Melakukan Kesalahan

2.7K 60 1
                                    

Kahiyang kembali ke arah mejanya. Beruntung Bumi tidak curiga akan kedatangan Kahiyang hampir bersamaan dengan Satria.

Satria melebarkan langkah kakinya lalu berbisik. "Aku tunggu di rooftop pukul 9," ucapnya kemudian berjalan ke arah meja miliknya.

Kahiyang menggelengkan kepalanya, heran akan ajakan Satria. Ia bingung harus bagaimana. Satria sama keras kepalanya. Kahiyang sudah menolaknya secara halus tapi pria beristri itu tidak kapok.

"Ada apa?" tanya Bumi saat Kahiyang baru saja sampai di mejanya.

"Hah? bukan apa-apa," Kahiyang langsung duduk setelah Bumi menarik kursi untuknya.

Kahiyang tidak nyaman karena Satria terus menatapnya dari jarak beberapa meter. Satria juga sesekali mengobrol dengan Reza dan Natasha lalu tersenyum dan kembali menatap Kahiyang.

"Apa dessertnya tidak enak?" tanya Bumi, karena cake di atas piring Kahiyang hanya ditusuk-tusuknya dengan garpu.

"Apa? ah ... sebenarnya aku nggak terlalu suka cake ini," tersenyum canggung.

"Yasudah, jangan kamu makan. Biarkan." ujar Bumi lalu memegang tangan Kahiyang diatas meja. "Kamu mau pesan dessert yang lainnya?" tanya Bumi sambil menggenggam tangan.

Satria terus menatap Kahiyang dengan tatapan yang tajam, lalu mengendurkan dasinya. Raut wajahnya sungguh menyeramkan. Satria cemburu.

"Nggak perlu. Aku udah kenyang," Kahiyang menolak sambil melepaskan tangan Bumi. Senyuman canggung itu nampak lagi.

"Oke." jawab Bumi.

Satria terlihat melihat jam di pergelangan tangan kirinya lalu menatap Kahiyang sambil memberi tanda, mengetuk-ngetuk arlojinya. Kahiyang menelan ludahnya perlahan. Ia menggeleng, tanda menolak ajakan bertemu dengan Satria di Rooftop restoran itu.

Satria mengerutkan alisnya dan terus menatap tajam Kahiyang.

"Sepertinya sudah malam, kami harus kembali ke rumah," ujar Reza pada Satria.

"Baik pak Reza. Kebetulan ada hal yang harus saya urus segera." balas Satria lalu melirik Kahiyang. Ia melihat Kahiyang dan Bumi sedang berjalan ke arah mejanya.

"Baik, pak Satria. Terimakasih untuk makan malamnya," Reza mengulurkan tangannya.

"Terimakasih, pak Satria," ucap Natasha juga.

Satria menjabat tangan keduanya bergantian lalu terdiam menatap Kahiyang yang semakin mendekat.

"Papa, Mama sudah selesai?" tanya Kahiyang pada Reza dan Natasha.

"Iya, kami sudah selesai. Kalian juga sudah selesai?" tanya Natasha. Kahiyang mengangguk.

"Sudah, tante. Saya akan mengantarkan Kahiyang pulang." balas Bumi.

"Oke, hati-hati dijalan. Besok Mama datang ke rumah," ucap Natasha lagi.

"Uhuk ..." Satria berpura-pura batuk. Kahiyang menolak bertemu dengan kode gelengan kepalanya.

"Pak Satria baik-baik saja?" tanya Reza.

"Tenggorokan saya sedikit sakit," Satria beralasan, berakting mengusap lehernya.

"Apa perlu saya periksa?" tanya Bumi.

"Tidak! tidak perlu. Cukup air hangat yang saya perlukan. Permisi," Satria pergi ke arah dapur restoran itu dengan melewati sisi kiri Kahiyang. Dengan cepat tangannya merebut ponsel Kahiyang yang berada di genggaman.

Kahiyang tertegun dengan ulah Satria. Ulahnya tidak diketahui Bumi, Reza maupun Natasha. Satria benar-benar nekat, pikir Kahiyang.

"Yasudah, Papa Mama duluan ya? Ashraf sudah menunggu dirumah." ujar Reza.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang