part 13 - Ruang

1.2K 75 2
                                    

part 13 - Ruang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 13 - Ruang

Gadis terpejam tersebut merasakan sebuah cahaya yang menyilaukan, ia pun membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan pencahayaan itu. Gadis itu terduduk saat menyadari tempat asing yang ia tempati saat ini, ia menatap bingung sekitar.

"aku dimana?" tanya nya lirih sembari menulusuri setiap inci di ruangan besar itu, serba putih yang hanya terdapat ranjang dan sebuah pintu disana.

Saat gadis itu akan turun dari ranjang, pintu berwarna putih tersebut dibuka. Ia mengenali orang yang memasuki ruangannya, sahabat yang ia khawatirkan ada disana. Berdiri dengan senyuman sembari membawa sebuah nampan, ia berjalan ke arahnya.

"Wina!" panggilnya sembari terkejut mendengar panggilan itu, ia terdiam sesaat. "ak-aku bisa menyebut namamu, Win"

"iya, kita bisa melakukannya disini. Kita bisa menjadi diri kita sendiri disini" kata gadis yang membawa nampan itu, lalu duduk di pinggir ranjang.

"aku mengkhawatirkanmu Win, ada apa denganmu?" tanya Dewi kemudian, gadis di depannya ini hanya diam. "aku juga nggak tau, saat dengerin kalian cerita tiba-tiba semua gelap lalu aku berada disini"

"sama seperti Liana" gumam Dewi, ia menatap sahabatnya itu. "apa kita bisa kembali?"

Wina terdiam mendengar perkataan Sahabatnya itu, ia menatap sendu ke arah Dewi. "untuk apa kembali?"

"maksudmu? Kau ingin tetap disini?" kata Dewi bingung dengan gadis di depannya ini, sedangkan Wina mengangguk. "disini kita bisa bebas dan nggak merasa tertekan, jadi buat apa kembali?"

Dewi yang mendengar itu, menatap serius ke arah Wina. Sembari memegang bahu gadis itu, ia menatap lekat ke arahnya. "dengar Win, kita harus keluar dari semua ini dan kembali kekehidupan kita. Sadarlah dengan tujuan utama kita!"

Wina menunduk, ia terdiam sangat lama. Hal itu membuat Dewi menunggu sembari berpikir dan menghubungkan segalanya, tapi beberapa detik kemudian ia mendengar suara isakan tangis. Dewi pun mengangkat wajah Wina, dan benar saja gadis itu menangis.

"kenapa kau menangis, Win?" tanya Dewi kaget, sedangkan Wina menggelengkan kepalanya cepat. "aku tidak apa"

"hei, ceritakan saja. Kita sahabat, dan kita harus berbagi apapun itu. Rahasia mu akan aman kok, karna kita berada dalam kondisi yang sama" kata Dewi sembari mengelus lembut pundak Wina, gadis itu terdiam beberapa menit.

"ini terlalu berat" jawab Wina kembali terdiam, Dewi masih mendengarkan. "aku tidak bisa melakukan misi itu"

Dewi pun terdiam dengan pikirannya, ia memikirkan kembali kejadian sebelumnya. "apa semua ini karna Ravel?"

Wina mengangguk pelan, jujur ia merasa risih dengan anggota BelPorsche. Tapi demi rencana mereka yang belum tentu berhasil, ia harus mendekati Ravel. Salah satu dari anggota BelPorsche, dengan suasana berisik dan selalu berpusat padanya bila ia berdekatan dengan pria itu.

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang