Keinginan Rozi

1.7K 54 0
                                    

Gak sabar nunggu update bab baru "Scandal"? Aku up juga di karyakarsa.

CARANYA :
1. Kalian cuma perlu download aplikasi karyakarsa di ponsel.
2. Login dengan email kalian.
3. Cari nama username ku : anggrainigita
4. Pilih bab yg mau kalian baca duluan.

CARA BELI KOIN :
1. Pilih isi Kakoin.
2. Pilih paket mana yang mau kamu beli.
3. Pilih Metode Pembayaran. Banyak pilihan (Bank, indomaret, alfamart, dana, shopeepay, pulsa telkomsel)
4. Selesai pembelian, kalian sudah bisa pilih bab mana yang mau kalian baca.

Mudah kan? 😊

-----

Satu tahun bergabung di rumah sakit milik Rozi, kinerja Bumi memang terlihat sangat mencolok. Dokter muda yang baru saja lulus itu dapat menangani operasi besar seorang Menteri.

Namanya langsung meroket dan terkenal di lingkungan rumah sakit dan media sosial. Rozi tertarik untuk mengenalkan Bumi pada putri sulungnya, Kahiyang.

"Halo, dokter Bumi. Bisa ke ruangan saya sekarang? ada yang ingin saya sampaikan." ucap Rozi melalui interkom.

Bumi yang baru beberapa kali bertemu dengan Rozi dan belum terlalu mengenal pemilik rumah sakit sekaligus pimpinannya itu. Bumi bertanya-tanya, untuk apa dirinya di perintah untuk menghadap Rozi.

"Baik, dok. Saya segera ke ruangan dokter." jawab Bumi, menyambar jas putihnya lalu memakainya. Ia buru-buru ke lantai 3 dimana ruangan Rozi berada.

Bumi mengetuk-ngetuk pegangan di dalam lift sambil matanya terus melihat ke arah layar yang menunjukkan lantai berapa yang sudah dilewatinya. Kebetulan siang itu rumah sakit tidak terlalu ramai. Dalam pikirannya masih terus bertanya, alasan apa pimpinan rumah sakit memanggilnya secara langsung tanpa memerintah asisten.

Pintu lift terbuka di lantai 3. Ruangan Rozi berada di ujung lorong sebelah kanan. Langkah kaki Bumi berhenti sejenak untuk merapihkan tampilannya saat itu. Kemudian ia mengangkat tangan kanannya, mengetuk tiga kali.

Pintu dibuka oleh asisten Rozi. "Silahkan masuk dokter!" ucap asisten laki-laki bernama Irwan.

"Baik, terimakasih," Bumi berjalan masuk. Irwan menganggukkan kepala lalu keluar ruangan, menutup pintu.

"Siang dokter Bumi," sapa Rozi, bangkit dari duduknya. Ia mendekati Bumi dan menjabat tangan kemudian merangkulnya untuk duduk di sofa.

Bumi terkejut dengan sapaan ramah Rozi. Pasti sesuatu yang baik yang akan di sampaikan padanya.

"Silahkan duduk!" Rozi mempersilahkan.

"Baik, dok. Terimakasih," Bumi duduk tegap di sofa berhadapan dengan Rozi.

"Santai saja, Nak Bumi," ucapnya. Bumi kembali heran dengan sebutan Nak untuknya.

"Maaf dokter, saya lancang. Saya hanya ingin tahu, alasan apa dokter memanggil saya? apa saya melakukan kesalahan?" tanya Bumi tanpa basa-basi. Ia tidak mau berlama-lama memikirkan penyebab ia harus berada di ruangan Rozi.

"Tentu tidak, Nak Bumi. Tidak ada kesalahan apa pun yang kamu lakukan. Santai saja, anggap kita sedang di luar rumah sakit," ujar Rozi, lalu mengeluarkan ponselnya. Mengirimkan pesan pada Bumi.

Ponsel Bumi di saku bergetar.

"Ada pesan masuk dari saya?" tanya Rozi. Bumi merogoh ponselnya.

Satu pesan dari nomor Rozi. Bumi membukanya lalu mengamati gambar yang ada di layarnya. Sosok gadis cantik yang langsung menarik perhatiannya. Bumi teringat sesuatu.

Satu tahun yang lalu saat Bumi pertama kali bergabung di rumah sakit milik Rozi, mereka berdua pernah bertemu di dalam lift.

Kahiyang sedang menelfon seseorang dengan bahasa asingnya, menarik telinga Bumi untuk mendengarnya. Bumi tersenyum saat Kahiyang melontarkan candaan pada orang dibalik telefon.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang