Light 1

10.9K 970 47
                                    

Key menatap sekitar. Kamar yang luas dengan banyak perabot aneh yang terlihat seperti perabot jaman kerajaan eropa. Tempat tidur yang lebar dengan kasur yang sangat lembut. Lampu gantung dari kristal yang memancarkan cahaya begitu tersorot sinar matahari. Dan, jendela dan pintu raksasa.

Ini jelas bukan kamarnya. Juga bukan rumah sakit. Karena, tidak mungkin seorang rakyat jelata seperti Key dimasukkan dalam kamar rumah sakit VVIP seperti ini.

Sebenarnya, ada dimana Key sekarang? Tempat ini benar-benar terasa asing.

Key melompat dari kasur. Berjalan keluar. Siapa tahu Key bisa menemukan jawaban atas pertanyaannya. Pasti ada beberapa orang yang bisa ditanyai bukan?

Kaki Key berhenti melangkah. Dia mundur dua langkah. Tubuhnya berputar dengan kaku. Rasanya, Key baru saja melihat pantulan aneh yang ada di cermin. Matanya seketika terbelalak.

Apa Key tidak salah lihat?!

Gadis cantik dengan rambut pirang dan manik mata hijau tua itu adalah Key?! Benar-benar dirinya?!

Key melangkah mendekati cermin. Tangan kirinya menyentuh cermin itu. Sementara, tangan kanannya memegang wajah yang secantik putri ini. Bayangan yang ada di cermin itu mengikuti setiap gerakan Key.

"Siapa dia?! Tidak?! Aku jadi siapa?!" tanya Key ketakutan.

Bagaimana mungkin Key menjadi gadis asing ini? Bukankah Key sudah mati? Perasaan saat Key menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya itu masih terasa nyata. Key tidak seharusnya berada di tempat asing ini!

Key berlari. Kedua tangannya membuka pintu raksasa itu dengan kasar. Beberapa gadis muda yang memakai pakaian seperti pelayan menoleh. Mereka termenung sejenak. Kemudian, saling tatap. Tertawa. Berlari ke arah Key

"Nona! Akhirnya anda sudah sadar!" tanya gadis berambut ungu dengan mata senada.

Apa dulu ibunya mengidam makan terong? Kenapa rambut dan mata gadis ini mirip sekali dengan warna terong?

"Apa anda merasa sakit di suatu tempat?" tanya gadis berambut kuning dengan mata yang senada dengan rambutnya.

Kalau ibu gadis ini, pasti mengidam paprika saat hamil dan dimakan dengan perasaan ceria.

"Apa anda lapar? Mau saya buatkan makanan?" kali ini giliran rambut merah dengan warna mata yang sama.

Yang satu ini pasti ngidam makan cabai sambil memarahi suaminya karena salah membelikan sayuran. Disuruh beli kangsung satu ikat, malah beli satu karung. Makanya rambut dan mata anaknya jadi merah.

Key menatap mereka bertiga bingung. Karena dia dipanggil nona dan mereka terlihat seperti pelayan, artinya gadis yang dia rasuki tubuhnya ini adalah seorang bangsawan. Tapi, rumah ini terlalu sederhana untuk ukuran seorang bangsawan tingkat tinggi seperti Count atau Duke. Mungkin, Key adalah putri seorang Baron atau Viscount.

"Aku tidak lapar." katanya.

"Kalau begitu, saya akan memanggil Tuan dan Nyonya." kata pelayan berambut merah sembari berlalu pergi.

Tuan dan nyonya? Maksudnya orang tua dari gadis yang tubuhnya Key masuki ini, kan? Kalau begitu, gadis ini bukanlah seorang anak yatim piatu sepertinya. Dengan kata lain, Key juga bukan seorang anak yatim piatu lagi. Karena Key masuk ke tubuh gadis ini. Jadi, secara teknis, orang tua dan apa yang gadis ini miliki adalah milik Key, kan?

"Apa yang terjadi padaku?" tanyanya.

Key baru sadar jika pelayan dengan rambut ungu ini mengatakan soal baru sadarnya gadis ini. Apa itu berarti, gadis ini pingsan atau koma selama beberapa hari?

"Anda tidak ingat?"

Key menggeleng. Key tidak ingat apapun meski jiwanya masuk ke tubuh ini. Yang Key ingat justru adalah kehidupan pertamanya.

Kedua pelayan itu saling tatap. Salah satu dari mereka kemudian berkata, "Anda marah dan pingsan setelah tuan menolak membelikan anda berlian winarbu."

Berlian winarbu? Itu adalah nama berlian yang Key tulis dalam buku novelku. Berlian winarbu bentuknya seperti berlian biasa. Hanya saja, warnanya ungu cerah. Dan, harganya sangat mahal. Hanya keluarga kekaisaran saja yang sanggup membelinya. Karena itulah berlian ini menjadi lambang keluarga kekaisaran.

Mana mungkin seorang putri dari keluarga yang tidak terlihat kaya ini mampu membeli berlian itu. Bahkan, jika dia menjual organ dalamnya pun, dia hanya bisa membeli lukisan berlian itu saja.

Ah, kalau begitu...

Apa mungkin Key...

"Apa nama kekaisaran ini?"

Kedua pelayan itu saling tatap sekali lagi.

"Kekaisaran Heroic." jawab salah satu dari mereka.

Sialan! Key benar-benar masuk ke dunia dalam novel yang belum di  selesaikan! Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?!

"Siapa namaku?"

"Vivianne Pink Mevusa. Anda adalah putri dari Baron Mevusa."

Vivianne? Baron Mevusa? Key tidak ingat pernah menulis tokoh wanita dengan nama ini. Terlebih, hanya seorang putri baron. Kalau begitu, Key adalah seorang tokoh figuran!

Bagus! Key tidak perlu terlibat dengan tokoh utama. Key bisa menikmati hidupku sebagai seorang putri bangsawan yang tidak kaya dan hidup bahagia selamanya. Karena gadis ini cantik, pasti Key akan bisa menikah dengan pria kaya. Dan hidup bahagia dengan gelimangan harta.

Sungguh sebuah akhir yang bahagia!

"Berapa usiaku?" tanya Key lagi.

"Tahun ini, anda berusia 19 tahun."

19 tahun? Kalau begitu, gadis ini hanya terpaut 1 tahun dari usia asli Key. Tapi, kenapa dia cantik sekali?!

"Anu.. apa anda tidak ingat apapun, Nona?" tanya gadis berambut kuning itu.

Key ingin menggeleng. Tapi, tiba-tiba saja ada seorang wanita berusia 40 tahun yang memeluknya sembari menangis. Juga seorang pria yang kira-kira 5 tahun lebih tua dibandingkan wanita itu. Sepertinya, mereka berdua adalah orang tua gadis ini. Ah, mungkin lebih bagus kalau Key menyebutnya 'Vivianne'.

"Vivi, akhirnya kau sadar! Maafkan ibu dan ayah karena sudah menolak keinginanmu! Kami berdua tidak akan melakukannya lagi! Kami akan memberikan apapun yang Vivi mau. Jadi, jangan pingsan lagi!" katanya dengan isak tangis.

Key tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ini adalah pertama kalinya Key dipeluk oleh seseorang setelah kedua orang tuaku tiada. Rasanya canggung sekali. Terlebih, wanita ini tidak punya hubungan apapun dengannya.

Wanita itu melepaskan pelukannya. Dia masih menangis. Aku menatapnya. Tersenyum dengan canggung.

"Ayah akan membelikan berlian winarbu untukmu." kata pria itu dengan senyum yang menyembunyikan kesedihan.

Key refleks langsung menggelengkan kepala dan mengibaskan kedua tanganku. Berlian yang sangat mahal itu bukanlah sesuatu yang bisa dibeli oleh kedua orang dewasa ini. Kalaupun bisa, mereka akan berhutang banyak sekali pada rentenir. Bahkan, nyawa mereka pun tidak akan bisa membayar utangnya.

"Tidak perlu, ayah! Ibu! Vivi sudah tidak menginginkannya lagi." kata Key sembari tersenyum canggung.

Kedua orang itu saling tatap. Wanita berambut pirang dengan manik mata biru itu kembali memeluknya. Sementara, pria dengan rambut hitam dan mata hijau tua itu mengusap rambut Key. Mereka tersenyum bangga.

Ibu Vivianne melepaskan pelukannya.

"Terima kasih, Vivi! Katakan pada ayah dan ibu jika Vivi mau sesuatu lagi, ya. Jaga kesehatanmu! Ayah dan ibu akan sibuk untuk beberapa hari karena ada pekerjaan." kata wanita itu sembari mengusap rambut Key.

Key mengangguk. Keduanya pergi. Ayah Vivianne mengusap rambutnya sekali lagi sebelum pergi. Key menatap dua punggung itu dari kejauhan. Mereka berdua terlihat seperti kelelahan. Juga seperti menanggung beban yang sangat berat.

Sebenarnya, gadis macam apa Vivianne ini?

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang