part 28 - Juseea 2

655 43 0
                                    

part 28 - Juseea 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 28 - Juseea 2

Merasakan gadis disebelahnya yang mulai pucat ketakutan karna pria paruh baya di depannya ini, Justin tersenyum tipis sebelum menjawab perkataan dari orang tua gadisnya.

"Aleea sama aku, om" kata Justin dengan sopannya.

Seketika suasana rumah menjadi hening, ayah dari Aleea terlihat menimbang perkataan Justin. Tapi tidak perlu terlalu lama, karna sepertinya sang ayah sudah sangat mempercayai tunangan putrinya ini.

"kalau gitu jaga putriku" jawab ayah sembari menepuk pundak Justin.

Bagaimana dengan Aleea yang masih disana? Tentu saja ia terkejut dengan mulutnya yang dibuka sedikit, hanya dengan perkataan Justin ayahnya langsung luluh. Gadis itu tau, di novel ayah Aleea dikenal sebagai pria yang dingin dan sangat overprotective pada putrinya.

Tapi bila berhadapan dengan keluarga Zanxavier yaitu keluarga Justin, maka ayahnya akan sedikit bersikap ramah. Hal ini mengingat hubungan baik yang dijalin dari kedua keluarga itu, apalagi Justin selaku anak sahabatnya sekaligus tunangan putrinya. Kekuasaan memanglah berpengaruh di dunia ini.

"kami pamit pergi dulu, tante-om" kata Justin dengan senyum tipis pada kedua orang tua Aleea, hal ini menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

Aleea pun pergi mengikuti arah jalan Justin, ia berjalan dengan posisi di belakang pria itu. Buku catatannya juga dibawa dengan baju rumahan yang masih melekat di tubuh gadis itu, sore hari yang sejuk juga menemani perjalanan mereka. Tanpa banyak bicara keduanya kini sudah berada di dalam mobil dengan kecepatan rata-rata, suasana mobil juga sepi.

"makasih udah mau nganterin" cicit Aleea kecil berusaha untuk tidak terdengar.

Tapi sepertinya indra pendengaran Justin sangat tajam, karna sekarang ia sedang mengeluarkan senyum tipisnya. "kalo mau ngomong tuh yang keras biar orangnya denger "

Aleea pun membuka lebar matanya, dan melihat sekilas ke arah Justin. "Nggak, siapa yang ngomong?"

Justin yang melirik ke arah pipi gadis itu pun tersenyum, warnanya sudah semerah tomat meskipun Aleea berusaha menyembunyikannya. Hanya mengatakan terimakasih saja gadisnya sudah malu, sebesar itukah gengsi seorang Aleea?

"kalo nggak ngomong, kenapa malu?" tanya Justin melirik gadis itu dan kembali fokus pada jalanan.

"nggak ada yang malu! Udah kau fokus aja nyetir" kata Aleea menatap tajam pria disebelahnya.

Justin menyeringai tipis mendengar hal itu, ia pun memutuskan untuk fokus menyetir. Suasana dalam mobil terasa sepi, jarak rumah Elina tidak terlalu jauh. Tapi dikarnakan ada beberapa jalan yang ditutup, hal ini membuat Justin mengambil rute memutar yang menghabiskan waktu. Aleea terlihat menatap jendela drngan segala pertanyaannya, sesekali ia melirik ke arah Justin yang menyetir.

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang