Menjaga Jarak

791 37 5
                                    

Kahiyang terkejut dengan perkataan Satria.
'Tau dari mana dia soal aku membatalkan pernikahan?' tanyanya dalam hati.

"Kenapa diam?" Satria ingin mendengar jawaban dari wanita yang sedang di rengkuhnya.

"Lepas!" teriak Kahiyang. Satria semakin mempererat, mengikis jarak semakin rapat.

"Masih tidak mau jujur?" Satria geram lalu mencium paksa Kahiyang.

"Mmmm ..." Kahiyang meronta, tidak mau di cium.

Satria terus mencoba meraup bibir Kahiyang, menjulurkan lidahnya, mencoba masuk ke dalam mulut.

"Aw ..." Satria mengaduh kesakitan. Kahiyang menginjak kakinya cukup kuat.

Plak
Tamparan mendarat di pipi kiri Satria. "Jangan pikir aku akan luluh! Jangan dekati aku lagi!" Kahiyang kesal, menunjuk-nunjuk wajah Satria.

"Apa tidak ada sedikitpun sisa rasa untukku?" tanya Satria. Wajahnya menghiba. Kahiyang menggelengkan kepala, memundurkan langkahnya, memberikan jarak.

Baru kali ini Kahiyang melihat Satria menangis. "Aku benar-benar tidak bisa melepaskanmu. Beri aku waktu sampai bayi itu lahir. Aku akan buktikan kalau bayi itu bukan darah dagingku," pinta Satria. Dua tangannya menggenggam tangan Kahiyang lalu berlutut.

Kahiyang terkejut dengan apa yang dilakukan Satria. "Jangan seperti ini! Bangun! Urus keluargamu. Bayi itu tidak bersalah. Jangan ucapkan kata-kata yang menyakitkan tentang bayi itu. Dia tidak berdosa," Kahiyang membantu Satria bangkit. Kahiyang tahu bagaimana rasanya menjadi anak hasil dari kesalahan kedua orang tuanya.

"Aku mohon. Jangan bawa-bawa aku ke dalam masalah rumah tanggamu. Perbaiki atau selesaikan baik-baik. Aku punya keluarga besar yang harus ku jaga nama baiknya. Kalau kamu mau datangi aku, aku harap masalahmu sudah selesai," nasihat Kahiyang. Satria masih diam membisu, mencerna kata terakhir Kahiyang.

"Terimakasih untuk supportnya. Acara hari ini sukses berkat kamu juga. Sampai bertemu lagi di lain kesempatan," ujar Kahiyang.

Kahiyang pergi meninggalkan Satria yang masih berada di dalam tangga darurat. Apa yang dikatakan Kahiyang memang benar. Perbaiki atau selesaikan baik-baik dengan Inggrid terlebih dulu.

Satria duduk pada anak tangga, memikirkan perkataan Kahiyang.

"Apa artinya dia mau menunggu setelah aku bercerai?" tanyanya sendiri. Ada perasaan lega. Semangatnya kembali terisi.

Tiga bulan lagi, sampai Inggrid melahirkan dan Satria akan melakukan tes DNA atas bayi itu. Satu bukti kuat yang bisa memuluskan perceraiannya. Meskipun nantinya akan menghancurkan karir istrinya dan juga kekecewaan Hanna, itu lebih baik. Satria tidak mau terus hidup bersama sebagai keluarga, tapi mereka tidak bahagia.

"Aku akan memperjuangkanmu, Kahiyang. Tunggu aku!" janji Satria.

******

Kahiyang pergi bersama teman-temannya untuk merayakan kesuksesan pameran seni hari ini, ke sebuah club hiburan malam. Pengalaman untuk kedua kalinya bagi Kahiyang, namun teman-temannya yang berasal dari negara barat, sudah terbiasa dengan tempat seperti itu.

Malam semakin larut, suasana di dalam semakin ramai. Suara musik memekakkan telinga. Terlihat beberapa penari dan disc jockey seksi dengan pakaian terbuka juga minim di tengah-tengah panggung sedang melancarkan aksinya.

Ketiga teman Kahiyang sudah mabuk berat, kecuali Kahiyang dan satu temannya lagi.

"Kita harus pulang. Yang lain udah mabuk berat," ujar Kahiyang pada James dengan bahasa inggris.

"Oke, biar aku yang nyetir. Mana kuncinya?" pinta James.

"Kamu yakin bisa setir kanan?" tanya Kahiyang.

"Nggak perlu ragu," menyambar kunci mobil milik Kahiyang.

Kahiyang di bantu beberapa orang dari club membawa teman-temannya ke parkiran.

"Kahiyang ..." Satria menahan bahu Kahiyang.

"Mas ..." ucap Kahiyang, terkejut.

"Kamu mau kemana?" tanya Satria, melihat beberapa teman asing Kahiyang dibawa masuk ke dalam mobil.

"Mau pulang ke hotel," jawabnya lalu meraih handle pintu, Satria menahannya.

"Aku ikut. Nggak baik perempuan pergi berduaan sama laki-laki," ujar Satria, lalu menarik Kahiyang masuk ke dalam mobilnya.

"Lho ... Gimana sama temanku? Dia nggak tau jalan," Kahiyang memikirkan teman asingnya. Tanpa menjawab, Satria mendekati mobil Kahiyang yang akan dikendarai James.

"You can follow me from behind," teriak Satria dari dalam mobilnya, memerintah James untuk mengikutinya dari belakang. James mengangguk setelah melihat anggukan Kahiyang.

Satria melajukan mobilnya menuju hotel yang letaknya dekat dengan gedung pameran seni tadi sore.

"Cukup sampai disini saja! Terimakasih," ucap Kahiyang pada Satria.

"Tunggu!" menahan bahu Kahiyang saat gadis itu akan turun.

"Apa lagi?" tanya Kahiyang. Ia masih menjaga jarak dengan Satria. Kahiyang tidak mau terseret dalam rumah tangga Satria.

"Kamu menginap bersama mereka? Itu tidak baik. Aku antar pulang," ujar Satria, memasangkan safetybelt kembali.

"Are you crazy? Lebih baik aku menginap disini dari pada harus pulang bersamamu. Papa akan marah besar, kalau aku masih berurusan denganmu!" ucap Kahiyang lantang.

Satria diam, memikirkan sesuatu. "Oke, aku antar ke kamar," ujarnya kemudian.

Kahiyang terlihat jengah. "Kamu konyol. Semua orang bisa lihat kita masuk bersama ke dalam hotel. Kamu mau kita masuk ke berita gosip? Suami Inggrid Mahira terciduk di hotel malam hari bersama gadis muda, yang ternyata gadis itu adalah putri haram pemilik rumah sakit ternama di Jakarta. Begitu? Itu maumu?" Kahiyang kesal. Satria kembali diam.

"Tolong, jangan mempersulit semuanya. Aku sudah katakan tadi. Kalau kamu mau mendatangiku, please ... Selesaikan semua dulu. Aku tidak mau terus terseret dalam masalahmu dengan istrimu itu. Biarkan aku sendiri," ujar Kahiyang lalu keluar dari mobil sedan hitam milik Satria. Kahiyang berlari menuju mobilnya yang dikendarai James.

Satria melihatnya dari kejauhan tanpa bisa berbuat apa-apa. Rasa ingin memeluk gadis pujaannya terhalang oleh tembok tinggi yang membatasi.

Kahiyang dan James dibantu roomboy membawa ketiga temannya yang tidak sadarkan diri. Mobil sedan Satria melintasinya, Kahiyang menatap mobil itu sampai menghilang dari halaman hotel.

'Maaf. Aku harus melakukan ini semua. Demi ibu dan juga Papa,' gumam Kahiyang.

To be Continued...

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang