Light 15

6.5K 628 7
                                    

"Apa ibu dan ayah benar-benar tidak ingin tinggal di ibukota saja?" tanya Key sembari menggenggam tangan Baron dan Baroness Mevusa.

Sekarang adalah saatnya Key untuk pergi ke ibukota dan secara resmi diumumkan sebagai calon istri Terence. Jika Key pergi, Baron dan Baroness Mevusa akan tinggal berdua saja. Karena ketiga pelayan yang ada di kediaman ini akan Key bawa ke istana kekaisaran untuk dijadikan pelayan pribadi. Key masih belum terbiasa dengan kehidupan di istana kekaisaran. Jadi, dia memutuskan untuk membawa sendiri pelayannya.

Selama hampir 1 bulan tinggal di rumah 2 lantai ini, Key sudah sangat menyayangi kedua orang tua Vivianne. Key tidak tega jika harus meninggalkan mereka berdua sendirian. Terence memang sudah membayar luna semua hutang Baron dan Baroness. Dia juga sudah berjanji akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk calon ayah dan ibu mertuanya. Tapi, tetap saja Kry khawatir.

"Tidak apa-apa, Vivi! Ayah dan ibu akan baik-baik saja meski tinggal di desa kecil ini. Justru, ayah dan ibu akan merasa sesak jika tinggal di ibukota yang ramai. Pergilah, sayang! Jangan jadikan ayah dan ibu alasan bagi Vivi untuk terus tinggal di desa kecil ini." kata Baroness Mevusa sembari mengusap pipi Key lembut.

Bagi kedua pasangan yang sudah menikah selama 21 tahun ini, putri semata wayang yang sudah mereka tunggu kehadirannya selama 1 tahun ini jelas adalah harta yang paling berharga. Mereka bahkan rela melakukan korupsi dengan jumlah terbanyak sepanjang sejarah agar Vivianne bisa hidup dengan nyaman. Tapi, sayangnya kebiasaan mereka memanjakan Vivianne membuat gadis kecil ini tumbuh menjadi gadis yang gila akan harta. Begitu Vivianne berubah jadi gadis yang sederhana dalam semalam, tentu saja Baron dan Baroness terkejut. Mereka tidak berpikir hal yang aneh. Bagi mereka, perubahan sikap Vivianne adalah buah atas kesabaran mereka selama ini. Dan, sekarang putri mereka yang berharga akan menikah dengan pria paling terhormat di kekaisaran. Jadi, mana mungkin pasangan baron dan baroness itu menghalangi langkah putrinya.

"Apa ayah dan ibu yakin? Bagaimana kalau berpikir sekali lagi?" tanya Key penuh harap.

Desa kecil ini memang tidak buruk. Meski letaknya terpencil. Tapi, ada banyak fasilitas yang cukup memadai di sini. Rumah sakit. Pasar. Sekolah. Taman. Dan, masih banyak lagi. Tempatnya pun aman. Satu-satunya bahaya hanyalah rentenir yang menagih hutang. Tapi, baron dan baroness kan tidak lagi memiliki hutang. Jadi, mereka bisa hidup dengan nyaman sekarang. Yang jadi masalah adalah letaknya yang terlalu jauh dengan istana kekaisaran. Sihir teleportasi milik Terence memang akan sangat membantu. Masalahnya, apa pria ini mau 'melempar' Key ke desa ini setiap saat? Jelas tidak, kan?

Terence adalah seorang kaisar sekarang. Dia akan jadi sangat sibuk.

Key takut jika dia tidak bisa menjaga orang tua Vivianne dengan baik.

Terence menatap Key sedikit muak. Bagaimana mungkin seorang anak yang menjadi alasan orang tuanya melakukan korupsi malah mengkhawatirkannya? Gadis ini benar-benar aneh! Dia terasa seperti orang lain. Karena Vivianne Pink Mevusa yang dia tahu tidak pernah mengkhawatirkan apapun selain uang. Bahkan, termasuk kedua orang tuanya.

"Tidak apa-apa, Vivi sayang! Pergilah! Jangan buat calon suami Vivi menunggu lebih lama!" kata Baron Mevusa lembut.

Key menatap sekilas Terence yang langsung mengalihkan pandangannya dari Key. Pria yang berdiri tidak jauh dari Key itu seketika berpura-pura melihat cuaca.

Pandangan Key kembali terfokus pada Baron dan Baroness Mevusa.

"Baiklah! Hubungi Vivi jika ibu dan ayah butuh bantuan, ya!" kata Key dengan tatapan yang terlihat begitu khawatir.

Baron dan Baroness Mevusa memeluk Key yang balas memeluknya. Setelah 2 menit, pelukan itu selesai. Kedua pasangan itu mengusap pipi Key.

"Jaga diri Vivi, ya!"

Key menganggukkan kepalanya. Dia berjalan menyusul Terence. Keduanya berjalan bersisian. Leo dan Elven yang berada dekat dengan kereta kuda Terence langsung naik ke kuda masing-masing. Mereka bertugas menjaga kereta kuda yang nampak begitu miskin itu. Jika kereta kuda kekaisaran dilapisi emas dan dihiasi permata dengan kayu kualitas terbaik dan sofa yang empuk. Maka, kereta kuda yang ada di depan Key ini justru sebaliknya. Dibuat dari kayu dengan kualitas terburuk. Sofanya dilihat sekilas saja sudah terasa keras. Dan, rodanya itu kelihatan seperti akan lepas jika terkena kerikil kecil.

Apa ini adalah rencana Terence untuk mati bersama? Dia tidak mau menjadi kaisar dan bertanggung jawab atas Alcides. Jadi, dia mengajak Alcides dan Key untuk mati bersama karena dia takut mati sendirian. Pria ini kan wajahnya seperti pelaku tindak kejahatan. Jadi, mana mungkin Key bisa percaya begitu saja.

"Kereta kuda ini digunakan untuk penyamaran. Bukan untuk mati bersama." kata Terence tiba-tiba seolah bisa membaca isi pikiran Key.

Key langsung tertawa dengan kaku, "Apa maksud anda?! Tentu saja saya tahu soal hal itu. Haha..."

Terence menghela nafas. Dia sudah mempelajari sesuatu selama tinggal dengan Key. Mengajak gadis pendek ini berdebat adalah hal yang lebih sia-sia. Jauh lebih sia-sia dibandingkan mengayak pasir pantai.

Terence membuka pintu kereta kuda. Alcides yang duduk di dalamnya langsung tersenyum. Tubuh Terence seketika membatu. Key dengan santai masuk ke dalam kereta kuda. Melelehkan tubuh Terence yang membatu. Key santai duduk di samping Alcides.

"Hei! Itu tempat dudukku tahu!" kata Terence kesal.

Key tak acuh. Dia menyandarkan kepalanya. Terence kembali menghela nafas. Dengan pasrah duduk di depan Key.

Kereta kuda mulai berjalan. Baru menempuh perjalanan sejauh 2 meter, Key sudah merasa sangat mual.

Aneh! Padahal kereta kuda seperti ini adalah kereta kuda yang biasa dinaiki oleh rakyat biasa. Meski Vivi adalah seorang putri baron. Tapi, dia tidak ada bedanya dengan rakyat biasa. Jadi, harusnya Vivi terbiasa dengan kereta kuda seperti ini. Tapi, kenapa rasanya tubuh ini sangat mual?!

"Anu... kenapa anda tidak menggunakan sihir anda saja?" tanya Key sembari menahan sesuatu yang memaksa keluar dari perutnya.

"Darimana kau tahu soal sihirku?!" tanya Terence dengan wajah yang marah.

Orang yang tahu soal kekuatan sihir Terence tidak banyak. Jadi, wajar saja jika Terence terkejut ketika mendengar Key bicara soal kekuatannya.

"Saya kan Putri Cahaya. Apa anda lupa?"

Wajah Terence melunak.

"Aku sudah menggunakan banyak sihir untuk menemukan Alci. Jadi, aku butuh waktu untuk mengisi manaku." terang Terence.

Key menganggukkan kepalanya. Jalanan di desa ini benar-benar buruk. Apa mereka membuatnya dengan melemparkan batu dan kerikil? Kereta kuda ini terus saja bergoyang sedari tadi.

Key baru duduk di dalam kereta kuda selama 5 menit. Tapi, tubuhnya terasa aneh. Air liurnya pahit. Perutnya mual. Key menutup bibirnya. Dia terlihat seperti orang yang sedang menelan sesuatu. Kejadian itu berulang sebanyak dua kali.

Key menatap Alcides yang dengan santainya bisa tidur meski kepalanya terus bergoyang ke kanan dan kiri. Terence sendiri juga terlihat nyaman. Apa kemiskinan yang melekat pada tubuh Vivianne menolak kereta kuda yang terlihat gembel ini? Aneh sekali!

"Apa yang baru saja kau telan?!" tanya Terence sedikit takut.

Key sebenarnya ingin menjawab. Tapi, entah kenapa Key tanpa sadar malah menundukkan kepalanya di depan kaki Terence. Juga memuntahkan sesuatu setelah membuka mulutnya lebar-lebar. Sesuatu yang tak lain dan bukan adalah sup ayam jamur. Sarapan Key yang baru saja akan dicerna oleh lambungnya.

Benda yang ditelan Key tadi. Rupanya adalah sarapannya yang memaksa ingin dikeluarkan kembali. Pantas saja rasanya sedikit asam meski bumbu supnya masih terasa.

Sekarang, perut Key sudah terasa lebih baik. Dia bahkan bisa dengan santai mengusap bibirnya yang masih terkena sedikit bekas muntahan.

"Huaaaaa....." teriak Terence ketika melihat benda kental berwarna putih di kakinya. Ada lumatan jamur dan ayam di antara cairan putih itu.

Sialan! Ini menggelikan sekali!

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang