Bad or Good News

968 38 1
                                    

Warning only for 21++
Anak dibawah umur jangan disini!!

Kurang puas baca di Wattpad? Makin penasaran dan pengen baca duluan? Langsung datang ke Karyakarsa.

Aku bakal update duluan di KaryaKarsa. Join langsung kesana.

Caranya gampang banget :
1. Instal aplikasi Karyakarsa di appstore atau playstore.
2. Login menggunakan email yang kamu punya.
3. Cari namaku anggrainigita.
4. Pilih bab yang pengen kalian baca.
5. Isi koin di aplikasi kalian, ikuti semua petunjuknya. Pembelian bisa melalui bank, indomaret, alfamart dll.

-------

Dua hari berlalu. Satria tidak bisa menghubungi Kahiyang karena ponsel kekasihnya itu disita oleh Rozi. Dan Kahiyang tidak boleh keluar dari rumah.

Satria mondar mandir diruangannya, menunggu kabar dari informan yang ia suruh. Waktu yang ia berikan hanya dua hari sebab Satria tidak mau kehilangan Kahiyang. Satria tidak mau Kahiyang bertunangan dengan Bumi atau pun laki-laki lain.

Ponsel Satria berdering. Muncul nama istrinya Inggrid. "Mau apa dia?" Satria menolak panggilan itu. Sudah satu bulan istrinya itu tidak menghubunginya untuk sekedar menanyakan keadaan Hanna. Satria marah.

Ponselnya kembali berdering dan nama yang sama yang muncul di layar. "Damn!" Satria memilih menonaktifkan ponselnya.

Satria terus menggerutu dan memaki Inggrid. Rasanya ingin cepat-cepat mengurus perceraian. Ia sudah tidak tahan dengan kondisi rumah tangganya.

tok tok tok
Pintu ruangan Satria diketuk, Iren masuk.

"Pak, ada kabar dari Bali. Ibu Inggrid pingsan di lokasi syuting. Bapak diminta untuk segera kesana," ujar Iren.

"Pingsan?" Satria terkejut. Bagaimanapun juga Inggrid masih istrinya. Ia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi.

"Iya, pak. Asisten bu Inggrid menghubungi saya," jawab Iren.

"Oke, pesankan saya tiket ke Bali sekarang juga!" titahnya.

"Baik, Pak," Iren mengangguk lalu keluar dari ruangan.

Satria hendak menelfon suster untuk menjaga Hanna tapi justru Mamanya Melani menghubunginya terlebih dulu.

"Halo, Ma," sapa Satria, duduk dikursinya.

"Mama dapat kabar dari Arila kalau Inggrid pingsan di lokasi syuting. Mama ikut ke Bali. Pesankan tiket untuk Mama juga. Mama khawatir," ujar Melani terburu-buru.

"Satria jemput Mama, kita ke bandara sama-sama," jawab Satria, meraih jasnya lalu keluar ruangan.

Dua tiket penerbangan menuju Bali sudah ditangan. Satria menjemput Melani di rumahnya.

"Halo, Sus. Tolong temani Hanna malam ini. Jangan katakan apa pun soal Inggrid! Katakan saja, saya ada urusan keluar kota," ujar Satria pada Suster yang mengurus dan menjaga Hanna.

"Baik, Pak,"

Satria terus melajukan mobilnya sampai dirumah kedua orangtuanya.

"Papa ikut?" tanya Satria pada Papanya yang sudah membuka pintu mobil, duduk disampingnya.

"Iya. Kenapa? Papa nggak boleh jenguk menantu Papa sendiri?" tanya Arsyanendra.

"Tapi, tiketnya hanya ada dua. Tadi Mama nggak ada ngomong kalau Papa ikut juga," jawab Satria.

"Mama lupa. Udah, suruh Iren pesankan satu tiket lagi. Sekarang kita ke bandara. Mama mau cepet-cepet sampe di Bali. Kasihan menantu Mama. Dia pasti kelelahan sampe pingsan begitu," ucap Melani, duduk di kursi belakang.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang