First Time

1.5K 41 9
                                    

Hola para pembaca setiaku 👋 author datang lagi dengan bab baru.

Aku cuma mau menyampaikan kalau Novel yang aku buat ini hanya fiktif. Jadi jangan di sangkut pautkan dengan SARA, Agama atau pun adat istiadat. Tulisanku ini bersifat untuk menghibur. Ambil sisi positifnya, buang sisi negatifnya. Aku harap munculnya bab-bab baru Dewasa tidak menimbulkan huru hara atau pun kebencian.

Terimakasih untuk dukungannya sampai sekarang 🙏 semoga selalu terhibur dengan cerita Kahiyang dan Satria 🤗

😘😘😘😘😘

********

Keduanya masih saling memagut, merasakan manis dan lembutnya bibir. Suara decakan terdengar menggelitik telinga, pertemuan dua lidah yang saling membelit. Seperti pertempuran adu mulut dengan arti yang sebenarnya.

Saling menjelajah dalamnya mulut dan deretan gigi yang tersusun rapih. Gairah di dada seakan memanas dan ingin dilepaskan. Kenyataan jika mereka berdua sudah sama-sama sendiri, membuat mereka lebih berani untuk melangkah.

Satria membawa Kahiyang dalam pangkuan dengan bibir masih bertautan, tak ingin melepaskan hanya sedetik saja.

Tangan kekar itu menjelajah, menyentuh lekuk tubuh Kahiyang dengan lembut. Satria dan Kahiyang larut akan hasrat yang membuncah, melupakan Hanna di kamar seorang diri.

Suara merdu lolos dari bibir Kahiyang, saat bibir lembut Satria membuat tanda kepemilikan di atas dada. Entah kapan, bajunya sudah terlepas. Tertinggal penutup dada yang masih menempel.

Satria terus menciumi, lalu tanpa bertanya kaitan itu terbuka dengan cepat, menampakkan payu*dara kencang dengan ujungnya berwarna merah muda. Tatapan keduanya beradu, Kahiyang menggigit bibirnya, membayangkan bibir Satria menempel di sana.

Menekan punggung lebih dekat, Satria sukses mendaratkan bibir dan juga lidahnya bergerak lincah pada benda mungil merah muda itu.

Kahiyang mendongakkan kepalanya, seraya meremas rambut ikal pria yang sedang menikmati dadanya begitu lembut lalu berubah rakus. Suara merdunya kembali lolos, "Aahh ..."

Setelah sekian lama tidak merasakan mencumbu, Satria seperti kehausan di tengah padang pasir. Dua benda itu di nikmatinya dengan rakus, di iringi suara merdu Kahiyang yang membuat keperkasaan di balik celana menggeliat.

Satria mengangkat Kahiyang ke atas ranjang, menarik seluruh celana yang tersisa. Tubuh cantik yang hampir polos itu dikungkungnya. Menciumi setiap lekuk tubuh, dan berakhir pada lembah yang masih tertutup under*ware berwarna hitam.

"Mas ..." Kahiyang menutup kakinya saat Satria akan membukanya. Satria kembali merangkak, memberikan ciumannya lagi. Kahiyang kembali terbuai.

Tangan nakal Satria menurunkan kain penutup terakhir milik Kahiyang. Gadis yang sedang di pujanya benar-benar dalam keadaan polos.

Satria tidak mau menyia-nyiakan waktu, jarinya nakal menyentuh inti tubuh Kahiyang yang ternyata sudah basah. "Aahh ..." suara merdu itu kembali terdengar.

Kahiyang menegang, sengatan aneh muncul begitu saja saat jari-jari Satria bergerak lembut.

Luma*tan pada bibir di sertai gerakan di bawah tubuhnya, membuat Kahiyang kelimpungan. Rasa nikmat dirasa akan menemukan puncaknya.

Pelepasan pertama begitu indah dan melambungkan raganya. Satria tahu itu dan terus menciumi bibir penuh Kahiyang.

"Bolehkah aku menciumnya?" tanya Satria. Kahiyang mengerti apa maksud ucapannya. Awalnya ragu, namun gerakan lutut Satria sangat lembut membuka kedua kaki yang masih dikungkungnya.

Kecupan-kecupan ringan di inti tubuhnya terasa menggelitik dan membuat bulu kuduk meremang. Kahiyang membuka mulutnya, menengadah ke atas ke langit-langit kamar hotel.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang