Light 2

9.6K 881 8
                                    

Tiga hari sejak Key masuk ke tubuh Vivianne. Tapi, masih belum ada tanda-tanda pemilik asli tubuh ini akan kembali. Kalau begitu, apa mungkin Key akan jadi Vivianne selamanya? Yang jadi masalahnya, untuk apa Key masuk ke tubuh figuran yang bahkan tidak pernah dia rencanakan sama sekali kehadirannya ini? Aneh sekali!

Kalau menurut buku yang pernah Key baca, setiap tokoh yang mengalami perpindahan jiwa alias transmigrasi seperti ini dan menjadi tokoh figuran tidak penting, dia biasanya akan secara tidak sengaja ikut terlibat dalam cerita. Alasan utamanya sih biasanya karena berusaha mati-matian menghindari pemeran utama yang kemudian malah membuatnya tanpa sadar bertemu dengan pemeran utama. Atau, bisa juga karena tanpa sadar berbubungan dengan orang yang membawanya bertemu dengan pemeran utama.

Karena pemeran utama di novel yang belum selesai Key buat ini adalah bocah kecil yang merupakan seorang putra mahkota dan gadis dari kalangan rakyat biasa, jadi, tidak ada masalah besar jika Key bertemu dengan mereka. Malah, Key sangat ingin melihat bagaimana rupa dua pemeran utama itu, Alcides Wis Heroic dan Liviona Merick. Yang jadi masalahnya adalah paman si bocah itu yang tak lain dan bukan adalah seorang kaisar.

Cerita itu bermula ketika kedua orang tua Alcides pergi ke luar kota untuk berlibur bersama bocah itu. Di suatu tempat yang berada jauh dari kekaisaran, mereka mengalami kecelakaan kereta kuda yang disebabkan oleh si antagonis. Lalu, paman Alcides alias Terence Royal Heroic itu mencari keponakannya yang berada di tengah hutan. Terence diangkat menjadi kaisar karena kematian kakaknya. Orang-orang mengira kalau orang tua Alcides tewas karena Terence. Karena pria berhati dingin itu memang dibenci semua orang.

Bukan tanpa sebab. Orang-orang membenci Terence karena dia terus memberikan kesialan pada orang-orang di dekatnya. Itulah kenapa dia diberi julukan 'pembawa sial'. Kesialan pertama yang Terence berikan adalah ibunya yang mengalami baby blues dan memutuskan untuk bunuh diri setelah melahirkannya. Kedua, ayahnya yang tewas karena kepergian istrinya. Dan, terakhir, kakaknya yang tewas agar Terence bisa jadi kaisar. Key memang membuat karakter Terence sebagai seorang kambing hitam dari semua musibah yang terjadi. Bisa dibilang, Key adalah orang yang jadi alasan kebencian orang-orang terhadap Terence.

Padahal, di balik wajah garang dan dinginnya itu, Terence adalah orang yang baik hati dan hangat. Dia hanya tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan perasaannya saja. Bukti kebaikan hati Terence adalah dia yang terus berusaha mencari Alcides tanpa henti. Dan, setelah menemukannya, Terence langsung mendidiknya menjadi seorang kaisar yang sempurna. Terence selalu mendukung apapun yang Alcides inginkan. Meski dia tidak pernah menunjukkan kasih sayangnya, Terence adalah orang yang paling menyayangi Alcides sampai rela mati untuknya. Bahkan, ketika Alcides menyukai seorang gadis yang berasal dari kalangan rakyat biasa, Terence tetap mendukungnya. Dia menghapus peraturan yang mengharuskan keluarga inti kekaisaran untuk menikah dengan bangsawan yang sederajat.

Yah, itu baru rencanaKey, sih. Ceritanya berhenti di bagian Alcides yang selamat dari kecelakaan kereta kuda dan berlari ke desa terdekat.

Hah! Key tidak tahu apakah cerita itu sudah dimulai atau belum. Yah, andaikan cerita ini sudah dimulai, semoga saja Terence berhasil menyelamatkan keponakannya itu.

"Apa anda benar-benar tidak mau membeli permata lagi, Nona?" tanya pelayan berambut merah itu.

Baiklah! Biar Key perkenalkan kalian kepada tiga pelayan kebanggaan Baron Mevusa. Mereka adalah orang-orang yang tetap sudi bekerja di kediaman Baron Mevusa meski dengan gaji sedikit. Yah, ayah Vivianne ini memang hanya seorang baron miskin di desa terpencil. Jadi, dia tidak bisa memperkerjakan banyak pelayan dan memberi gaji yang layak. Lagipula, rumah dua lantai ini tidak perlu terlalu sering dibersihkan. Karena perabotannya memang sedikit sekali.

Gadis berambut merah ini adalah Canna. Usianya 15 tahun. Yang rambutnya kuning, Zinnia. Usianya 5 tahun lebih muda dibandingkan Vivianne. Dan, yang terakhir, gadis berambut ungu itu namanya Salvia. Dia adalah pelayan tertua di antara Canna dan Zinnia. Usianya 16 tahun. Mereka bertiga sudah bekerja di kediaman Baron Mevusa sejak berusia 10 tahun.

Mereka adalah anak yatim piatu. Orang tua mereka meninggal karena perang. Dan, hanya Baron Mevusa saja yang mau memperkerjakan ketiga anak yatim piatu ini. Itulah yang membuat mereka tetap mau bekerja di sini meski gajinya tidak seberapa.

"Tidak! Aku tidak mau berbelanja apapun lagi." kata Key sembari menatap langit biru yang cerah tanpa awan.

Setelah berada di tubuh Vivianne selama 3 hari, Key langsung bisa menilai gadis 19 tahun ini.

Vivianne adalah gadis manja yang harus mendapatkan apapun yang dia mau. Jika tidak, Vivianne akan merajuk. Marah. Tidak mau makan. Karena gadis ini adalah anak semata wayang, Baron dan Baroness Mevusa mau tidak mau menuruti keinginan putri semata wayang mereka. Akibatnya, mereka terus berhutang pada rentenir.

Pantas saja pakaian dan perhiasan yang ada di kamar Vivianne sangat mewah untuk ukuran putri baron miskin dari desar terpencil. Itu semua dia dapatkan dengan membuat orang tuanya berhutang pada rentenir.

Benar-benar gadis manja yang menyebalkan!

Padahal, dia sudah mendapatkan semua yang Key inginkan. Orang tua yang masih lengkap dan sangat sayang padanya. Rumah lantai 2 yang tidak terlalu megah namun nyaman. Juga kehidupan yang damai dan menyenangkan. Tapi, gadis ini masih saja belum merasa puas.

Apa untungnya bagi Vivianne memakai gaun dan perhiasan mewah? Toh, tidak ada yang peduli! Dia hanya membebani orang tuanya dengan hutang yang entah akan dibayar dengan apa itu.

Ketiga pelayan itu saling tatap. Key tahu kenapa mereka bersikap seperti itu. Vivianne selalu membeli permata setiap 3 hari sekali. Dan, sekarang adalah waktunya. Tapi, gadis yang manja dan suka menghamburkan uang ini tiba-tiba saja menolak. Bukankah itu aneh?

"Aku sudah terlalu banyak menghabiskan uang kedua orang tuaku. Aku tidak mau membebani mereka lagi!"

Benar! Baron dan Baroness Mevusa terlalu baik untuk dibebani dengan anak manja dan boros.

Ketiga pelayan itu tersenyum.

"Anda sekarang sudah dewasa ya, Nona!" kata Canna.

Key mengangguk. Terserah mereka mau berkata apa tentang Key Karena Key tidak mungkin mengatakan jika dia bukanlah Vivianne yang asli. Key yakin mereka tidak akan percaya pada ceritanya. Yang ada, Key malah dianggap gila dan akan dibawa ke kuil suci untuk disembuhkan oleh saintess. Karena orang-orang di sini percaya jika gila disebabkan oleh iblis jahat. Itulah mengapa orang-orang gila dibawa ke kuil suci.

"Apa yang kalian lakukan di sini? Kami kan sudah janji akan membayarnya minggu depan!"

"Kenapa kalian datang kemari saat putri kami masih di rumah?"

Key yang sedang berjemur di taman depan rumah langsung mengangkat badannya. Key bangkit dari kursi panjang. Ketiga pelayan itu mengikutinya. Kepala Key menyembul dari balik semak panjang yang dijadikan pagar pembatas antara taman dan rumah.

Di balik semak itu, Key bisa melihat kedua orang tua Vivianne yang sedang berseteru dengan tiga pria dewasa bertubuh besar. Kalau dinilai dari pembicaraan orang tua Vivianne dan wajah mereka yang terlihat khawatir, ketiga pria itu jelas adalah rentenir.

Key bersiap melangkah maju ketika Zinnia memegang lengannya, "Jangan pergi ke sana, Nona! Anda akan berada dalam bahaya jika pergi." katanya dengan wajah khawatir.

Key tidak peduli. Dia melepaskan gengaman tangan Zinnia. Lantas, berjalan menyusul Baron dan Baroness.

"Vivi, apa yang kau lakukan?" tanya Baroness Mevusa panik.

"Masuklah, sayang! Biar ayah dan ibu yang mengurus ini." tambah Baron Mevusa sembari menarik tangan Key. Memintanya untuk mundur.

Key tak bergeming. Tetap berdiri tegak di depan kedua orang tua Vivianne. Matanya menatap tajam ketiga pria yang melihatnya dengan tatapan mesum.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang