"Jadi, Nona Vivianne Pink Mevusa. Ah, haruskah aku memanggilmu Yang Mulia mulai sekarang?" tanya Crisantimum pada Key yang duduk di depannya dalam keadaan tidak nyaman.
Sumpah! Key benar-benar merasa tidak nyaman meski dia berada di taman yang indah. Bunga berwarna-warni terhampar dan menyebarkan aroma wangi yang memikat kupu-kupu dan lebah untuk hinggap di atasnya. Pepohonan dengan daun hijau yang terpotong rapi berbaris mengelilingi taman. Semak belukar yang juga dipotong sama rata menjadi pagar. Membuat taman ini terbagi menjadi beberapa area. Di depan Key, ada meja bundar yang diisi oleh berbagai macam makanan ringan berkualitas tinggi. Uap yang mengepul dari teko teh seharusnya membuat Key merasa tenang karena di dalamnya terdapat teh aromaterapi. Tapi, entah kenapa Key malah merasa tidak nyaman.
Mungkin karena gadis di depannya yang bernama Crisantimum ini terus menatapnya sembari tersenyum sedari tadi.
"Kau bisa memanggilku apapun, Crisan. Senyamanmu saja. Hahaha...." kata Key dengan tawa yang membuatnya jadi semakin terlihat canggung.
"Yah, nampaknya kau merasa tidak nyaman berada di dekatku, Vivi."
"Kalau sudah tahu, biarkan aku pergi, sialan!" pekik Key dalam hatinya.
Di kehidupan pertamanya, Key aslinya adalah seorang introvert. Dia tidak suka berada di dekat orang-orang. Apalagi sampai harus bicara empat mata begini. Kalau dengan anak kecil sih tidak masalah. Karena mereka tidak pernah memandang rendah orang lain. Tapi, kalau harus berhadapan dengan remaja sampai orang dewasa, Key malas sekali.
"Bagaimana kalau minum teh saja? Ini teh dari bunga rosalime. Katanya bagus untuk menghilangkan rasa tidak nyaman saat bicara dengan orang asing."
Key menampilkan senyum penuh tekanan. Dia mengangkat cangkir tehnya. Terpaksa. Karena Crisantimum mengangkat teko teh dan menuangkannya dalam cangkir kosong Key. Akan sangat tidak sopan jika Key membiarkan Crisantimum menuangkan teh itu dalam keadaan cangkir yang masih berada di atas meja. Karena itu merupakan simbol ketidaksukaan.
Key memang memiliki jabatan lebih tinggi dibandingkan Crisantimum. Kalau Key dibenci oleh Crisantimum, artinya dia juga akan dibenci oleh semua penghuni kastil. Karena Crisantimum hidup lebih lama di dalam kastil dibandingkan Key.
"Minumlah! Rasanya sangat enak. Bunga rosalime hanya tumbuh di sekitar menara sihir." kata Crisantimum setelah selesai menuang teh di cangkir Key.
Key menatap teh berwarna merah pekat itu. Tampilan tehnya terlihat seperti racun. Apa teh ini benar-benar akan membuat Key merasa nyaman dan bukannya mati?
Menilai minuman dari penampilannya memang akan menyakiti perasaan pembuatnya. Tapi, masa bodoh soal hal itu.
"Aku tidak memasukkan racun apapun di dalam tehnya, Vivi. Lagipula aku tidak sebodoh itu untuk membunuh ratu kekaisaran dan menghabiskan sisa hidupku di dalam tanah." kata Crisantimum sembari mengaduk cangkir tehnya.
Gadis ini bisa membaca pikiran, ya? Kenapa dia selalu bisa menjawab apa yang ada di dalam pikiran Key?
"Penyihir tidak bisa membaca pikiran, Vivi. Aku hanya membaca gerak-gerikmu saja."
Deg! Key langsung buru-buru menenggak habis tehnya. Gila! Yang begitu sih mana mungkin tidak bisa membaca pikiran.
Penyihir menara sangat menyeramkan. Kenapa juga Key harus membuat Terence punya teman, sih?
Ah, Key benar-benar merasa nyaman sekarang. Sepertinya, teh bunga rosary atau apalah ini memang berkerja sesuai fungsinya. Tapi, entah kenapa Key merasa sedikit aneh.
"Jadi, Vivi. Kenapa kau mau menikah dengan Terence? Terence bukanlah orang yang akan menikah karena alasan bodoh seperti jatuh cinta pada pandangan pertama." tanya Crisantimum sembari menatap Key penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Putri Cahaya, begitulah mereka memanggil Key. Key mati karena terbentur dinding ketika mengejar kucingnya yang bertengkar. Parahnya, Key bukan pergi ke alam baka. Melainkan, masuk ke tubuh putri baron miskin dalam nove...