Gara-Gara Kakak Cantik

1.3K 55 0
                                    

"Syukurlah, dia sudah baik-baik saja," gumam Satria setelah pintu lift tertutup. Hatinya sedikit terobati saat bertemu Kahiyang. Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini.

Satria terus mendorong brankar masuk ke kamar inap. Putrinya Hanna masih tertidur karena efek bius total sewaktu oprasi tadi.

Satria duduk di sofa, niat hati ingin menghubungi Mamanya tapi ia urungkan. Melani akan menambah beban untuknya. Mama dan Papanya sudah pasti akan mengatakan banyak hal. Apalagi posisi Inggrid masih diluar kota dan tidak mau pulang untuk putrinya sendiri.

Rasa kantuknya melanda. Satria membaringkan tubuhnya di atas sofa. Dan Kahiyang muncul dalam mimpi singkatnya.

"Maaf soal tempo hari, saya menyesal," ucap Satria pada Kahiyang dalam mimpinya.

Kahiyang menggelengkan kepala."Aku yang salah. Harusnya aku nggak asal parkir. Maaf," timpalnya.

"No problem. Jadi masalah kemarin sudah clear?" tanya Satria.

"Iya, clear," balas Kahiyang sambil tersenyum.

Satria terpukau melihat senyuman itu dan saat tangannya ingin memegang tangan Kahiyang, Satria terbangun karena suara rengekan Hanna. Putrinya sudah sadar dan kini merintih kesakitan di bagian kakinya.

"Sakiiiiiitttt," rintih Hanna.

"Sayang, anak Papa sudah bangun," Satria langsung memeluk putrinya.

"Papa, sakit. Kaki Hanna yang ini sakit," menunjuk kaki sebelah kanan yang terbalut gips.

Gips adalah jenis pengobatan tanpa operasi untuk patah tulang yang paling umum digunakan. Meski demikian, jenis pengobatan untuk struktur tulang ini, juga sering digunakan setelah operasi pemasangan pen di area tulang yang patah, untuk mencegah kontraksi otot dan pergerakan anggota tubuh tersebut.

"Sabar sayang," Satria mengusap kepala Hanna. Hanna menangis.

"Papa tau pasti rasanya sakit sekali. Sabar sayangku. Hanna putri Papa anak yang kuat," Satria menghibur sekaligus memberikan kekuatan pada Hanna.

"Sampai kapan Hanna seperti ini, Papa?" tanyanya sambil berurai air mata menahan sakit.

"Hanya sementara. Papa janji, setelah Hanna sembuh, Papa ajak Hanna liburan. Hanna mau liburan kemana?" tanya Satria.

"Tapi ini sakit sekali, Papa. Bagaimana Hanna bisa liburan? Hanna nggak bisa jalan," Hanna kembali menangis.

"Sabar sayangku, hanya sebentar saja. Hanna mau liburan kemana?" tanya Satria lagi sambil menyeka air mata putrinya.

"Disneyland," jawab Hanna.

"Disneyland? Tokyo, Hongkong, California, Paris atau Shanghai Cina?" tanya Satria merentangkan lima jarinya.

Hanna mengetuk dagunya, memikirkan Disneyland mana yang akan ia pilih.

"Emm ... Paris. Hanna ingin ke menara Eiffel juga, Papa. Apa boleh?" semangatnya muncul.

"Tentu boleh, sayang. Kemana pun akan Papa turuti. Semua untuk Hanna," ujarnya, memeluk putrinya erat-erat sambil menciumi puncak kepala.

"Apa Mama bisa ikut bersama kita, Papa?" Hanna mendongakkan wajahnya menatap Satria.

"Semoga. Hanna berdoa pada Tuhan, supaya Mama bisa ikut bersama kita," mengusap pipi lalu menciumi putrinya.

"Stop Papa, geli. Kumis Papa kena pipi Hanna," seru Hanna sambil menyembunyikan wajahnya ke dada Satria.

Satria dan Hanna tertawa bersama. Sampai pandangan Satria bertemu kembali dengan mata jernih dan cantik Kahiyang.

Kahiyang berdiri didepan pintu kamar inap Hanna, sambil terus memperhatikan Satria dan putrinya yang sedang tertawa dari kaca kecil pintu.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang