Serangan Jantung

1K 47 0
                                    

Warning only for 21++
Anak dibawah umur jangan disini!!

Kurang puas baca di Wattpad? Makin penasaran dan pengen baca duluan? Langsung datang ke Karyakarsa.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa. Join langsung kesana.

Caranya gampang banget :
1. Instal aplikasi Karyakarsa di appstore atau playstore.
2. Login menggunakan email yang kamu punya.
3. Cari namaku AnggrainiGita.
4. Pilih bab yang pengen kalian baca.
5. Isi koin di aplikasi kalian, ikuti semua petunjuknya. Pembelian bisa melalui bank, indomaret, alfamart dll.

-------

Satria tidak melakukan perlawanan lebih. Ia harus memikirkan bagaimana rencana selanjutnya. Yang pasti, Satria tidak akan membiarkan Kahiyang bertunangan dengan Bumi.

"Lepas! Saya nggak akan kabur!" ucapnya pada kedua bodyguard Rozi.

"Kalian bisa tunggu diluar atau pergi," menunjuk pintu.

Satria masuk ke dalam kamar, membuka laptopnya. Memeriksa email yang dikirim oleh orang yang menghubunginya tadi.

Satria mengepalkan tangannya. Bukti itu masih belum cukup. Ia harus mencari bukti lain yang lebih kuat lagi.

"Bang*sat!" umpatnya.

Satria mengambil ponselnya, kembali menghubungi orang tadi.

"Saya mau bukti lain yang lebih kuat lagi! Saya beri waktu dua hari!" ujarnya tegas dan langsung mematikan panggilan itu.

"Damn! Bit*ch!" Satria begitu marah, membanting ponselnya ke atas ranjang.

Dua b**odyguard memilih berjaga di depan pintu. Mereka tidak mau disalahkan jika Satria kabur lalu membawa Kahiyang pergi.

Kahiyang mengusap lembut wajah Airin. Ia kembali meneteskan air mata. Neneknya yang begitu sayang dan memberinya banyak perhatian, saat ini ada di pangkuan, tidak sadarkan diri.

"Maafkan Kahi, Nek. Gara-gara Kahi, Nenek seperti ini," ucapnya.

"Sekarang kamu tau apa kesalahanmu. Jadi jangan membuat ulah lagi! Jangan sampai orang-orang tau permasalahan ini! Mau ditaruh mana muka Papa?" Rozi kembali tersulut emosi.

"Pa ..." Brisia mengusap lengan Rozi yang duduk disampingnya.

Kahiyang memejamkan mata, menghela nafasnya kasar. Ia tidak mau membantah.

Mobil yang ditumpangi mereka sampai di rumah sakit terdekat. Airin segera dibawa ke IGD untuk penanganan lebih lanjut. Kahiyang duduk memeluk Brisia. Sedangkan Rozi berdiri menyandar tembok. Rozi masih kesal dengan putrinya.

"Mama, tolong bantu Kahi. Kahi nggak mau bertunangan dengan Bumi. Kahi cuma mau Mas Satria," ucapnya lirih. Kahiyang tidak mau Papanya mendengar.

"Sayang ... Maaf, Mama tidak bisa bantu. Satria sudah memiliki keluarga. Bagaimana perasaan istrinya, juga putrinya? Meski kalian berdua saling jatuh cinta, tapi caranya salah. Bumi lebih baik dari Satria. Dia juga dari keluarga yang cukup terpandang dan single. Mengertilah nak. Kalau kalian tetap melanjutkan hubungan, akan banyak yang tersakiti. Percaya, Mama! Masalah cinta, akan tumbuh dengan sendirinya. Jadilah putri Mama yang penurut seperti dulu," nasihat Brisia pada putri tirinya.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang