Mata Key mengerjap ketika cahaya matahari pagi menusuk matanya. Key menggeliat. Meregangkan sendinya yang tertidur semalaman. Key sudah sepenuhnya terbangun dari mimpinya. Key menatap sekitar.
Aneh! Rasanya ada yang hilang dari kasur yang begitu luas ini.
Sret!
Key langsung duduk. Dia menatap sekitar. Key lantas merangkak menuju sisi kasur lain yang cukup jauh darinya. Bibirnya terangkat ketika melihat sebuah benda panjang dalam balutan kain putih tergeletak di atas lantai.
"Kasihan banget gulingnya. Pasti dingin tidur di lantai semalaman." kata Key sembari mengusap guling itu tanpa menyadari jika dia-lah orang yang membuat guling itu tidur di atas dinginnya lantai.
Key termenung sejenak. Dia kan adalah tipe orang yang tidak bisa tidur kalau tidak memeluk guling. Key akan langsung bangun ketika tidak ada guling dalam pelukannya. Lantas, kenapa Key tidur dengan nyenyak meski gulingnya ada di atas lantai dan bukannya dalam pelukannya?
Pssshhh!!!
Wajah Key berubah jadi merah ketika dia menyadari sesuatu. Bukan hanya guling yang hilang dari kasur ini. Masih ada satu hal lain yang jauh lebih penting.
Terence.
Bagaimana mungkin Key melupakan pria yang baru saja menikahinya semalam itu? Ah, karena tadi malam mereka tidur bersama, apa mungkin Key memeluk Terence karena mengiranya sebagai guling?
Sialan! Padahal Key sudah berusaha mati-matian untuk menahan kantuk dan menyiksa Terence. Tapi, pada akhirnya dia tetap menutup matanya. Lebih parah lagi, Key malah memeluk Terence setelah mengancam pria itu agar tidak melakukan hal yang aneh.
Argh! Key malu sekali!
Apa yang harus dia lakukan ketika bertemu Terence nanti? Apakah Key harus pura-pura tidak tahu saja?
"Aku harap dunia ini berakhir besok." kata Key dengan senyum menyeramkan di wajahnya.
"Selamat pagi, Yang Mulia Ratu!" sapa Hana dan Sui hampir bersamaan.
Key menoleh. Ekspresi wajahnya seketika berubah jadi lebih ramah.
"Selamat pagi, Hana! Sui!" balas Key.
"Apa tidur anda nyenyak?" tanya Hana.
Key menganggukkan kepalanya.
"Ini sarapan anda! Silakan menikmatinya!" kata Sui sembari meletakkan beberapa piring dan mangkok berisi berbagai macam hidangan yang menggugah selera, di atas meja.
Key mengangguk. Dia turun dari kasurnya. Lantas, duduk di atas kursi dan mulai menikmati sarapannya. Dimulai dari memakan beberapa potong buah-buahan segar.
Saat menjadi Vivianne, Key sama sekali tidak menduga kalau dia akan merasakan kehidupan bangsawan yang begitu mewah seperti ini. Sebelum menjadi seorang putri baron, Vivianne juga pasti pernah merasakan kemewahan seperti ini, kan? Tidur di atas kasur yang lembut. Memakan hidangan mewah di dalam kamar. Dilayani oleh banyak pelayan. Tidak perlu memikirkan akan makan apa besok.
Rasanya, Key benar-benar suka dengan kehidupan yang penuh akan kemewahan ini.
Key sekarang memakan makan utama yang tak lain dan bukan adalah roti yang dioles selai di atasnya. Dulu, sarapan dengan roti berbalut selai hanya bisa Key bayangkan saja rasanya setelah melihat film tentang anak-anak orang kaya yang terlambat pergi sekolah dan mencomot roti. Setelah itu, memakannya sambil naik mobil. Ternyata, rasa rotinya enak juga. Lembut dan juga manis.
"Saya akan membacakan jadwal anda hari ini, Yang Mulia!" kata Sui sembari mengeluarkan sebuah gulungan kertas yang entah dia simpan dimana.
Ah, Key kan sudah resmi jadi istri Terence sekarang. Dan, karena Terence sudah dinobatkan sebagai kaisar menggantikan kakak iparnya, Key juga jadi harus menggantikan posisi kakak perempuan Terence sebagai ratu. Dengan kata lain, Key akan jadi sangat sibuk mulai sekarang.
Pertanyaannya, apa Key bisa melakukan tugasnya sebagai ratu dengan baik? Bagaimana jika Key melakukan kesalahan dan malah menghancurkan kekaisaran ini?
"Jam 07.00 pagi akan ada pertemuan dengan kedutaan besar dari Kekaisaran Waringham. Anda memiliki undangan pesta minum teh dengan bangsawan dari Kerajaan Gigintic pada jam 08.30. Selanjutnya, ada rapat dengan menteri keuangan terkait pembangunan taman baru di istana kekaisaran di jam 10.00. Lalu_"
Kepala Key berputar ketika mendengar jadwalnya dibacakan oleh Sui. Key tahu kalau seorang ratu dari kekaisaran sangatlah sibuk. Tapi, ini sih keterlaluan. Key bahkan rasanya tidak punya waktu untuk sekadae bernapas.
Tugas ratu hanyalah mengurus masalah internal yang ada di istana kekaisaran saja, termasuk menyambut tamu dari luar kekaisaran. Tapi, masa iya tugasnya sebanyak ini? Key sama sekali tidak bisa membayangkan sesibuk apa Terence saat ini. Setidaknya, pria itu sama sekali tidak terkejut dengan tugas yang ada di kedua bahunya karena dia sudah terbiasa membantu kakak iparnya. Sementara, Key sama sekali tidak tahu apapun soal tugas seorang ratu. Begitu juga dengan Vivianne. Karena gadis ini jelas selalu bermalas-malasan.
Tamat sudah!
Kekaisaran ini pasti akan hancur!
"Aku akan menyelesaikan semua tugas istriku!" kata Terence yang tiba-tiba muncul di balik ambang pintu.
Key menatapnya tak percaya. Terence berjalan dengan gagah berani. Dia terlihat seperti seorang pahlawan yang sedang dalam perjalanan menyelamatkan seorang gadis yang mengalami kesulitan. Di mata orang lain, itu mungkin keren. Tapi, tidak di mata Key.
Terence terlihat menyebalkan!
Terence kemudian berdiri di belakang Key. Key mendangak. Menatapnya.
"Aku rasa aku bermain terlalu kasar tadi malam. Jadi, biarkan istriku istirahat untuk beberapa hari ini." kata Terence sembari meletakkan kedua tangannya di bahu Key.
Key menatap Terence tidak percaya. Apalagi ketika melihat wajah datar pria itu saat mengatakan hal memalukan yang bisa menimbulkan kesalahpahaman itu.
Wajah Hana dan Sui berubah merah. Mereka berdua tersenyum sembari menatap Key yang ikut tersenyum. Juga dengan wajah yang memerah. Bukan karena malu. Tapi, karena Key sedang menahan diri untuk tidak memukul wajah Terence saat ini juga.
"Kalau begitu, kami pamit undur diri, Yang Mulia Kaisar dan Ratu! Semoga hari anda berdua menyenangkan!" ucap Hana dan Sui sembari menundukkan badannya.
Kedua pelayan itu kemudian melangkah pergi. Meninggalkan pasangan suami istri yang baru menikah semalam itu sendirian.
Key langsung bangkit dari kursinya dan menatap Terence galak.
"Apa anda sudah kehilangan akal? Kenapa mengatakan hal yang bisa menimbulkan kesalahpahaman seperti itu?" tanya Key kesal.
"Memangnya apa yang bisa aku katakan sebagai alasan? Istri kontrakku tidak bisa melakukan apapun selain marah dan mengamuk. Jadi, biarkan dia mendapatkan pelatihan sebagai ratu jika kalian tidak mau kekaisaran ini hancur. Apa itu jawaban yang kau mau?" tanya Terence dengan wajah datarnya yang terlihat semakin menyebalkan.
Key membuka bibirnya. Bersiap protes ketika dia menyadari jika ucapan Terence terdengar masuk akal.
Key mendengus pelan.
"Untuk dua minggu ke depan, kau tidak perlu melakukan tugasmu sebagai ratu. Sebagai gantinya, kau akan mendapatkan pelatihan." kata Terence lagi.
Key menatap Terence penuh rasa curiga. Pria ini jelas tidak akan memperkerjakan sembarang orang untuk melatih Key. Karena jika berita soal ratu yang tidak bisa melakukan tugasnya muncul, hal itu hanya akan membuat Terence kesusahan. Para bangsawan dna rakyat bisa memaksa Terence untuk menceraikan Key. Dengan kata lain, Terence akan kehilangan 'medianya' dalam mendekati Alcides.
Kalau begitu, satu-satunya jalan adalah dengan memperkerjakan orang yang bisa dipercaya.
"Benar! Pelatihnya adalah Leo dan Elven!" kata Terence seolah bisa membaca isi kepala Key.
Key tersenyum.
Entah kenapa pikiran Key soal kehidupan bangsawan berubah.
Key sama sekali tidak menikmatinya!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Putri Cahaya, begitulah mereka memanggil Key. Key mati karena terbentur dinding ketika mengejar kucingnya yang bertengkar. Parahnya, Key bukan pergi ke alam baka. Melainkan, masuk ke tubuh putri baron miskin dalam nove...