"Ayah! Ibu! Vivi akan menikah!" teriak Key senang dengan kedua tangan lurus ke atas.
Terence yang berjalan tak jauh di belakang Vivi menepuk jidatnya. Apa dia benar-benar menikahi seorang gadis berusia 19 tahun? Karena gadis di depannya ini terlihat seperti seorang anak kecil berusia 5 tahun yang senang karena mendapatkan balon gratis di alun-alun. Sangat kekanakan!
Baron dan Baroness Mevusa yang berjalan di lorong yang menghubungkan ruang makan dan pintu menghentikkan langkahnya. Mereka menatap Vivi bingung.
"Vivi akan menikah dengan siapa?!" tanya Baron Mevusa bingung sekaligus terkejut.
Bagaimana bisa anak gadis mereka yang punya selera tinggi terhadap seorang pria bisa menikah secepat ini? Padahal, dulu Vivi bilang jika dia tidak akan menikah jika bukan dengan pria berstatus sosial tinggi dengan wajah tampan, usia yang tak jauh darinya, harta yang banyak, tinggi, berbadan tegap, bisa menggunakan semua senjata, bertanggung jawab, sehat, blablabla. Apa pria seperti itu memang ada? Dan, dimana putri semata wayang mereka menemukannya? Dia bukannya mau menikah dengan kaisar, bukan? Karena hanya pria itu satu-satunya orang yang sesuai dengan selera Vi...
"Tada! Ucapkan selamat datang pada calon menantu ibu dan ayah!" kata Key sembari menunjuk pria di belakangnya dengan kedua tangan tanpa menoleh. Key tersenyum lebar.
Baron dan Baroness Mevusa menatap pria di belakang Key dengan terkejut.
"Saya merasa tersanjung dengan ucapan anda, Nona! Tapi, sayangnya saya sudah punya kekasih." kata pria di belakang Key.
Tubuh Key berputar kaku. Dia terlonjak kaget ketika melihat Leo berdiri di belakangnya sembari tersenyum. Sementara, pria yang Key maksud dengan santai berjalan menuju ruang makan.
Key menatap punggung Terence datar. Dia melangkahkan kakinya dengan kesal. Menyusul Terence.
"Hei, pria si..." Key menoleh, ketiga orang itu menatapnya. Key seketika memasang wajah penuh cinta, "Hei, calon suamiku tercinta! Tolong tunggu calon istrimu ini!" teriak Key.
Baron dan Baroness Mevusa saling tatap.
"Vivi benar-benar akan menikah?!"
"Dengan Yang Mulia Kaisar?!"
Leo yang mendengar pertanyaan pasangan suami istri di depannya seketika terkejut.
"Yang Mulia Kaisar akan menikah?!"
Ketiganya saling tatap. Lantas, menatap Key yang berhasil menyusul Terence. Kemudian, ikut berlari. Menyusul kedua manusia yang sudah duduk di atas kursi. Bersebelahan.
Baron dan Baroness Mevusa duduk berhadapan dengan Terence dan Key. Sementara, Leo duduk di bagian lebar meja. Sendirian. Bersebelahan dengan Baron dan Terence.
Di depan mereka, terhidang berbagai hidangan mewah yang hanya Vivi makan setahun sekali setelah status sosial ayahnya diturunkan 4 tahun lalu. Iya, Baron Mevusa awalnya bukanlah seorang Baron. Melainkan, seorang duke terhormat. Namun, karena ketahuan menggelapkan dana untuk pembangunan jembatan di perbatasan, dia akhirnya dihukum dengan berat. Status sosialnya diturunkan. Dan, dibuang ke desa terpencil ini. Itulah kenapa Vivi masih belum bisa beradaptasi dengan kehidupannya sebagai orang miskin baru. Karena, dia sudah terbiasa berfoya-foya sejak dulu. Dan, jangan lupa dengan fakta jika Vivi adalah alasan kenapa Baron Mevusa melakukan korupsi.
Key menatap berbagai macam olahan daging di depannya. Ayam. Kalkun. Bebek. Sapi. Dan, makanan laut yang mewah ini hanya bisa dia lihat di konten mukbang yang ada di youtube tanpa bisa Key bayangkan rasanya.
Key dengan sigap mengambil piring berisi ayam goreng. Lantas, membagi isinya ke atas piring setiap orang yang ada. Tidak lupa memberikan lebih banyak ayam goreng ke dalam piringnya. Juga daging lain. Key langsung duduk begitu semua piring yang ada di atas meja kosong.
Leo dan Terence menatap piring Key yang sangat penuh. Sementara, pemilik piring itu tidak peduli. Key tersenyum. Menggosokkan kedua tangannya. Bersiap makan.
Perut Key ini punya banyak bagian. Ada bagian khusus untuk daging, buah, sayur, air, nasi, roti dan makanan lain. Jadi, Key tidak akan mudah merasa kenyang. Selain itu, metabolisme tubuhnya sangat cepat sehingga Key bisa makan banyak tanpa takut akan gemuk.
Yang satu ini sih entah harus disebut anugerah atau kutukan. Yang jelas, Key senang karena dia bisa makan dengan puas.
"Vivi akan menikah dengan Yang Mulia Kaisar?!" tanya Baroness Mevusa yang belum menyentuh piringnya.
Key yang sedang menggigit daging steak yang dia tusuk dengan garpu tanpa dipotong langsung menoleh. Mengangguk. Mulutnya penuh dengan daging. Jadi, Key tidak bisa bicara sampai dia menelan potongan daging itu.
Baron dan Baroness Mevusa kembali saling tatap. Bingung.
Kenapa putrinya bisa menikah dengan pria paling terhormat di negara ini? Lebih tepatnya, kenapa kaisar mau menikah dengan Vivi? Mantan pangeran kedua ini kan anti sekali dengan keluarga bangsawan yang melakukan korupsi. Terlebih, jumlah uang yang Baron Mevusa korupsi atas paksaan Vivi merupakan yang paling banyak dalam sejarah. Jadi, mustahil kaisar tiba-tiba melamar Vivi.
Apa jangan-jangan...
"Vivi tidak melakukan apapun seperti yang ayah dan ibu kira!" kata Key yang bersiap mengoyak paha ayam. Dia merasakan dengan jelas tatapan penuh selidik kedua orang tua barunya ini.
"Kau tidak makan, sayangku? Mau kusuapi?" tanya Key sembari tersenyum. Menatap Terence yang sama sekali tidak menyentuh piringnya. Pria itu justru menatap Key dengan sedikit jijik. Yah, cara makan Key memang sedikit berantakan. Tapi, bagaimana, ya. Makan ayam goreng bertepung krispi seperti ini dengan garpu dan pisau adalah kejahatan. Ayam goreng lebih cocok dimakan dengan tangan.
"Makanannya tidak sesuai dengan lidahku." kata Terence datar.
Key tersenyum. Dia mengambil pisau yang sedari tadi hanya diletakkan di samping piringnya.
Jleb!
Pisau itu menancap di atas dada kalkun panggang mentega. Kalkun yang sudah tenang di surga itu rasanya mati sekali lagi ketika melihat dadanya ditusuk pisau dengan sekejam itu. Leo meneguk ludah. Baron dan Baroness Mevusa berpelukan.
"Kalau begitu, paksa lidahmu untuk menyesuaikan rasa makanannya! Calon mertuamu memasak sendiri makanan ini. Jadi, pastikan kau memakan semuanya! Atau, kau mau tahu rasanya jadi kalkun ini?" kata Key sembari tersenyum.
Dia jadi punya keberanian karena menyadari jika Terence membutuhkan dirinya. Pria sialan ini jelas tidak akan membunuh wanita yang bisa membuatnya jadi lebih dekat dengan keponakan kesayangannya bukan? Key akan memanfaatkan hal itu dengan sangat baik.
Terence menatap Key datar. Meski begitu, dia tetap mengiris daging steak yang ada dan memakannya. Manik mata Terence membulat. Dia memakan steak di depannya dengan lahap. Terence kira, makanan yang dihidangkan ini tidak memiliki rasa. Harga bumbu kan cukup mahal. Dan, penghuni rumah ini jelas tidak punya cukup uang untuk membeli banyak bumbu. Tidak Terence sangka jika rasanya bahkan jauh lebih enak dibandingkan masakan buatan kokinya.
Key tersenyum. Dia kembali makan dengan lahap. Key menatap Baron dan Baroness Mevusa.
"Jadi, apa ayah dan ibu merestui pernikahan Vivi dengan Terence?" tanya Key.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Putri Cahaya, begitulah mereka memanggil Key. Key mati karena terbentur dinding ketika mengejar kucingnya yang bertengkar. Parahnya, Key bukan pergi ke alam baka. Melainkan, masuk ke tubuh putri baron miskin dalam nove...