EPILOG - Mengingat Kembali

982 54 11
                                    

EPILOG - Mengingat Kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

EPILOG - Mengingat Kembali

Di pagi hari yang cerah, seorang gadis terlihat bergeliyat di ranjangnya. Mata lentik itu terbuka perlahan, ia mengerjap dengan cepat. Penglihatan kamarnya adalah nuansa ruangan yang sangat dikenalnya, berwarna putih dengan sentuhan kelabu. Ia pun memilih merenggangkan tubuhnya, sembari menguap.

Lalu tangannya beralih pada ponsel yang terletak di sampingnya, ia menyalakan layar tersebut. Dan betapa terkejutnya, jam menunjukkan bahwa dirinya bangun terlambat.

"Wah, telat!" kata Elly bangun langsung dari ranjangnya. Tapi tidak berselang lama, suara dari arah luar memanggilnya.

"Elly, ayo bangun!" seru suara yang sangat dikenalnya.

"iya, ma. Ini Elly udah bangun" kata gadis itu menyiapkan peralatan mandinya.

Elly memilih menaruh kembali alat mandinya dan melakukan peregangan sebelum ke kamar mandi. Oh, badannya terasa kaku seolah ia telah tidur sangat lama. Ia pun memilih mandi dan bersiap, tapi sebelum itu gadis itu menyadari sesuatu pada tangannya.

"cincin? Sejak kapan aku punya cincin?" tanya Elly yang cukup takjub dengan desain perhiasan itu.

"kok cantik banget, apa ini punya mama?" gumamnya lagi.

Tapi setelahnya, ia kembali tidak peduli dan memilih untuk mandi lalu bergegas berangkat sekolah. Gadis itu tidak lupa melepaskan cincinnya, karna ia takut akan hilang disaat dirinya diguyur air nanti.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Elly pun bersiap turun dan mengambil sarapan. Ia melihat ibundanya yang sudah siap di meja makan minimalis itu, dengan ayah dan beberapa adiknya.

"ayo sini makan dulu" kata Ibundanya.

Elly hanya menurut dan duduk disana, lalu mengambil nasi dengan lauk-pauk untuk sarapan. Ia pun makan dengan sedikit terburu-buru, sesekali dirinya juga mendapat teguran.

Tapi tidak ia pedulikan, dan seperti biasa adik-adiknya akan selalu berisik. Elly akan mengabaikannya untuk saat ini, karna sekolahnya lebih penting. Namun mereka kemudian berseru, sembari melihat tangan Elly.

"kak, itu apa?" tanya salah satu diantara keduanya.

Sang ibunda pun menyahut. "cincin dari siapa itu El?"

Elly malah menjadi bingung dengan pertanyaan itu. "loh, ini bukan punya mama?" 

"mamamu nggak pernah punya cincin kayak gitu" kata sang ayah menyanggah.

"lah kalo gitu ini punya siapa?" tanya Elly bergumam.

"kenapa El? Punya siapa itu?" tanya sang ibunda menepuk anaknya.

"Elly nggak tau, ma. Mungkin punya salah satu temen, Elly" jawab gadis itu dengan senyum ramahnya.

Lalu ia menghabiskan sarapannya, dan pergi pamit untuk berangkat ke sekolah. "ma, pa, Elly berangkat"

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang