Tak Berkutik

828 41 5
                                    

Kurang puas baca di Wattpad? Makin penasaran dan pengen baca duluan? Langsung datang ke Karyakarsa.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa. Join langsung kesana.

Caranya gampang banget :
1. Instal aplikasi Karyakarsa di appstore atau playstore.
2. Login menggunakan email yang kamu punya.
3. Cari namaku : anggrainigita.
4. Pilih bab yang pengen kalian baca.
5. Isi koin di aplikasi kalian, ikuti semua petunjuknya. Pembelian bisa melalui bank, indomaret, alfamart dll.

*******

Dengan gaya tegasnya, Kahiyang memberikan sambutannya lalu berdiri bersama perwakilan dari Kedutaan Inggris, Kemendikbud dan juga para promotor untuk membuka acara pameran seni itu.

Kahiyang bersikap angkuh saat ekor matanya menangkap sosok seseorang yang dulu pernah menjadi kekasihnya. Kahiyang enggan menyapa.

Sungguh menyebalkan, batin Kahiyang berteriak. Satria memilih berdiri di sampingnya. Aroma parfume Musk menguar, menusuk hidung Kahiyang. Aroma yang dulu pernah di endusnya.

"Kamu cantik banget," bisik Satria. Kahiyang membuang wajahnya, muak dengan rayuan Satria. Bisa-bisanya di tempat umum, bertingkah seperti itu.

Tangan kanan Satria merangkul pinggang Kahiyang tanpa terlihat oleh lainnya. Kahiyang menurunkan perlahan rangkulan itu.

"Jangan berulah!" ancam Kahiyang tanpa membuka mulutnya. Bukannya marah, namun Satria tersenyum. Kahiyang semakin kesal.

Soft opening berlangsung lancar. Kini Kahiyang memandu orang-orang penting itu untuk menjelaskan setiap karya seni yang terpajang. Beberapa ada yang memang di komersilkan, termasuk karyanya sendiri. Sedangkan teman satu grup dengan Kahiyang memandu tamu lainnya.

Satria terus berada di samping Kahiyang, bukan mendengarkan penjelasan yang gadis itu terangkan tapi justru terpesona dengan wajah Kahiyang.

Kahiyang tahu Satria terus memperhatikannya, namun ia harus tetap profesional.

"Ini salah satu karya saya berjudul Mencintaimu Ibu. Saya membuatnya dengan maksud, penggambaran begitu dalamnya cinta seorang anak pada ibunya. Ada kerinduan di hati anak itu. Tidak hanya ibu yang cintanya luas, namun cinta seorang anak pun begitu dalam," terang Kahiyang, menjelaskan salah satu karyanya.

"Saya mau lukisan ini," seru Satria.

"Maaf, pak Satria yang terhormat. Untuk lukisan ini saya tidak menjualnya," jawab Kahiyang tegas. Satria diam, tidak menimpali. Posisinya sangat tidak mungkin untuk berdebat.

Seketika suara gaduh terdengar. Semua menoleh ke belakang. Seorang artis Inggrid Mahira datang ke gedung itu. Pengunjung lain riuh dan berebutan ingin berswafoto.

Satria marah melihat Inggrid yang tiba-tiba datang.
'Dari mana perempuan itu tau acara ini?' pikir Satria.
Kemudian membisikkan kata pada Kahiyang. "Aku ingin bicara, setelah acara ini selesai. Tunggu aku di tangga darurat. Kamu tau aku tidak suka di bantah!" Kahiyang jengah mendengar perintah Satria. Ia mengedikkan bahu, masa bodoh.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang