Kepulangan Airin

1.3K 44 0
                                    

Warning only for 21++
Anak dibawah umur jangan disini!!

Kurang puas baca di Wattpad? Makin penasaran dan pengen baca duluan? Langsung datang ke Karyakarsa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku bakal update duluan di KaryaKarsa. Join langsung kesana.

Caranya gampang banget :
1. Instal aplikasi Karyakarsa di appstore atau playstore.
2. Login menggunakan email yang kamu punya.
3. Cari namaku anggrainigita.
4. Pilih bab yang pengen kalian baca.
5. Isi koin di aplikasi kalian, ikuti semua petunjuknya. Pembelian bisa melalui bank, indomaret, alfamart dll.

------

Brisia kembali menangis saat ibu mertuanya datang. Airin pulang setelah satu bulan di Belanda. Bukannya disambut dengan suka cita, justru disambut dengan tangisan menantunya.

Brisia menceritakan apa yang terjadi. Tapi Brisia masih belum tahu pria beristri itu siapa. Hanya Rozi yang tahu.

"Bu, Bri mohon bujuk kak Rozi untuk mencari Kahi. Bri cemas. Kahi tidak membawa uang. Kahi juga tidak punya teman. Bri khawatir," Brisia memohon pada mertuanya.

"Ibu akan bicara dengan anak sialan itu! Dimana Rozi? Dia sudah kelewatan. Ibu kecewa," ucap Airin. Wajah tuanya itu terlihat lelah.

"Ada di ruang kerja," jawab Brisia.

Airin pergi ke lantai atas di antar menantunya. Pintu ruang kerja Rozi tidak dikunci. Betapa kagetnya saat pintu terbuka. Barang-barang berhamburan dimana-dimana. Pecahan kaca dari bingkai foto Kahiyang pun berceceran.

Brisia menutup mulutnya. Semarah ini suaminya.

"Bu, hati-hati," menahan lengan Airin.

"Sudah tidak apa-apa. Kamu suruh mbak bersihkan kekacauan ini," titahnya.

Airin melangkah pelan dan hati-hati. Rozi masih tertidur di sofa. Airin langsung memukul wajah putranya dengan bantal.

"Anak kurang ajar! Anak tidak memiliki perasaan!" makinya.

Rozi terkejut. "Ibu! Apa apaan ini? Kenapa memukuliku dengan bantal?" tanya Rozi, menutupi wajahnya dari amukan sang Ibu.

"Apa apaan? Harusnya Ibu yang tanya. Kamu kenapa? Tega kamu berkata seperti itu pada putrimu sendiri?" Airin begitu marah, berganti memukul putranya dengan tangannya sendiri.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang