Bug!
Key melempar tubuh Terence yang masih tidak sadarkan diri begitu saja di atas lantai kereta kuda. Key sebenarnya ingin menunggu sampai Leo tiba. Atau, membangunkan kusir kereta kuda. Tapi, dia tidak mau mencari masalah. Mereka mungkin saja akan berpikir kalau Key sengaja membunuh Terence. Dan, memuntahi kaki kaisar ini adalah salah satu rencananya.
Key yang merupakan seorang Putri Cahaya dengan kekuatan yang bisa melihat masa depan jelas tahu kalau sihir dalam tubuh Terence jumlahnya sangat terbatas. Dia juga pasti tahu kalau Terence akan jadi tidak sadarkan diri saat menggunakan sihir lagi. Jadi, Key sengaja memuntahinya. Dengan begitu, Terence yang gila akan kebersihannya itu mau tidak mau menggunakan sihirnya untuk membersihkan muntahan Key. Saat Terence sudah tidak sadarkan diri, Key akan langsung membunuhnya.
Orang-orang pasti akan berpikir seperti itu, kan?
Karena itu, untuk menghindari kecurigaan orang-orang, Key berencana membawa Terence ke dalam kereta kuda. Lalu, merebahkan tubuhnya di atas kursi agar dia terlihat seperti orang yang sedang tidur dan bukannya pingsan. Dengan begitu, orang-orang tidak akan curiga pada Key, bukan?
"Apa kau makan batu? Kenapa berat sekali?!" tanya Key sembari menatap Terence yang masih tidak sadarkan diri.
Key masuk ke dalam kereta kuda. Dia menginjak lantai kayu itu dengan hati-hati agar tidak menginjak bagian tubuh Terence.
"Ah, maafkan aku!" kata Key ketika dia tidak sengaja menginjak kepala Terence.
Sebenarnya sengaja, sih. Tapi, anggap saja tidak. Rahasiakan hal ini dari Terence. Ok?! Kalau tidak, Key akan memuntahi kaki kalian juga.
"Ups! Kakiku licin!" kata Key sembari menginjak punggung dan kepala Terence bergantian.
Aneh, kan? Padahal Key tidak mau dikira akan membunuh Terence. Tapi, rasanya dia benar-benar ingin membunuh kaisar sialan ini.
Apa sebaiknya Key bunuh saja dia?
"Tidak! Aku harus bertahan! Demi koin emas dan rumah mewah!" kata Key. Membulatkan tekadnya.
Key berjanji kalau dia akan menahan diri untuk membunuh Terence. Meskipun kesempatan untuk membunuhnya datang, Key tidak akan melakukannya.
Key lantas mengambil pakaiannya dari dalam kursi kereta kuda. Kedua tangan Key kembali mengangkat tubuh Terence. Meletakkan pria itu di atas kursi. Key kemudian turun setelah menggelar gaunnya di atas tubuh Terence.
"Pak kusir, apa kau bisa bergegas? Yang Mulia Kaisar dan Putra Mahkota sepertinya lelah sekali." kata Key sembari menggoyang tubuh kusir berusia 40 tahunan. Kusir ini sepertinya sangat kelelahan. Dia bahkan masih bisa tidur meski kereta kudanya bergoyang.
Terence sepertinya memperlakukan para pekerjanya seperti budak korporat.
Kusir tua itu terkejut. Dia menatap Key. Dengan mata yang masih terpejam, dia mengangguk.
Key tersenyum. Kembali masuk ke dalam kereta. Dia duduk setelah meletakkan kepala Terence di pahanya. Sengaja. Agar sandiwara mereka sebagai pasangan suami istri yang mesra dapat dipercaya semua orang.
Kereta kuda kembali berjalan dengan perlahan. Key menatap wajah Terence.
"Dia tampan." kata Key.
"Tapi, bukankah sikapnya ini menyebalkan sekali?"
Key menatap ke depan. Dia sudah muak melihat wajah tampan pria menyebalkan ini. Kepala Key menoleh. Menatap ke luar jendela.
Pohon di dalam hutan berbaris tak beraturan. Rerumputan di pinggir jalan menari bersama tiupan angin lembut. Burung-burung terbang di atas pucuk dedaunan. Sesekali hinggap di dahan. Mematuki buah yang matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Putri Cahaya, begitulah mereka memanggil Key. Key mati karena terbentur dinding ketika mengejar kucingnya yang bertengkar. Parahnya, Key bukan pergi ke alam baka. Melainkan, masuk ke tubuh putri baron miskin dalam nove...