"Hanna diantar Mama, ya? Papa sedikit terlambat ke sekolah," ucap Inggrid pada putri semata wayangnya.
"Tumben, Mama mau antar Hanna. Biasanya Mama sibuk syuting," ucap Hanna heran.
Inggrid Mahira adalah seorang artis yang sering membintangi banyak sinetron dan juga film. Wataknya egois, keras kepala, sombong dan matrealistis. Hanna dan Satria sangat mengenal wataknya. Dan hari ini, Inggrid bersikap tidak seperti biasanya. Inggrid menyempatkan waktu untuk mengantarkan putrinya sekolah.
"Mama sekalian ada urusan di luar," jawabnya. Hanna membulatkan bibirnya membentuk huruf O.
"Sarapan di mobil aja, ya? biar nggak telat. Ayok!" ujar Inggrid pada putrinya.
Satria yang baru saja selesai mandi, mengeringkan rambut lalu berpakaian rapih seperti biasanya. Pilihannya pun tidak pernah tidak rapih ataupun salah. Satu setel jas single breasted serba hitam, melekat sempurna pada tubuhnya. Usia matang, mapan, memiliki istri terkenal dan putri yang cantik, sungguh sempurna hidupnya.
Satria Arsyanendra, laki-laki berdarah campuran Indonesia Pakistan dengan tinggi badan 187cm, memiliki bola mata berwarna hazel, serta rambut berwarna hitam.
Satria pemilik Sekolah Internasional kenamaan di wilayah Jakarta Utara. Keluarganya yang dikenal sebagai pebisnis di bidang pendidikan atau sering disebut edupreneur.
Satria turun ke ruang makan, ia sarapan seorang diri lalu pergi ke sekolah. Meskipun Satria sebagai pemilik sekolah, namun ia tidak ingin mencontohkan sesuatu yang buruk atau tidak disiplin pada bawahannya.
"Pagi, pak," sapa satpam utama.
"Pagi," balas Satria kemudian menaikkan jendela mobilnya.
Mobil ia kendarai bergerak perlahan karena ramainya murid-murid yang pagi itu datang ke sekolah seperti dirinya. Sampai di Senior High, dimana ruangannya ada di satu gedung yang bersebelahan.
Satria membunyikan klakson berkali-kali saat melihat area parkir khusus miliknya di isi oleh mobil sedan hitam. Pemiliknya gadis muda cantik. Namun sikapnya membuat Satria kesal, gadis itu justru pergi berlari ke arah Senior lobby.
"What the hell?" geram Satria. Apa-apaan, ucapnya. Tempat parkir mobilnya di isi oleh mobil lain.
Gadis cantik tidak memiliki otak. Umpat Satria dalam hati.
Satria memilih turun dari mobilnya, menunggu gadis itu kembali. Berdiri menyandar di body mobil dengan setelan rapihnya tadi. Mobilnya ia parkir tepat di depan mobil gadis itu. Dan saat gadis itu benar-benar kembali, tanpa rasa bersalah langsung memintanya untuk memindahkan mobil.
"Bisa singkirkan mobil anda? I have to go right now!" protes gadis itu. Ia terlihat harus segera pergi.
Satria tersenyum sarkas, "Kalau saya tidak mau, kamu mau apa?" tantangnya. Satria merasa gadis muda di hadapannya tidak memiliki sopan santun, berbicara dengan orang yang lebih tua.
Gadis itu justru mengatainya pria gila, "Have you lost your mind?".
"Orang Indo tapi gaya bahasa kebarat-baratan, dan tidak memakai otaknya. Modal cantik tidak cukup, Nona, kalau kelakuan kamu tidak sopan seperti ini," Satria menunjuk dari atas kepala sampai ke kaki gadis di hadapannya.
"Apa? aku tidak memakai otakku dan tidak sopan? you've gone to far!" ujar gadis itu lagi.
"Kamu tidak sadar apa kesalahanmu?" -menegakkan badan, mendekati- "area ini, area terlarang. Hanya saya yang boleh parkir disini! understand?" Satria begitu dekat, berkata dengan menatap tajam.
"Apa buktinya? disini tidak tertulis ataupun ada tanda dilarang parkir, kecuali anda! how funny you are!" ujarnya.
Satria mengeraskan rahangnya, penuh dengan jambang yang tertata rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal
RomanceWARNING 21++ Terdapat adegan dewasa. Tidak diperuntukan anak dibawah umur !! Kahiyang Prasojo. Pelukis cantik berusia 20 tahun, putri sulung Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dan Perilaku, dr. Rozi Prasojo Sp.KJ. Kisah cintanya dimulai sejak ia ber...