkataan Lisla. Tapi wanita itu terus tersenyum, sembari melihat ke arah tangannya. "aku tau, kau memiliki benda legenda itu"

Elina yang mendengar itu menjadi sangat ketakutan, ia pun berusaha melindungi cincin yang berada di tangannya. Lisla pun tertawa melihat reaksi Elina. "oh cincin itu benda nya?"

"aku bahkan tidak tau benda legenda itu, hanya saja aku bisa merasakan aliran lain di tubuhmu" lanjutnya tersenyum puas.

Lisla pun berjongkok untuk mendekati Elina, ia tersenyum sembari berkata. "serahkan padaku, dan aku akan mengampunimu"

Elina yang mendengar itu, langsung berkata tajam. "dalam mimpimu!"

"sial, akan kubunuh kau!" kata Lisla yang langsung menyerang Elina tanpa ampun, tapi gadis itu berusaha menahannya.

Air matanya terus keluar, perasaan menyakitkan ini tidak bisa ia tahan lagi. Elina hanya ingin pulang! Tapi mengapa ia harus melalui hal sekejam ini? Ini sangat menyakitkan baginya! Tubuhnya seolah terpotong menjadi lebih dari satu bagian.

Ia sudah tidak tahan lagi, Elina ingin menyerah! Ia ingin tertidur dan melupakan rasa sakit ini. Tapi saat Elina mempunyai pikiran tersebut, rasa menyakitkan itu berhenti. Ia pun membuka matanya perlahan untuk melihat ke arah Lisla, dan disana Elina melihat Winnie telah datang membantunya!

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang