Hanna Putri Papa

884 32 0
                                    

Warning only for 21++
Anak dibawah umur jangan disini!!

Kurang puas baca di Wattpad? Makin penasaran dan pengen baca duluan? Langsung datang ke Karyakarsa.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa. Join langsung kesana.

Caranya gampang banget :
1. Instal aplikasi Karyakarsa di appstore atau playstore.
2. Login menggunakan email yang kamu punya.
3. Cari namaku anggrainigita.
4. Pilih bab yang pengen kalian baca.
5. Isi koin di aplikasi kalian, ikuti semua petunjuknya. Pembelian bisa melalui bank, indomaret, alfamart dll.

------

Sore itu setelah mereka sampai di bandara dan Satria pergi menggunakan taksi, Inggrid terus menggerutu. Ia tidak habis pikir, ditinggalkan begitu saja oleh suaminya.

Inggrid teringat kembali ucapan Satria satu tahun yang lalu.

Aku mau anak kedua. Hanna sudah waktunya punya adik. Apa kamu nggak bisa vakum dulu selama satu tahun?. Satria.

Enggak. Aku nggak bisa. Aku ada beberapa kontrak yang mengharuskanku berbadan kurus. Aku harus profesional. Inggrid.

Berapa denda yang harus kamu bayar kalau melanggarnya?. Satria.

Ini bukan masalah uang, tapi profesional dan kredibilitas aku sebagai seorang aktris besar. Orang-orang akan menganggapku sebagai aktris yang sombong dan seenaknya, meskipun semua tau kalau suamiku konglomerat. Inggrid.

Perdebatan itu akhirnya berakhir dengan pertempuran sengit di atas ranjang. Inggrid mau melayani suaminya, tapi untuk mengandung anak kedua, tidak.

"Dia dulu yang ngebet banget punya anak lagi. Tapi sekarang? gue beneran curiga, La. Romi harus gerak cepat!" ujar Inggrid dalam perjalanan menuju pulang.

"Apa mas Satria mulai curiga, Mba?" tanya Arila.

Inggrid mulai berpikir. "Nggak mungkin." tepisnya.

"Mas Satria emang berubah, Mba. Kata Uci, Mas Satria jarang tanya kabar Hanna," ujar Arila.

"Kapan ngomongnya?" tanya Inggrid.

"Waktu aku telfon mas Satria tapi nggak diangkat, terus aku telfon Uci. Uci cerita semua. Pernah juga berapa hari nggak pulang ke rumah," terang Arila. Ia menyampaikan apa yang dikatakan oleh suster yang menjaga Hanna.

"Nggak pulang?" tanya Inggrid memastikan apa yang baru didengarnya. Arila mengangguk. Inggrid semakin curiga.

"Apa Mas Satria selingkuh juga?" celetuk Arila. Inggrid memicingkan matanya kesal. "Aku salah ngomong ya? Maaf ... maaf," ucapnya lagi, merasa kikuk ditatap seperti itu oleh artisnya.

"Diem lu! malah bikin gue makin kesel," sungut Inggrid.

Arila menganggukkan kepalanya berkali-kali dan menutup rapat bibirnya.

Sesampainya di rumah, Inggrid mengadukan sikap Satria yang meninggalkannya di bandara pada Melani. Sedangkan Arsyanendra diam mendengarkan.

"Inggrid nggak tau Satria pergi kemana, Ma. Dia langsung pergi naik taksi. Aduh ..." Inggrid berpura-pura pusing. Melani langsung memapahnya untuk duduk.

"Kamu lagi hamil muda. Nggak baik kalau banyak pikiran. Udah biar Satria, Mama yang urus. Kamu istirahat dulu dikamar," ujar Melani.

Inggrid menuruti perintah Mama mertuanya untuk istirahat di kamar. Ponselnya berdering.

"Halo, Abang," sapanya.

"Gimana? Aman? Dia nggak curiga kan?" tanya seseorang dari seberang sana.

"Aman, Abangku. Tapi ... justru aku yang curiga. Kayaknya dia punya selingkuhan. Dia nggak seneng kalo aku hamil, Bang," ujar Inggrid sambil meraih remot televisi, menyalakan tayangan gosip.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang