68 | Alasanku Hadir

40 1 0
                                    

Subway Fastfood masih ramai meski jam makan malam sudah lewat. Jam digital yang berkedip-kedip di dinding atas etalase menu itu menampakkan pukul sembilan malam, terlalu larut untuk disebut dinner. Rapat BEM baru selesai sepuluh menit lalu. Tidak bisa Resan gambarkan betapa laparnya ia. Lelaki itu mengigit suapan ketiga Chicken Teriyaki Sandwich dan geleng-geleng kepala, enak banget!

"Makan, woy! Kuambil loh nanti," tegur Resan kala kesekian kalinya ia melirik Yera, dan posisi cowok itu masih sama: memainkan pipet minuman berkarbonasinya. Raga Yera seakan berada di tempat lain, yang jujur bikin Resan agak kesal.

Yera mengerjap, tersadar telah melamun cukup lama. Resan menggerakkan tangan, isyarat agar Yera segera menikmati roti lapisnya. Yera menurut.

Sayup-sayup suara raspy Kang Seung Yoon mengisi speaker Subway Fastfood. Instrumen klasik dengan lagu ballad itu kian menyuramkan suasana hati Yera. Born To Love You seperti menertawakan keadaannya yang tak pernah bisa lepas dari satu gadis.

The long memories I had with you

Or maybe the pain

Pass by switfly

Yeah, I make mistakes

And though you and I become strangers

Don't worry, actually please do

I'm sorry....

Bagaimana kalau seandainya Yera mengabaikan bisikan Tena soal Velia yang menyukainya? Jika Fial tidak mengkhianatinya sejahat itu, demi laki-laki berandal yang bisa merusak Fial kapan saja, Yera tidak akan sensitif kala mendengar kata suka.

Dia takut sekali pada kemungkinan Velia juga akan menyakitinya.

Velia adalah teman terbaik Yera. Sahabat yang paling dekat dan mengerti segala hal yang Yera suka dan benci. Sebenarnya pun wajar kalau perasaan peduli Velia beranjak ke jatuh hati, tapi Yera tidak mampu saat itu. Kala itu, Yera masih amat terluka.

Yeah, I was born to love you

As more time passes, you can't trust me

And it's hard for me to look on

You're the best mistakes I ever had

I'm sorry. This is all I am

Yera juga kesulitan. Yera pun sama menderitanya ketika tak lagi bisa berbincang akrab dengan Velia. Keberadaan Velia yang selalu menciptakan tawa atas lelucon tidak lucunya ... kehilangan itu sungguh membuat hidup Yera makin kosong.

Dia adalah lentera yang tak pernah padam meski Yera tak peduli apa lentera itu hidup atau mati. Dia menyala sendiri, menerangi diri Yera yang terlampau gelap. Kemana pun Yera pergi, sebesar apa pun kerikil yang menggores lututnya, lentera itu selalu berada di sisinya. Memastikan Yera tidak sendirian. Mengawasi Yera seperti ibu yang sayang berlebihan pada anaknya.

Kenapa aku menyia-nyiakanmu?

How can I possibly forget you?

I was born to love you

But now we hate each other

Dia selalu cantik. Wajah polos dan pucatnya ... masih saja menjadi ukiran terindah yang pernah Yera miliki. Gadis terbaiknya.

Kenapa Yera terlambat menyadari?

Yera benar-benar sayang padanya. Jauh sebelum Velia mengungkap rasa, di tiap cerita heboh Velia dan omelan khas emak-emaknya, ada Yera yang menatapnya tanpa henti. Mengagumi betapa cantik dan menyejukkannya gadis ini.

[END] Dadah, Mama!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang