part 46 - Ramalan

412 29 0
                                    

part 46 - Ramalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 46 - Ramalan

Elina yang mendengar itu pun menjadi penasaran, ia percaya dengan perkataan sahabatnya tapi dilain sisi ada perasaan janggal pada penjelasan yang dikatakan sahabatnya itu. "lukisan apa?"

Aleea hanya berjalan lurus untuk menuju lukisan yang pertama ia lihat tadi, dan Elina hanya mengikuti gadis itu. Hingga tibalah di 3 lukisan besar yang Aleea lihat, Elina pun meneliti lukisan-lukisan tersebut.

"ini?..." kata Elina sembari maju ke depan untuk melihat lebih jelas, lalu matanya tertuju pada ukiran emas yang terpatri di dinding. Tulisan kecil yang pernah Aleea baca, kini menarik perhatian Elina.

Gadis itu terus berjalan, menuju lukisan selanjutnya seperti gelagat Aleea tadi. Sedangkan sahabatnya tersebut hanya terdiam, dan melihat Elina yang masih fokus pada lukisan.

"ini lukisan apa?" gumam Elina sembari terus membaca papan emas di bawah lukisan.

Ia terus berjalan mengikuti naluri, sembari membaca setiap bait tulisan kecil itu. Hingga sampai pada lukisan ketiga, gadis tersebut selesai dengan kegiatannya. Lalu dengan pandangan kosong pada pemikirannya, ia pun menatap Aleea yang masih sama ditempatnya.

"apa kau paham sekarang, El?" tanya Aleea dengan melangkah mendekati Elina.

Gadis itu hanya diam sembari mencerna semua tulisan tadi, dan seluruh memorinya. "berarti, selama ini—dia bukan—Lisla"

"aku nggak begitu yakin, tapi yang pasti kita harus memastikannya dulu" balas Aleea.

"kalo gitu, gimana cara pastiinnya?" tanya Elina dengan menatap sekitar, dan atensinya jatuh pada buku yang berada di kotak kaca.

Elina pun menghampirinya dengan perasaan bertanya-tanya, ia mengotak-atik kotak kaca itu dengan harapan bisa terbuka. Tapi ia menemukan gembok yang terkunci, dengan rantai besi yang melilit. Gadis itu berusaha membuka paksa, dan tetap saja tidak terbuka.

"aku udah mencobanya tadi, dan itu nggak akan bisa terbuka" kata Aleea yang ternyata dibelakangnya.

Elina pun tanpa sadar melihat ke arah kunci yang berada di celah lemari, ia berjalan cepat untuk meraih kunci tua yang tidak terlalu tinggi itu. "apa mungkin ini kuncinya?"

Aleea yang melihat itu langsung terdiam, ia tidak menyadari keberadaan kunci tersebut. Karna kunci tua itu berwarna coklat gelap, lalu bersembunyi di cela dinding dan Lemari buku. Apalagi tempatnya redup, hal tersebut membuatnya tidak begitu memperhatikan.

Elina pun mencoba kunci itu pada kotak kaca, ternyata belum sampai memasukkannya ia terdiam dan berkata. "lubang kuncinya beda"

Aleea ikut mendekat, dan melihat kepala kunci tersebut seperti bentuk mata angin. Sedangkan lubang kuncinya berbentuk biasa, dan hal itu yang membedakannya. Elina pun mengembalikan kunci tersebut dengan rasa kesalnya, tapi dia menemukan benda lain disana.

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang