Light 6

7.7K 807 28
                                    

Alcides sudah tertidur. Ketiga pelayan muda mengurus putra mahkota itu dengan sangat baik. Karena mereka memang sangat berpengalaman dengan anak kecil. Alasannya tentu saja karena dulu mereka pernah punya adik juga. Sayangnya, adik-adik mereka meninggal karena perang. Kehadiran Alcides di sini jelas bisa sedikit mengurangi rasa rindu mereka terhadap adik-adik kecilnya. Yah, Key harap sih begitu.

Luka Alcides sudah dibersihkan dan diobati. Bocah kecil itu juga sudah makan. Tentu saja ketiga pelayanlah yang mengurusnya. Bukan karena Key menolak mengurus anak yang dia temukan. Key sih mau-mau saja kalau disuruh mengurus Alcides. Masalahnya, kedua orang tua Vivianne langsung menariknya ketika ketiga pelayan mengambil alih Alcides.

"Jadi, dimana Vivi menemukan putra mahkota? Vivi tidak menculik beliau untuk membayar hutang, kan?" tanya Baroness Mevusa panik.

"Apa Yang Mulia Kaisar dan Ratu tahu jika putra mereka Vivi culik?" tanya Baron Mevusa dengan wajah yang tak kalah panik dari istrinya.

Key menatap langit-langit ruang tamu dengan datar. Kenapa mereka berdua bertanya seolah putri mereka adalah seorang kriminal? Key memang akan melakukan apapun untuk membayar hutang kedua orang tua Vivianne. Tapi, dia tidak mungkin sampai punya pikiran untuk menculik anak orang lain. Apalagi, anak dari seorang kaisar yang punya adik kejam. Itu sih namanya bukann membayar hutang. Tapi, pemusnahan keluarga. Yah, memang sih hutang Baron dan Baroness Mevusa akan dianggap lunas karena keluarga Mevusa sudah hancur. Tapi, bukan membayar hutang seperti itu yang Key maksud.

"Ay_"

Perkataan Key terpotong oleh seruan panik Baron Mevusa, "Kita harus segera mengembalikan Putra Mahkota!"

"Benar! Ibu akan menyewa kereta kuda. Kita akan mengatakan jika Putra Mahkota tidak sengaja tersesat kemari. Apapun yang terjadi, kita harus mengatakan jika Vivi tidak bersalah."

Key menghela nafas. Dia menatap dua manusia di depannya dengan datar. Tidakkah reaksi mereka terlalu berlebihan? Dan, bagaimana mungkin Key bisa menculik seorang Putra Mahkota yang tinggal di istana yang berjarak dua hari perjalanan dari desa terpencil ini? Memangnya, Key ini punya kantong ajaib yang bisa mengeluarkan pintu kemana saja?!

Yah, berita tentang kematian ayah dan ibu Alcides memang baru akan diumumkan dua hari lagi. Jadi, tidak ada satu orang pun yang mengetahui hal itu selain pembunuhnya dan Key, penulis cerita ini.

"Ayah! Ibu! Tenanglah!" kata Key tegas setelah dari tadi hanya diam dan memperhatikan kekhawatiran tidak berdasar dari Baron dan Baroness Mevusa.

"Bagaimana mungkin ibu bisa tenang ketika putri semata wayang ibu menculik seorang anak untuk membayar hutang?!" Baroness Mevusa masuk ke dalam pelukan suaminya.

"Hutang ayah dan ibu memang sangat banyak Vivi! Tapi, Vivi tidak perlu sampai melakukan hal seperti ini." kata ayah Vivianne sembari menenangkan istrinya dan menatap Key dengan wajah kecewanya.

Key menghela nafas. Ini akan benar-benar sulit! Kenapa orang tua selalu saja bicara seolah mereka mengetahui segalanya? Padahal, pada faktanya mereka tidak tahu apapun.

"Bisakah ayah dan ibu mendengarkan penjelasan Vivi terlebih dahulu?" tanya Key dengan senyum manis yang terlihat begitu terpaksa. Sengaja. Untuk menutupi wajah marahnya.

Baron dan Baroness Mevusa diam. Benar juga. Mereka belum mendengar penjelasan dari putri mereka. Vivianne memang anak yang manja dan boros. Tapi, dia jelas tidak akan menculik seorang anak untuk membayar hutang.

Key menarik nafas panjang. Berusaha bersikap tenang. Dia kemudian memasang wajah serius.

"Yang Mulia Kaisar dan Ratu sudah tewas." kata Key santai.

"Apa?! Yang Mulia Kaisar dan Ratu meninggal?!" tanya Baroness Mevusa sembari berteriak kencang dan lepas dari pelukan suaminya.

Key buru-buru membekap bibir ibu Vivianne sebelum dia berteriak lebih kencang dan membuat Alcides mendengar kenyataan pahit ini.

"Ibu! Tenanglah! Ibu bisa membuat Putra Mahkota mendengarnya." kata Key panik.

Baroness Mevusa mengangguk. Key melepaskan tangannya dari bibir Baroness.

"Darimana Vivi tahu soal hal itu? Apa Vivi yang_"

Mulai lagi...

"Ayah..." kata Key dengan kedua alis yang naik.

Mau sampai kapan mereka mencurigai Key?

"Ah, maafkan ayah!"

Key mendesah. Orang tua Vivianne pasti khawatir jika putrinya yang gila akan harta ini mengambil jalan yang salah untuk mendapatkan uang. Jadi, dia tidak akan terlalu marah lagi kali ini. Meski begitu, terlalu curiga pada anak kan juga tidak baik.

"Keluarga kekaisaran sedang pergi berwisata kecuali Pangeran Kedua. Dalam perjalanan, sepertinya mereka mengalami kecelakaan kereta kuda. Hanya Putra Mahkota dan seorang ksatria yang berhasil selamat. Dan, ketika Vivi menemukan Putra Mahkota di hutan, hanya beliau yang masih hidup." terang Key.

Baron dan Baroness Mevusa saling tatap. Mereka tidak tahu darimana putri mereka mengetahui cerita itu. Tapi yang jelas, ada hal yang ganjal dalam cerita itu.

"Tapi, jika keluarga kekaisaran mengalami kereta kuda. Bagaimana bisa para ksatria_"

"Ibu benar! Itu adalah penyerangan yang terlihat seperti kecelakan." kata Key. Memotong pembicaraan ibu Vivianne.

"Tapi, siapa yang berani membunuh keluarga kekaisaran?" tanya Baron Mevusa.

Key menggeleng perlahan. Dia juga tidak tahu siapa antagonis dalam cerita ini. Yang jelas, kalau sesuai dengan rancangan alur cerita yang Key buat sih, antagonisnya bisa jadi adalah salah satu dari orang terdekat Terence, orang yang sangat membencinya, orang yang ada di sekitarnya atau bisa jadi malah orang yang tidak ada hubungan apapun dengan Terence dan hanya dia ketahui saja namanya. Dengan kata lain, semua orang bisa jadi adalah antagonis cerita ini Hahaha...

"Darimana Vivi tahu soal Yang Mulia Kaisar dan Ratu?" tanya Baroness Mevusa serius.

Ini jelas jauh lebih berbahaya dibandingkan dugaan menculik Putra Mahkota. Jadi, wajar saja jika Baroness Mevusa terlihat panik.

Key mendesah pelan. Dia sama sekali belum menyiapkan jawaban atas pertanyaan yang lebih sulit dibandingkan darimana Key menemukan Alcides. Kalau boleh jujur, sebenarnya Key bahkan sama sekali belum siap menghadapi kenyataan yang ada di depannya.

Semua ini terjadi terlalu tiba-tiba.

Baikah! Mari gunakan bakat Key dalam menulis cerita fiksi. Cerita fiksi sama saja dengan alasan, bukan?

"Vivi tiba-tiba saja mendapatkan bayangan tentang Yang Mulia Kaisar dan Ratu ketika memegang tangan Putra Mahkota." kata Key.

Di dunia yang dia ciptakan dari kata ini masih ada banyak makhluk yang dianggap sebagi mitologi di dunia asli Key. Kalau naga, siren, elf, peri, manticore, putri duyung, goblin dan teman-temannya masih ada. Jadi, di dunia ini juga pasti ada semacam kekuatan untuk melihat masa depan atau masa lalu, bukan? Buktinya saja,  Liviona Merick punya kekuatan untuk memberantas kegelapan. Jadi, bukan hal yang aneh jika Key bilang kalau dirinya bisa melihat masa lalu hanya dengan menyentuh tangan seseorang, bukan?

Baron dan Baroness Mevusa saling tatap. Mereka berdua langsung mencondongkan tubuhnya.

"Apa Vivi benar-benar bisa melihat masa lalu seseorang?" tanya Baroness Mevusa dengan mata yang berbinar.

Key menarik tubuhnya ke belakang. Kepalanya mengangguk pelan. Sebenarnya Key ingin menggelengkan kepalanya. Tapi, dia jelas tidak akan bisa menarik kalimat yang sudah dia katakan. Jadi, Key terpaksa menganggukkan kepalanya

"Kalau begitu, Key adalah Putri Cahaya!" kata Baron Mevusa semangat.

Key menatap dua orang dewasa yang saling berpegangan tangan dan tertawa itu.

"Putri kita adalah Putri Cahaya!"

"Vivi kita akan menyelamatkan umat manusia!"

Key sama sekali tidak tahu apa maksud pembicaraan kedua manusia ini. Putri Cahaya? Makhluk apa itu?

Sialan! Entah kenapa Key merasa kalau hidupnya akan jadi semakin rumit karena ucapan asalnya ini.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang