Light 23

5.3K 615 5
                                    

Key melangkah menuju altar pernikahan dengan kedua orang tua Vivianne yang mengekor di belakang. Seluruh mata dari tamu yang hadir tertuju pada Key. Dan, seperti yang sudah Key duga. Kebanyakan dari mereka tidak menyetujui pernikahan ini. Hanya orang-orang seperti para menteri utama dan mereka yang sudah lama bekerja untuk Terence yang bersorak dengan riuh.

"Bukankah dia berasal dari keluarga yang melakukan korupsi terbanyak sepanjang sejarah?"

"Kenapa Yang Mulia Kaisar menikahi wanita seperti itu?"

"Aku tidak tahu kalau seleranya terhadap wanita ternyata serendah ini."

Key mendesah pelan. Dia benar-benar tidak tahu kenapa orang suka sekali mengomentari hidup orang lain seolah kehidupan mereka tidak memiliki cela. Tidak bisakah mereka bernafas sembari memikirkan hidup mereka sendiri? Apa mereka punya banyak waktu luang sampai bisa melakukan pekerjaan yang sia-sia itu? Dasar menyebalkan!

Pantas saja mendiang ratu terdahulu sampai bunuh diri. Vivianne yang berasal dari mantan bangsawan tingkat tinggi saja dihujat sampai seperti ini. Apalagi ibu Terence yang murni berasal dari kalangan rakyat biasa. Tekanan yang dia terima pasti lebih parah lagi.

Rasanya Key benar-benar ingin menarik bibir mereka. Tapi, karena dia berada dalam acara yang sakral, Key jadi tidak bisa melakukan apapun.

Ah, atau mungkin dia bisa.

Key menoleh. Menatap orang-orang yang dengan tidak tahu dirinya membicarakan Key tepat di depan matanya. Bibir Key tersenyum. Orang-orang yang berbisik seketika terdiam. Mereka tahu kalau senyum itu bukanlah senyum untuk menyapa.

Kepala Key menoleh dengan wajah yang langsung berubah jadi serius. Dia kembali melangkah menuju altar. Terence bersama seorang pendeta sudah menunggu di sana.

Terence tersentak ketika melihat reaksi calon istrinya saat mendengar dengung lebah berisi cacian terhadapnya itu. Terence pikir, Key akan menundukkan kepalanya dengan wajah yang sedih. Rupanya tidak. Mental gadis ini sepertinya jauh lebih kuat dari apa yang Terence pikirkan. Baguslah! Karena untuk menjadi seorang ratu di kekaisaran sebesar Heroic, diperlukan mental yang kuat. Sebab, akan ada banyak orang yang akan berusaha mati-matian untuk menyingkirkannya.

Orang tua Vivianne duduk di bangku paling depan bersama kelima menteri inti dan menteri lain. Sementara, Key sudah berdiri di depan Terence.

"Kau terlihat tampan." kata Key dengan suara yang sedikit nyaring hingga orang yang duduk di bangku depan bisa mendengarnya.

Terence tersenyum tipis ketika melihat Key menaikkan kedua alisnya. Terence tahu apa yang Key inginkan. Yah, ini mungkin akan jadi sedikit menggelikan. Tapi, Terence akan melakukannya.

"Kau juga sangat cantik." kata Terence dengan senyum yang terpaksa.

Orang-orang yang ada di aula pesta utama seketika terdiam. Apa telinga mereka tidak salah dengar? Terence yang bahkan tidak pernah melirik wanita barang sekali pun seumur hidupnya tiba-tiba saja memuji seorang gadis. Apalagi dengan senyum yang sebelumnya tidak pernah terlihat di wajahnya?

Gila! Ini benar-benar gila!

"Apa kau dengar barusan?"

"Yang Mulia Kaisar baru saja memuji calon istrinya, kan?"

"Sepertinya Yang Mulia Kaisar benar-benar mencintai istrinya."

Key tersenyum puas. Dia tahu betul bagaimana cara membuat pandangan orang-orang terhadapnya jadi berubah. Rasanya lucu bagaimana orang-orang berpikir kalau Terence mencintai Key hanya dengan satu kalimat sederhana saja.

Terence menatap Key.

"Gadis ini boleh juga." batinnya dalam hati.

Pendeta yang berdiri di sana berdehem pelan. Seketika suasana kembali serius.

Key menatap Terence tanpa berkedip. Sementara, Terence mati-matian berusaha untuk tidak mengalihkan pandangannya. Karena jika dia melakukan hal itu, bisa-bisa pandangan orang-orang terhadap Key berubah lagi.

Terence membutuhkan Key sampai waktu yang tidak bisa dia prediksi. Jadi, lebih baik kalau gadis ini bisa hidup dengan nyaman di istana kekaisaran sebagai ratu. Makanya, Terence akan berusaha untuk membuat hal itu bisa terjadi. Agar tidak ada lagi korban selanjutnya. Cukup ibunya saja yang mati karena bibir orang lain.

"Terence Royal Heroic, apakah anda bersumpah akan mencintai Vivianne Pink Mevusa sebagai istri anda baik dalam suka maupun duka?"

Terence menatap Key yang tersenyum dengan lebar. Seolah dia menikah dengan pria yang dia cintai dan bukannya karena ikatan kontrak.

"Akhirnya, aku bakalan kaya!"

Itu adalah isi dari otak Key yang tidak diketahui oleh Terence.

"Saya bersumpah!" jawab Terence tegas tanpa mengalihkan pandangannya dari Key.

"Vivianne Pink Mevusa, apakah anda bersumpah akan mencintai Terence Royal Heroic sebagai suami anda baik dalam suka maupun duka?"

"Saya bersumpah!" jawab Key tak kalah tegas.

"Vivianne Pink Mevusa dan Terence Royal Heroic. Apakah kalian bersumpah akan menjaga kesucian pernikahan kalian selamanya?

Key dan Terence saling tatap. Ini adalah pertanyaan yang sulit. Karena pernikahan ini tidak akan berlangsung selamanya.

"Kami bersumpah!" kata Key dan Terence hampir bersamaan namun dengan suara yang lebih lemah.

"Dengan begini, kalian resmi menjadi suami istri!" kata pendeta sembari menutup buku yang dia baca.

Key dan Terence kembali saling tatap. Semua tamu yang ada bersorak. Termasuk mereka yang tadi bicara hal buruk soal Key.

"Hidup Yang Mulia Kaisar dan Ratu!"

"Selamat atas pernikahan anda!"

"Semoga anda selalu berbahagia!"

"Silakan berciuman untuk mengakhiri upacara pernikahan." kata pendeta sembari perlahan melangkah mundur. Kemudian, benar-benar pergi dari sana sebelum dia melihat romansa yang begitu manis di usianya yang tidak lagi muda ini.

Deg! Deg! Deg!

Jantung Key dan Terence berdegup kencang. Mereka berdua lupa soal ciuman di akhir upacara pernikahan. Sialan! Kalau keduanya tidak berciuman, bisa-bisa semua tamu yang hadir jadi curiga dan mempertanyakan cinta mereka. Tapi, Key tidak mau berciuman dengan pria yang tidak dia suka. Terlebih, ini akan jadi ciuman pertamanya.

Sialan!

Apa yang harus Key lakukan sekarang?

Terence mendekatkan wajahnya dengan perlahan. Key berusaha untuk memundurkan kepalanya. Tapi, Terence dengan sigap menahan kepala Key dengan tangan kanannya. Lantas, tangan kirinya mendorong pinggang Key. Membuat gadis yang 12 cm lebih pendek darinya itu masuk ke dalam pelukan Terence.

Tubuh Key bergetar hebat. Dia benar-benar tidak tahu kalau Terence akan melakukannya.

Apa pria ini sudah kehilangan akalnya?!

Key mengangkat tangannya. Dia berencana mendorong tubuh Terence. Masa bodoh jika orang-orang jadi curiga. Ciuman pertama Key jauh lebih penting. Key tidak mau ciuman pertamanya yang berharga diambil oleh pria yang tidak dia cintai. Apalagi di depan banyak orang.

Ketika tangan Key berada di dada bidang Terence, pria itu langsung mengecup bibir Key tanpa mengatakan apapun. Mata Key terbuka lebar. Berbeda dengan Terence yang menutup matanya.

Key bisa merasakan bibir Terence yang begitu lembut. Setelah 10 detik yang terasa begitu lama, Terence menarik wajahnya. Dia menatap Key yang terlihat begitu terkejut.

"Seperti yang kau katakan, pasangan yang menikah harus terlihat mesra, kan?" kata Terence.

Key menatapnya kesal.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang