part 92 - Perpisahan (END)

915 35 8
                                    

part 92 - Perpisahan (END)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 92 - Perpisahan (END)

"El, kau kenapa nangis?" tanya Alex khawatir, saat melihat Elina mulai menitikkan air mata.

Lalu gadis itu melihat ke arah sahabatnya, seolah meminta persetujuan. "boleh aku meluk Alex sekali aja?"

Dan ketiganya mengangguk dengan hati yang sesak, mereka berjalan ke arah para pria itu dengan air mata yang berusaha ditahan. Elina yang mendapat persetujuan akhirnya berlari begitu saja, dan langsung memeluk Alex yang terkejut.

"hei, ada apa? Kenapa nangis?" tanya Alex perhatian, tapi Elina hanya menggelengkan kepalanya.

"hei, apa kau juga ingin nangis?" tanya Leo pada gadis di depannya.

Lalu Delcy juga menghambur di pelukan pria itu, ia sudah tidak bisa menahan lagi air matanya. Delcy rasa, ia banyak menangis seharian ini. Tapi dirinya tidak peduli lagi, perasaan ini sangat sakit. Bahkan Delcy merasa seolah dirinya tidak bisa bernafas, begitu sesak hingga membuatnya mual.

"bagaimana aku harus memanggilmu, hm? Delcy atau Dewi?" tanya Leo sembari mengusap puncak kepala gadis itu.

"panggil aku Dewi" jawab Delcy serak parau, dan Leo hanya mengangguk sembari menenangkan gadisnya.

Berlaih pada Aleea yang menatap datar ke arah Justin, ia terlihat menyembunyikannya dengan baik. Dan pria itu tau, bahwa gadis di depannya ini sedang menahan sesuatu. Justin pun menghampiri Aleea, sembari mengusap puncak kepala gadis itu.

"ada apa, hm? Aku gak suka dengan tatapanmu" kata Justin lembut dengan tajam.

Tapi Aleea tidak menjawab, ia hanya terus menatap ke arah Justin. Akhirnya pria itu mulai mengusap pipi Aleea dengan sangat pelan, hal ini membuat air matanya yang kurang ajar jatuh begitu saja. Justin tentu sangat kaget dengan ini, karna ia tidak pernah melihat gadis itu menangis.

"hei, Liana. Kenapa, hm? Ada apa?" tanya Justin menyebut nama asli gadis itu.

Hal ini membuat Aleea semakin kencang dalam menangis, tapi suara itu berusaha ditahannya. Tidak ada isakan tangis, hanya ada air mata yang terus berjatuhan. Ia pun memukul keras dada Justin yang berusaha memeluknya, mendorongnya untuk menjauh sekuat mungkin. Tapi pria itu dengan sigap berusaha memeluknya, bahkan mengikat pergerakan Aleea di dadanya.

"aku membencimu" gumam Liana di akhirnya.

Justin yang mendengar itu mengernyitkan tidak suka, ia pun sedikit merenggangkan pelukannya. Sembari menatap gadis cantik di bawahnya, dan Aleea pun mendongakkan kepalanya masih dengan mata yang sembap air mata.

Tapi perilaku tidak terduga Justin mengejutkannya, pria itu mencium bibirnya sedikit kasar. Seperti hukuman manis yang selalu diperoleh Aleea jika berbuat salah, atau suatu hal yang tidak disukai pria itu.

Jujur saja bila dulu, Aleea tidak terlalu menyukainya karna akan membuat bibirnya bengkak. Tapi sekarang, ia mulai bepikir bahwa mungkin saja nanti dirinya akan merindukan sikap egois Justin ini. Aleea pun menikmati sikap pria itu, seolah akan mengingat sosoknya di bagian terdalam hatinya.

THE NAIAD (transmigrasi) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang