Light 35

4.8K 514 12
                                    

Key menatap datar hamparan camilan di depannya. Di sekitar Key, terdapat 4 wanita bangsawan yang terlihat begitu menikmati acara minum teh ini. Berbeda dengan Key yang justru terlihat seperti ingin segera melarikan diri dari tempat ini.

Sudah seminggu sejak Key menerima tugas pertamanya sebagai ratu. Dengan kata lain, sudah seminggu sejak para pendukung kekaisaran berkunjung ke istana. Tapi, Key sama sekali tidak pernah mendapatkan tugas untuk menyambut tamu lagi. Apa mungkin Terence berubah pikiran soal membiarkan Key menyambut para tamu? Atau, memang tidak ada lagi tamu yang datang ke kekaisaran? Padahal, Key sudah mengerjakan tugasnya sebagai ratu dengan baik selama seminggu terakhir.

Key membuat laporan keuangan istana kekaisaran dengan rapi dan mudah dimengerti. Dia juga mengatur pekerja di istana agar mereka bisa bekerja dengan maksimal tanpa memeras tenaga. Apa itu semua masih belum cukup untuk membuktikan kalau Key adalah seorang ratu yang baik?

Key memang akan berpisah dengan Terence. Tapi, dia tidak mau meninggalkan kesan buruk selama dia memjadi ratu. Key tidak mau dikenal sebagai ratu tidak berguna yang hanya bisa menghabiskan uang kekaisaran.

Tapi, sekarang Key malah harus menerima undangan dari beberapa gadis bangsawan untuk minum teh bersama di istana kekaisaran. Argh! Key tidak suka minum teh yang pahit itu. Lidah rakyat jelatanya ini tidak bisa dibohongi. Key lebih suka minum teh herbal yang rasanya manis. Terlebih, Key sama sekali tidak mengenal para gadis ini. Key benar-benar merasa tidak nyaman. Meski begitu, Key tidak bisa melarikan diri dari neraka ini.

"Yang Mulia? Yang Mulia Ratu?!"

Key tersentak. Dia segera sadar dari lamunannya.

"Iya, ada apa?"

"Apa anda baik-baik saja?" tanya wanita bangsawan lain.

Key mengangguk. Dia hanya merasa ingin menghilang saja untuk kali ini. Kalau selebihnya, Key baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja. Hanya sedang memikirkan sesuatu." jawab Key dengan senyum manis yang terpaksa.

"Apa anda sedang memikirkan pameran seni lukis dua hari lagi yang akan dilaksanakan di alun-alun ibukota?" tanya bangsawan lain yang terlihat bersahabat.

Pameran seni lukis? Dua hari lagi? Alun-alun ibukota? Sial! Key lupa dengan hal itu. Karena pameran seni lukis itu diselenggarakan khusus untuk anak-anak di luar kekaisaran, artinya orang yang bertanggung jawab atas kegiatan itu adalah Key. Karena mereka adalah tamu kekaisaran.

Sialan! Padahal Key tidak tahu apapun soal seni lukis. Kalau Vivianne sih pasti tahu banyak. Dan, kebetulan sekali ingatan soal ilmu pengetahuan yang Vivianne masih tertinggal di dalam tubuhnya. Tapi, tetap saja! Key tidak suka dengan pameran seni lukis. Karena Key sama sekali tidak punya ketertarikan dengan seni.

Bisa-bisa Key malah tertidur saat orang-orang menikmati karya lukis yang ada.

Haruskah Key berpura-pura sakit saja agar dia tidak perlu pergi? Atau, haruskah dia menyuruh orang lain untuk mewakilinya?

Sialan! Padahal Key baru saja berniat untuk menjadi ratu yang baik dengan menjalankan tugasnya. Tapi, malah sudah terjadi hal buruk yang membuatnya malas melakukan tugasnya.

"Ah, iya! Tentu saja aku sedang nemikirkan pameran seni itu." jawab Key dengan senyum canggungnya.

Semua wanita bangsawan yang ada di sana balas tersenyum. Kecuali seseorang. Gadis berusia 22 tahun dengan rambut dan mata berwarna coklat.

"Apa anda sekalian akan pergi ke pameran seni itu?" tanyanya.

"Sebenarnya tidak!" batin Key dalam hatinya.

Semua wanita yang ada di sana menganggukkan kepalanya.

"Kalau saya sih sama sekali tidak tertarik dengan pameran seni. Saya lebih suka melihat pertandingan kuda." katanya dengan dada yang membusung.

Key menatapnya datar. Key pikir, wanita aneh yang selalu berusaha menunjukkan kalau dirinya 'berbeda' dengan gadis lain itu hanya ada di dunia modern. Rupanya, dalam dunia novel pun tetap ada.

"Saya tidak suka menghabiskan waktu dengan melihat pameran seni yang membosankan. Bukankah lebih menyenangkan melihat pertandingan kuda?"

"Tidak peduli, sialan!" batin Key dalam hatinya.

Wanita bangsawan lain diam. Mereka langsung membuat mulut mereka penuh dengan teh dan camilan. Melihat reaksi mereka saja sudah terlihat jelas kalau mereka juga merasa tidak nyaman.

Haruskah Key mengusir gadis menyebalkan ini saja? Tapi, dengan alasan apa? Key tidak mungkin tiba-tiba menyumpahi dan mengusirnya begitu saja. Ah, lebih baik Key membuat gadis muda ini mengusir dirinya sendiri saja.

"Benarkah? Siapa pemain kuda yang anda suka, Nona?" tanya Key dengan senyum menantang.

Nona muda entah dari keluarga bangsawan mana itu terlihat gugup.

"Bukankah itu seharusnya adalah pertanyaan yang mudah untuk seseorang yang lebih suka menghabiskan waktu dengan menonton pertandingan kuda dibandingkan pergi ke pameran seni?" tanya Key lagi.

Gadis muda itu memasang wajah marah. Dia menatap Key galak. Tapi, kemudian langsung terlihat gugup ketika para gadis bangsawan lain ikutan menatapnya. Menunggu jawaban.

"Picardian Mon Leicester" jawabanya dengan gugup.

Picardian Mon Leicester? Dalam ingatan di tubuh Vivianne, pembalap dengan nomor kuda 12 itu sudah mangkir dari dunia balapan kuda sejak 10 tahun lalu. Berita tentang kepergiannya dari dunia balap kuda sempat menjadi topik pembicaraan selama berbulan-bulan.

"Bukankah Picardian sudah berhenti menjadi pembalap sejak 10 tahun lalu?" tanya gadis bangsawan lain.

"Ah, iya! Itu... Maksud saya itu.... meskipun Picardian tidak lagi menjadi seorang pembalap, saya tetap menyukainya." jawabnya gugup.

"Bagaimana dengan para pembalap sekarang? Apa tidak ada yang anda suka?" tanya bangsawan lain.

"Anu... itu.... Entahlah! Saya lebih suka Picardian karena dia sangat hebat."

"Apa kau tahu alasan dia berhenti dari dunia balapan kuda adalah karena dia payah? Semua orang menghinanya karena dia tidak pernah masuk peringkat 5 besar meski sudah bertanding selama 19 tahun lamanya." terang Key.

Gadis bangsawan yang berusaha jadi seorang gadis yang berbeda dari gadis lain itu langsung gugup.

"Hahahaha, saya baru ingat jika saya punya jadwal. Kalau begitu, saya pamit undur diri Yang Mulia." katanya.

Gadis itu langsung bangkit dari kursinya dan melangkah pergi dengan wajah kesal. Key tersenyum penuh kemenangan. Dia tanpa sadar menyeruput cangkirnya. Wajah Key seketika mengkerut karena rasa pahit yang diterima lidahnya. Namun, Key harus tetap bersikap santai.

Sementara Key tidak menikmati waktu minum tehnya dengan bangsawan asing yang tidak dia kenal, Terence sedang sibuk di ruang kerjanya.

"Masuk!" kata Terence ketika mendengar suara pintu ruang kerjanya yang diketuk.

Elven melangkah masuk ke dalam ruang kerja Terence.

"Yang Mulia Ratu memiliki jadwal di luar istana dua hari lagi, Yang Mulia. Beliau harus menemani anak-anak di luar kekaisaran untuk melakukan pameran seni." kata Elven.

Terence menjawab dengan pandangan mata yang fokus pada dokumen di depannya, "Kerahkan pasukan ksatria bayang untuk mengawasinya diam-diam dan laporkan semuanya padaku."

"Baik, Yang Mu_"

"Tidak! Aku akan mengawasinya langsung." kata Terence tiba-tiba.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang