Light 38

4.3K 484 7
                                    

"Yang Mulia Ratu dan Putra Mahkota tiba di pintu masuk pameran seni! Para tamu undangan dimohon untuk memberikan salam!" kata ksatria yang berjaga di depan pintu masuk.

Semua tamu undangan yang duduk di kursi dalam ruangan langsung berdiri. Membungkukkan badan mereka.

"Kami memberi salam pada Yang Mulia Ratu dan Putra Mahkota. Semoga permata winarbu selalu menyinari setiap langkah anda!" kata mereka kompak.

Meski kelihatannya semua orang menghormati Key sebagai ratu dari kekaisaran tempat mereka tinggal, nyatanya tetap ada orang yang enggan berdiri. Apalagi sampai membungkukkan badan mereka. Ada juga yang berdiri tapi tidak ikut membungkukkan badan. Yang membungkukkan badan tapi tidak mengucapkan salam juga ada. Dan, yang membungkukkan badan dan mengucapkan salam tapi dengan terpaksa lebih banyak lagi jumlahnya.

Intinya, kedudukan Key sebagai ratu Kekaisaran Heroic masih belum diakui oleh sebagian besar bangsawan. Tapi, dibandingkan bangsawan, jumlah rakyat biasa yang tidak menyukai Key jauh lebih banyak. Itu karena uang yang dikorupsi oleh ayah Vivianne dulunya merupakan uang yang seharusnya digunakan untuk pembangunan fasilitas demi kesejahteraan para rakyat.

Yah, Key sih tidak peduli dengan kejadian korupsi itu. Karena apa yang terjadi di masa lalu Vivianne bukanlah kesalahan Key. Dan, Key juga tidak peduli dengan orang-orang yang membenci dirinya. Yang penting, Key sudah berusaha untuk menjadi ratu yang baik. Urusan suka atau tidak, itu semua berada di bawah kendali Key.

Bukankah kita memang tidak bisa membuat semua orang menyukai kita? Apapun yang kita lakukan dan tidak peduli sebanyak apa kebaikan yang kita berikan, orang yang benci akan tetap benci. Menutup mulut semua orang yang membenci kita terlalu sulit. Tapi, menutup telinga sendiri atas omong kosong itu sangatlah mudah.

Key berdiri di atas mimbar. Siap memberikan pidato yang sudah dia buat semalaman suntuk itu. Terence dan Alcides duduk di kursi kehormatan. Sejajar dengan tempat duduk Key yang ada di bagian paling depan.

Key menghela napas panjang. Berusaha mengusir rasa gugup yang menguasai dirinya. Alcides menatap Key takjub. Selama ini, Alcides tidak pernah seberani itu untuk bicara di depan banyak orang. Bahkan, bicara di depan gurunya saja, Alcides terkadang ketakutan. Istri pamannya ini memang yang terbaik. Sementara Alcides menatap Key takjub, Terence justru terlihat cemas.

Pidato itu...

Apa Key benar-benar bisa membuatnya dengan baik? Sial! Kalau tahu istrinya akan pergi ke pameran seni, harusnya Terence membuatkan teks pidato untuknya.

Key pasti akan semakin dibenci, kan?

"Apa menurutmu pidato Yang Mulia Ratu akan bagus?"

"Entahlah! Aku bahkan sudah mengantuk hanya dengan melihat wajahnya."

"Itu pasti sangat membosankan. Sama seperti wajahnya."

Suara bisikan orang-orang di belakang Terence membuat pria itu jadi semakin gugup. Key tersenyum. Dia mulai bicara.

"Selamat pagi, semua tamu terhormat yang hadir di pameran seni ini. Kami mengucapkan terima kasih banyak karena kalian sudah mau meluangkan waktu untuk hadir di sini. Terutama bagi para seniman muda dari berbagai kekaisaran yang begitu berbakat. Sebuah kehormatan bagi kekaisaran ini karena telah dipilih menjadi tempat pameran diadakan. Kami berharap, pameran seni ini dapat menjadi ajang bagi para seniman muda untuk terus mengembangkan bakat sehingga mereka bisa menjadi seniman yang lebih hebat di masa mendatang." Key berhenti. Dia menatap menyapu seluruh orang-orang yang ada di ruangan ini dengan senyum penuh percaya diri terpampang d wajahnya.

Ekspresi wajah Terence berubah. Dia yang semula menatap Key dengan tatapan ragu dan khawatir kini terlihat lega sekaligus bangga. Pidato Key sangat bagus. Semua orang yang ada di ruangan ini juga setuju akan hal itu. Mereka yang tadinya meremehkan Key kini diam dan memperhatikan Key dengan serius. Terutama para seniman dari beberapa kekaisaran tetangga yang terlihat begitu bangga akan diri mereka karena dipuji oleh Key.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang