60 | Mimpi

28 2 0
                                    

She said, "Baby, I'm afraid to fall in love.

Microphone terarah ke depan bibir Geo, mengiringnya melantunkan Honesty dari Pink Sweat$. Member lain ada di posisi masing-masing. Namun, yang menemani Geo hanya Reza bersama dengan gitar akustiknya. Singkat-singkat Oza membubuhi lagu dengan tutskeyboard-nya.

"Cause what if it's not reciprocated?"

Vokalis band Areas menduduki cajon, drum box kotak di tengah-tengah ruangan. Di belakangnya, Fero memainkan drum stik seraya menunggu gilirannya.

I told her, "Don't rush girl, don't you rush.

Guess it's all a game of patience."

Akra memandang Geo, menikmati suara raspy cowok itu. Gitar elektrik Akra menubruk pahanya pelan, bergoyang lemah kala leher Akra menoleh, otomatis membuat strap yang menggantung gitar ikut bergerak. Akra kembali fokus ke depan, menggenggam gagang microphone dan mengisi backingvocal Geo.

She said, "What if I dive deep? Will you come in after me?

Would you share your flaws with me? Let me know."

I told her, "Thinking is all wrong.

Love will happen when it wants

I know it hurts sometimes, but don't let it go."

Geo mengangkat wajah yang sedari tadi menunduk, bernyanyi falsetto beroktaf tinggi. Suara rendah Akra menciptakan perpaduan chorus yang lembut.

Cause I want you

I want you

I want, I want you

Gitar elektrik Akra kini ikut bermain. Drum Fero pun diketuk pelan. Alunan keyboardOza menggiring Geo melanjutkan verse kedua.

She said, "What if I tell you all the things I've done?

Would you run away from me?"

I told her, "Baby, we all got bags full of shit that we don't want

But I can't unpack it for you, Baby."

Studio kedap suara itu terus melantunkan alunan musik. Redlight dari tiga kamera yang merekam di tiap sudut menyorot kamar apartemen yang berubah fungsi. Sudah satu setengah tahun Areas menggunakan studio milik Fero ini. Kalau dulu peralatan mereka serba kurang, kini tampilan studio Areas lebih colourful. Campuran biru langit dan putih mengarsiri dinding. Lampu kerlap-kerlip memanjang di tiap sudut. Bingkai foto dari kemenangan pertama mereka kelas dua SMK hingga performance terakhir sebelum lusu sekolah memenuhi studio.

Tanaman hias mungil disisipkan. Awalnya mereka tidak kepikiran buat beli itu, tapi karena Oza yang entah mood-nya lagi melankolis, dia malah berkata dengan manisnya, "Studio kita tuh isinya barang cowok semua. Kita perlu tanaman biar kelihatan seimbang, ada unsur alamnya pas kita bikin video coveran!"

Reza yang sering julid bareng Fero sudah siap mengeluarkan kritikan, tapi karena Geo setuju, ditambah Akra menyebut-nyebut soal penggemar mereka yang kebanyakan cewek dan suka sesuatu natural, Reza jadi kicep.

"Beli sajalah, tidak terlalu mahal kok. Lagian, 'kan, tidak perlu disiram tiap hari. Tidak bakal bikin studio kita kotor. Atau kau mau yang asli, Za?" tanya Akra memanas-manasi Reza.

Cowok itu cemberut. "Tidak, sih, Bang. Ya sudah, beli saja." Ekspresi menyerah dan julid Reza yang belum hilang mencipta kedut tawa di bibir Oza. Geo pun terkekeh.

[END] Dadah, Mama!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang