part 76 - Kita Putus

417 26 5
                                    

part 76 - Kita Putus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 76 - Kita Putus

Aleea yang menyadari perubahan raut wjaha dari Winnie, mulai mengernyit heran. Sahabatnya itu tidak terlihat baik, saat Elina mengeluarkan usul nya. Ia pun menjangkau tangan Winnie, dan berusaha untuk Aleea genggam.

"Win, apa kau nggak apa?" tanya nya.

"nggak apa, Al" balas Winnie dengan senyuman.

Gadis itu terlihat berhenti sebentar, saat memantau perubahan raut wajah Delcy dan Elina yang terlihat bingung. Ia membuang nafasnya pelan, lalu mengangguk begitu saja.

"kalo gitu tenang aja, nanti aku tanyakan ke Ravel" kata Winnie tersenyum kecil.

"nah, bagus! Sekarang udah beres" kata Elina berseru senang.

Delcy pun menyahut perkataan temannya itu. "okay, berarti Aleea mengurus Alice. Lalu kak Jessica dengan Elina, dan Winnie akan tanya ke Ravel"

Elina mengernyit mendengar perkataan Delcy. "kau sendiri?"

"aku, cari suara yang tersisa" jawab Delcy seolah mengetahui maksud sahabatnya itu, dan Elina mengangguk saja.

"eh, tapi gimana cara buktiin kalo kita memang nggak salah target?" tanya Elina kemudian.

Mereka terdiam, karna tidak ada yang memikirkan hal itu sebelumnya. Namun Aleea seolah teringat sesuatu, dan gadis itu langsung menyahut.

"air, dengan air!" sahutnya, ketiga gadis lainnya mengernyit bingung.

Aleea pun berkata lagi. "kalian ingetkan, yang aku ceritakan? Di toilet rumah sakit?"

"kapan kau cerita dah?" tanya Delcy yang mengerutkan dahi, dan ternyata respon kedua temannya juga sama.

Jadi Aleea hanya bisa menghembuskan nafas kasarnya. "saat dikasih batu ruby itu, aku lihat kran air menyala dan salah satu suara bilang. Kalo air itu kekuatanku, yang artinya suara-suara itu juga akan bereksi dengan air"

"jadi, maksudmu?" tanya Elina memandang Aleea, dan gadis itu melanjutkannya. "yah jadi, kita gunain kekuatan kita dan air! Kalo dia merespon berarti target kita bener"

Kali ini Winnie yang menyahut, ia mengangkat sebelah alisnya. "apa kau yakin suara itu akan merespon? Kalo nggak, rahasia kita pasti akan ketahuan Al"

"menurut feeling-ku sih gitu, lagian jiwa mereka cuma terperangkap kan? Karna buktinya kekuatan mereka masih bisa terasa" jawab Aleea menggendikkan bahu.

"iya, eksistensi kekuatan mereka masih ada dan aku pernah merasakannya" seru Elina mengangguk.

"yaudah kalo gitu, kita tinggal incar lalu kelar deh masalah" balas Delcy santai.

"eh tapi inget, jangan sampai rahasia kita terbongkar. Tetap simpan dan jaga dengan baik" kata Aleea serius, lalu ketiga gadis lainny mengangguk.

Okay baiklah, setelah ini Winnie harus mempersiapkan semuanya sebelum ia bertanya pada Ravel saat pulang sekolah nanti. Tidak apa, semua akan baik-baik saja. Ravel tidak semenyeramkan itu, Winnie harus bisa mengendalikan rasa takutnya!

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang