Mari ucapkan selamat pagi untuk semesta yang hari ini begitu ceria menyambut datangnya sang surya nan gagah. Kicauan burung yang menari-nari dengan riang di dahan pohon. Rabu yang biasanya terasa sumpek dengan hujaman rutinitas monoton, khusus hari ini mungkin akan terasa indah untuk dilewati. Bude Yani asik mengobrol bersama ibu-ibu komplek di depan mobil bak penjual sayur keliling, Om Hendra mencuci mobil Panthernya yang masih terlihat gagah walau sudah dimakan usia, dan empat anak manusia yang sudah duduk rapi di meja makan bersama sepiring nasi goreng buatan si Pinokio. Walaupun Langit tidak jago masak, tapi nasi goreng buatan Langit paling juara.
Esther masih sibuk menandai lembar penelitian penunjang skripsi dengan stabilo warna-warni. Mengabaikan sepiring nasi goreng yang melambai minta dimakan. Skripsinya tinggal dua bab lagi, setelahnya Esther bisa melangkah ke tahap berikutnya. Sudah tak sabar dirinya mengenakan toga dan menyabet gelar sarjana Ilmu Gizi. Membuktikan pada semua orang kalau seorang Esther Laksita berhasil menamatkan pendidikannya di kampus bergengsi di Indonesia.
"Makan dulu ah. Nanti lagi skripsinya," Luna merebut stabilo hijau dari tangan Esther dengan paksa. Gadis dengan hijab hitam dengan polesan make-up natural itu mengerucut dan mulai memakan nasi gorengnya.
"Sur, motor lo mana?"
"Di Studio Horor. Kemarin diajak Bang Saka nemuin konsultan yang mau benerin studio, daripada bolak-balik mending gue suruh turunin rumah," jawab Surya dengan sisa nasi goreng di mulut. Untung tidak muncrat, coba kalau muncrat pasti kena omel si ibu negara.
"Lun, lo beneran udah sehat? Yakin mau ngampus?" Esther memegang jidat Luna. Kemarin Luna sempat demam. Banyak pikiran, ditambah cuaca ekstrem akhir-akhir ini membuat si bayi yang kelihatannya kebal penyakit itu tiba-tiba limbung.
Anggukan kecil tapi penuh semangat itu cukup membuat Esther percaya kalau si bayi sudah benar-benar pulih. Minggu lalu setelah dari rumah Wisnu, gadis yang lebih sering tersenyum itu tiba-tiba pulang dengan air mata bercucuran. Dan yang membuat Esther lebih khawatir adalah Luna pulang bersama bapak ojek online, bukan diantar Wisnu atau Khrisna. Rupanya mereka berdua habis bertengkar. Tapi itu semua dapat diselesaikan dengan damai sebelum laki-laki yang menjadi cinta pertama sahabat Esther itu diwisuda. Esther tahu kalau Luna tak akan sanggup marah terlalu lama dengan Wisnu, apalagi sampai mendiamkan Wisnu berhari--hari. Buktinya, kemarin Luna mengantar Wisnu untuk kembali ke Jerman lagi. Bersama Esther dan Surya, mereka mengantar Wisnu.
"Ther, ceklekin dua kali. Pada pulang malam soalnya," pesan Surya ketika Esther mengunci rumah.
Rabu ini keduanya memutuskan untuk pergi ke kampus bersama. Selain karena motor Surya di Studio Horor, rupanya Esther sedang ingin menghabiskan waktu bersama Surya. Jarang-jarang Esther mau mengekori kemanapun Surya pergi. Sejak semalam, Esther meributi Surya untuk mengantarnya ke bazaar makanan Korea yang ada di Jalan Diponegoro dekat alun-alun kota. Sedangkan Surya selalu mengiyakan apapun yang Esther minta. Mereka ke kampus bersama si putih milik Esther. Gadis itu hanya ada satu mata kuliah dua jam, setelah itu bimbingan skripsi sebentar lalu pulang.
"Gue dua matkul, habis itu bimbingan. Parkir di fakultas lo aja kali ya? Biar gue jalan ke FP aja," usul Surya ketika mereka berhenti di lampu merah. Di depan sana, bisa dilihat seorang pemuda dengan NMax hitamnya sama-sama sedang menunggu lampu berubah warna menjadi hijau.
Esther menggeleng, "Nggak usah. Lo turunin gue aja depan fakultas. Motornya lo bawa, pulangnya gue samperin."
"Yang bener aja lo?"
"Iya ih, beneran. Gue tunggu di pendopo yang biasa lo buat nongkrong sama teman-teman lo," Esther memasukkan tangannya ke kantong hoodie Surya untuk menghalau debu hitam yang keluar dari knalpot bis kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA [end]
FanfictionSemesta Persahabatan, Cinta, dan Cita-Cita. Tentang bagaimana semesta mempertemukan empat serangkai yang orang sebut sebagai sahabat. Dan tentang bagaimana bumbu-bumbu cinta yang empat serangkai itu rasakan. Hingga tentang bagaimana cara semesta men...