Cuma Kamu

1.6K 54 0
                                    

Warning only for 21++
Anak dibawah umur jangan disini!!

Kurang puas baca di Wattpad? Makin penasaran dan pengen baca duluan? Langsung datang ke Karyakarsa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa. Join langsung kesana.

Caranya gampang banget :
1. Instal aplikasi Karyakarsa di appstore atau playstore.
2. Login menggunakan email yang kamu punya.
3. Cari namaku anggrainigita.
4. Pilih bab yang pengen kalian baca.
5. Isi koin di aplikasi kalian, ikuti semua petunjuknya. Pembelian bisa melalui bank, indomaret, alfamart dll.

-----

Sesampainya di Fx Sudirman, hujan turun sangat deras. Taksi yang ditumpangi Kahiyang masuk ke lobby Mall.

"Maaf, pak. Apa bisa tunggu teman saya datang? saya tidak bawa uang," sejujurnya Kahiyang malu mengatakannya. Ia hanya membawa ponselnya saja tanpa membawa dompet.

"Tidak perlu, Non. Saya mau langsung pulang saja." tolak sopir taksi.

"Tapi, pak. Bapak sudah mengantar saya sampai sejauh ini. Tunggu sebentar saja. Sebentar lagi teman saya datang," Kahiyang tidak enak hati. Ia mencoba menghubungi Satria lagi.

"Nggak papa, Non. Saya ikhlas. Kalau lihat Non menangis seperti tadi, saya teringat putri saya," ujarnya lagi.

"Tapi, pak. Sebentar, saya hubungi lagi teman saya," Kahiyang mencoba menghubungi Satria kembali.

"Halo, sudah sampai mana?" tanya Kahiyang pada Satria.

"Hampir sampai. Kenapa? udah kangen?" Satria merayu di saat waktu yang tidak tepat.

"Jangan ngaco! aku belum bayar taksi. Aku pinjam uang kamu dulu boleh?" Kahiyang menekan rasa malunya pada Satria.

"Oke, tunggu sebentar. Aku sudah mau masuk lobby," jawab Satria.

Benar saja, mobil sedan hitam milik Satria berhenti tepat di belakang taksi yang ditumpangi Kahiyang. Hanya satu taksi yang berhenti dan sudah pasti itu Kahiyang.

Satria keluar lalu mengetuk jendela kemudi. Sopir itu bingung.

"Itu teman saya, pak," ujar Kahiyang.

"Berapa ongkosnya?" tanya Satria, mengeluarkan dompetnya.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang