part 24 - Cerita

724 42 1
                                    

part 24 - Cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 24 - Cerita

Semua menatap ke arah Elly yang masih diam, gadis itu sadar arah pembicaraan ini. Ia memejamkan mata sebelum mengatakannya, dan menghembuskan nafas singkat. "okay-okay, akan ku ceritakan mimpi itu"

"ini mungkin terdengar sedikit brutal dan ehm kejam" lanjut Elly sedikit memelan, Dewi pun semakin mendesaknya. "udahlah ceritaiin aja"

"iya, jadi gini. Saat aku nungguin Wina yang pingsan waktu itu, tiba-tiba semua jadi gelap dan aku berada di tempat asing. Ada banyak salju dan es disana, suhu nya juga menurun drastis. Karna baju sekolah yang aku pakai tipis tuh, aku hampir terkena hipotermia" kata Elly mengingat-ingat.

"tapi aku selamat, karna ketemu sama perempuan cantik. Tapi tubuhnya setengah burung tanpa sayap, kan otomatis takut plus kaget tuh aku. Jadi aku teriak sambil semakin mundur berusaha melarikan diri, namun wanita itu membekap mulutku. Ia menyuruhku untuk diam dan nggak berisik, ia berjanji juga nggak akan nyakitin aku" lanjut Elly.

"yaudah aku nurut ajalah ya, lagian aku juga kedinginan. Singkat cerita aku dibawa ke rumah wanita itu, diberi makan, pakaian, udah pokoknya baik banget dah. Tapi setelah sekitar 2-3 harian, pada rame tuh malem-malem di depan rumah wanita yang aku tumpangi tadi" kata Elly dengan wajah kesalnya.

"ternyata lagi ada perayaaan, pesta rakyat gitu. Tapi mereka bukan bersenang-senang, perilaku mereka udah kayak hewan buas. Saling membunuh atau menyerang, katanya untuk diberikan tumbal pada glitser es agar nggak cair. Kan gila tuh, glitser cair kan karna globalisasi tapi mereka percaya harus ngasih tumbal" lanjut Elly.

"aku juga saat itu nggak tau apa-apa, eh si wanita itu ternyata nampung aku karna ada maksud. Dia mau ngasih aku biar jadi tumbal, sedangkan wanita itu dapet imbalan besar. Aku diseret paksa malam itu terus juga diiket, tapi aku berusaha kabur. Yakali mau dijadiin tumbal, aku larilah tanpa orang-orang itu tau" kata Elly dengan wajah santai.

"nah terus saat dirasa udah jauh, aku pingsan kayaknya di atas es itu. Dan pas bangun, taunya udah dirumah aja. Gitu cerita singkatnya sih" lanjut Elly sembari mengangguk pelan

Ketiga gadis itu mendengar cerita Elly dengan tatapan kasihan, bahkan Wina juga Dewi hampir meneteskan air matanya. Elly yang melihat itu tentu kaget dengan perilaku para temannya, ia juga hampir ikyt menangis tapi ditahannya.

"hei, kalian kenapa? Aku nggak apa, lagipula itu udah berlalu" kata Elly mengelus sahabatnya.

"kau mengalami hal itu sendirian, mungkin jika aku lebih cepat sedikit-" kata Dewi dengan air mata yang jatuh.

"Wi, udahlah gak apa. Aku berterimakasih padamu karna menyelamatkanku hari itu, nggak perlu menyalahkan dirimu" kata Elly dengan senyum sendu nya.

"harusnya aku yang nyelamatin kamu saat itu" kata Wina ikutan menangis.

"udahlah semua, itu udah berlalu. Nggak perlu ditangisin lagi, kalian kok jadi cengeng gini sih?" kata Elly sembari tersenyum lembut pada kedua temannya itu.

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang