part 70 - Ravnie Moment

316 23 0
                                    

part 70 - Ravnie Moment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 70 - Ravnie Moment

Winnie kembali melirik ke ujung matanya, dan ia melihat Ravel terdiam dengan pandangan dinginnya. Oh, itu sangat membuatnya merinding. Tatapan tajam Ravel seolah membuatnya merasa terintimidasi, apalagi atensi seluruh orang menatap ke arahnya.

Akh! Winnie merasa bingung dan gugup sekarang!

Apa yang harus ia lakukan?

Ohh, tatapan itu sungguh menyiksa batinnya!

Ia sangat tertekan sekarang!

Aleea yang memperhatikan tingkah Winnie pun mengambil alih percakapan, karna melihat sikap Winnie. "ahh, aku lupa. Kau bilang padaku tadi kalo nggak enak badan ya?"

Winnie langsung mengangguk tanpa berpikir panjang, ia menatap tepat ke mata Aleea. "yaudah, selamat istirahat Win"

Delcy dan Elina yang mendengar itu menyahut secara bersamaan. "Winnie sakit apa?"

"emang sakit apa?" tanya Elina berdiri, tapi tatapan Aleea seolah mengisyaratkan sesuatu. "dia cuma nggak enak badan aja"

Delcy hanya berspekulasi ada sesuatu tentang Winnie, dan ia tidak diperbolehkan Aleea untuk mengetahui lebih lanjut. Akhirnya gadis itu hanya bisa berkata. "kalo gitu cepet sembuh Win"

Sedangkan Elina yang bingung hanya mampu terdiam dengan pertanyaan, dan tatapan Delcy bertemu pandang dengannya seolah menyuruh dirinya untuk melakukan hal yang sama.

Lalu Elina mengalihkan pandangan pada Winnie, sembari tersenyum lembut. "tidur aja, Win. Cepet sembuh!"

Winnie tersenyum menanggapi respon itu, lalu ingin beralih pergi. Dan detik berikutnya ia benar berjalan menjauh dari ruang makan, sembari menuju kamarnya dengan langkah berat. Gadis itu menghembuskan nafas lega, saat bisa lepas dari pengaruh intimidasi Ravel.

Tapi perasaan itu tidak bertahan lama, karna di kejadian berikutnya tangan Winnie terasa ditarik dari belakang. Semua berlangsung begitu cepat, ia tiba-tiba masuk ke dalam kamar kosong karna sebuah tarikan. Pintu ditutup rapat, dan tubuhnya dihempaskan ke belakang pintu dengan cepat.

Rasa perih dan terkejutnya tidak bisa Winnie tahan, ia pun meringis dengan keluhan. Saat matanya bertemu tatap dengan mata gelap itu, tubuhnya seketika menegang dengan perasaan bercampuran.

Sosok yang ia hindari, sosok yang membuat dirinya terintimidasi. Sosok yang mampu membuatnya tidak berdaya, dan terkadang merasa takut! Ravel Eric Royaley, oh mendengar namanya saja membuat Winnie tidak ingin mendekatinya.

Tapi sekarang pria itu berada dihadapannya, dengan tatapan mata yang —uhh—tidak bisa ia definisikan. Pandangannya menajam dengan raut wajah dingin, dan ia merinding menatap pria itu.

Akhirnya naluri gadis itu mengatakan untuk cepat keluar, dari bayang-bayang pria dihadapannya ini. Winnie pun memutuskan untuk merapat pergi lewat sisi samping Ravel yang terbuka, tapi tangan pria itu menahannya dikedua sisi. Sehingga sekarang ia berada dalam batasan Ravel dan pintu, bahkan tidak ada jalan keluar yang bisa ia temukan. Winnie terjebak!

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang