part 83 - Pertarungan
Elina berusaha untuk terus memancing Lisla, ia menggunakan alur percakapannya agar wanita itu bisa menyadarinya. Elina pastikan akan memberi pelajaran pada wanita didepannya ini, tapi sial sekali pada ekspresi Lisla yang sangat terkontrol dengan baik itu.
Lisla menampilkan wajah terkejutnya. "benarkah? Kuharap saudariku baik-baik saja. Lalu bagaimana dengan mereka?"
"entahlah, saya juga kurang tau yang mulia. Tapi yang jelas, pembunuh itu sangatlah pengecut karna membantai saat malam hari" kata Elina acuh.
"bila dilakukan di siang hari, saya yakin pembunuh itu pasti akan mati terlebih dulu" lanjutnya melirik Lisla yang sudah menahan amarah.
"oh benarkah kau mengira, dia akan mati duluan?" tanya Lisla masih berusaha tersenyum.
Elina menyukai wajah kesal itu, dirinya seolah bersorak dalam hati. "iya, karna pengecut tidak akan pernah bisa bertarung. Mereka hanya menyerang dari belakang pada lawan yang tidak memiliki perlawanan"
Tapi balasan Lisla membuat Elina mengernyit, wanita itu berkata dengan lembut. "setidaknya seorang pengecut lebih pintar dalam hal membunuh"
"karna ia bisa menghabisi musuhnya diam-diam, tanpa ada yang tau" lanjut Lisla.
Dan detik kemudian, Wanita itu kembali berkata sembari menyiapkan tangan di belakang tubuhnya. "kau tidak perlu bertarung untuk menang, kau hanya perlu melakukan segalanya untuk menang Elly"
"heh, lebih baik kucontohkan langsung" lanjut Lisla yang langsung menyerang dengan kekuatannya.
Wanita itu mengarahkan tangan dengan aliran emas gelap yang mengalir, seperti anak panah yang menusuk Elina dengan cepat. Tapi gadis itu langsung menangkisnya, menggunakan balok es yang dirinya bentuk. Dan berhasil, anak panah itu tidak sampai menembusnya.
Elina menyeringai melihat sifat asli Lisla, yang kini sedang menggeram kesal. "akhirnya kau menunjukkan sifatmu, sialan"
"aku lelah mengajakmu basa-basi, harusnya tunjukkan sifat busuk mu itu lebih awal. Ck, membuatku repot aja" lanjut Elina yang memasang ekspresi jijik dan menyebalkannya pada Lisla.
Tanpa membalas Elina, Lisla langsung membentuk aliran panas yang siap dilempar ke arah Elina. Tapi gadis itu menghindar di saat yang tepat, dan kekuatan panas itu pun membentur karam dibelakang. Elina tentu tersenyum remeh pada Lisla, sembari berkata.
"meleset" ejeknya remeh.
Lisla menggeram marah dan membentu serangan yang lebih besar, ia pun bersiap untuk menyerang Elina. Tapi gadis itu kembali menangkis, lalu menghindarinya.
"oh ayolah, cuma segini? Apa kekuatanmu melemah, huh?" kata Elina dengan wajah bosan.
"diam!" kata Lisla geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NAIAD (transmigrasi) {END}
Fantasy[FOLLOW SEBELUM BACA] [TRANSMIGRASI-FANTASY STORY] Ini adalah kisah keempat gadis biasa yang menemukan banyak petualangan melalui beberapa buku. Kehidupan sekolah mereka yang biasa, seolah berubah total menjadi misteri. Romansa, teori bahkan rinta...