[20 - END] Finally, Graduation Day!

229 38 37
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang ditunggu-tunggu tiba. Setelah skripsi dan yudisium, puluhan mahasiswa memenuhi halaman depan auditorium universitas negeri di kota. Mengenakan toga dan bersiap untuk diwisuda hari ini. Menepi sedikit, empat calon wisudawan ditemani orang tua mereka begitu antusias menunggu acara akan di mulai. Luna, Esther, Langit, dan juga Surya bersama orang tua masing-masing. Luna mengenakan kebaya pink, warna favoritnya. Tak jadi seragaman kebaya dengan teman-temannya karena satu dan lain hal. Sedangkan Esther mengenakan kebaya biru muda dipadu dengan hijab senada. Dua laki-laki lainnya mengenakan setelan jas rapi dengan dasi hitam. Tak ketinggalan balutan toga hitam yang terlihat membaggakan.

Ada momen sedikit mengharukan tadi karena Langit sempat menangis lantaran merindukan sang ayah yang sudah berpulang. Harusnya hari bahagia ini bisa disaksikan oleh beliau disini, bersama orang-orang terdekatnya. Tapi ada Nadhira yang selalu sigap menghibur Langit ketika laki-laki itu merasa sedih. Orang tua Wisnu juga datang bersama Khrisna dan Tiara, membawakan buket bunga titipan Wisnu karena pemuda itu tidak bisa pulang di acara wisuda Luna.

Papa Esther terlihat sangat akrab bercengkrama bersama bapak-bapak lainnya, pun dengan ibu-ibu yang sibuk berswafoto bersama. Ini adalah hari bersejarah untuk mereka karena akan menghantarkan putra putrinya yang akan diwisuda. Mama Luna terus saja berkata kalau beliau bangga pada anak semata wayangnya. Luna berhasil membuktikan kalau dirinya bisa mandiri disini. Esther dan Langit sebagai anak bungsu pun telah berhasil menuntaskan harapan terakhir keluarganya. Pun dengan Surya yang akhirnya membuktikan kalau jalan hidup yang ia pilih tak sepenuhnya salah.

"Perhatian! Untuk wisudawan dan orang tua silakan masuk lewat pintu timur."

Suara dari dalam membawa mereka masuk ke dalam audiotorium. Para orang tua duduk dibarisan kursi yang sudah disediakan, sedangkan para wisudawan duduk di kursi depan. Beberapa menit kemudian, Rektor beserta jajaran guru besar dan dosen memasuki audiotorium wisuda. Dilanjutkan dengan menyanyikan Indonesia Raya dan doa bersama. Setelahnya, pidato sambutan oleh Rektor yang didengarkan oleh seluruh manusia yang ada disini.

Luna duduk bersama teman-teman satu prodinya, sesekali bercanda bersama Langit karena mereka duduk bersebelahan. Luna dan Langit sama-sama akan menyandang gelar Sarjana Sastra. Dua manusia doyan buku yang selalu membicarakan hal diluar nalar hari ini akan resmi menjadi seorang sarjana. Teringat di benak Luna ketika untuk pertama kalinya dia berbelaja buku bersama Langit, berdikusi asik tentang buku yang mereka baca, dan kemudian sama-sama memberi review jujur tentang hasil karya tulis. Langit ingat, Luna pernah mengejeknya karena dirinya membuat sebuah puisi yang terlampau menggelikan. Menonton video-video yang kental akan kesastraannya, membaca buku kuno karya pujangga terkenal, dan melakukan riset bersama. Banyak hal yang mereka lalui selama menjadi mahasiswa jurusan Sastra. Walaupun prodi mereka berbeda, tapi kegemaran mereka sama.

"Gak bakal lagi gue recokin lo bikin makalah, Lun. Lo juga gak bisa lagi ngejekin gue gara-gara gue bikin puisi terlalu alay," celetuk Langit pelan. Matanya fokus melihat Pak Lukman selaku Rektor yang sedang memberikan sambutan dan segala ucapan selamat di depan sana.

SEMESTA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang