Light 16

6.1K 623 5
                                    

Terence langsung keluar dari kereta kuda. Tidak peduli jika kereta kuda yang dia naiki masih bergerak. Tentu saja kusir kereta kuda itu sangat kaget saat melihat penumpangnya melompat keluar. Apalagi, yang melompat adalah seorang kaisar. Untung saja kecepatan kereta kudanya tidak lebih dari 20 Km/jam karena jalanannya yang buruk. Terence jadi tidak mendapatkan banyak luka selain muntahan Key yang berjatuhan. Merembes masuk ke dalam kakinya. Mengenai kulit pahanya yang tidak pernah disentuh apapun selain air bersih.

Terence berdiri di pinggir jalan. Dia langsung membersihkan kakinya yang terkena muntahan Key dengan sihirnya. Masa bodo dengan mananya yang masih butuh 2 jam lagi untuk bisa digunakan. Saat ini adalah hal yang sangat darurat. Hidup dan mati Terence ditentukan saat ini. Terutama hidup dan mati Key.

Key dengan santai mengeluarkan kepalanya dari jendela. Menatap Terence yang mengeluarkan cahaya berwarna hijau dari telapak tangannya. Bekas muntahan Key yang ada di kakinya perlahan mengering.

"Wuah, kenapa anda masih saja hidup?!" tanya Key. Setengah berteriak. Karena kereta kuda ini berhenti dari jarak 5 meter di tempat Terence berdiri.

"Benda menjijikkan ini akan membuatku mati tahu!" balas Terence kesal.

Key nyengir. Dia turun dari kereta kuda. Lantas, berjalan menyusul Terence yang masih berusaha membersihkan bekas muntahan Key.

Terence menatap Key kesal. Kenapa anak dari seorang mantan duke ini sangat tidak anggun?! Alih-alih seorang bangsawan, gadis ini justru terlihat seperti bangsawan yang dirasuki jiwa rakyat jelata yang berada jauh dari peradaban.

Para gadis bangsawan biasanya akan muntah di luar kereta kuda. Bukannya malah di kaki calon suaminya.

Argh! Menyebalkan sekali!

"Kenapa anda tidak meminta ketiga pelayan saya saja yang membersihkannya?" tanya Key sembari menatap cahaya hijau dari tangan Terence.

Tatapan kesal Terence pada Key masih belum berubah. Justru, terlihat semakin kesal.

"Aku tidak membawa ketiga pelayanmu karena keterbatasan kereta kuda yang aku bawa. Mereka akan menyu_"

"Miskin sekali!" kata Key lirih dengan kepala yang berpaling dari Terence.

"Berhenti menghina kekaisaranku!" teriak Terence kesal.

Key menatap Terence. Lantas, menatap celana Terence yang masih terkena bekas muntahannya.

"Mau saya bantu bersihkan?" tanya Key ramah.

Kalau boleh jujur, Key sebenarnya sangat merasa bersalah pada Terence. Tapi, bagaimana ya. Key juga tidak tahu kalau dia akan muntah. Saat menelan kembali muntahannya, Key pikir ayam di dalam perutnya hidup kembali. Makanya dia memilih menelannya lagi daripada mengeluarkannya. Lalu, ketika Key menyadari dia sebenarnya akan muntah, Key sudah terlanjur mengeluarkannya di kaki Terence. Jadi, ini sepenuhnya bukan salah Key. Terence juga salah. Siapa yang menyuruh dia membawa kereta kuda segembel ini?!

Kekaisaran Heroic kan sangat kaya.

Kalau mau menyamar pun, sebaiknya jangan menjadi rakyat biasa. Minimal duke atau pangeran kerajaan, dong! Kalau seperti itu kan, Key jelas tidak akan muntah.

Baiklah! Key yang salah karena tidak bilang pada Terence jika dia merasa mual! Jadi, berhentilah menghina Key. Begini-begini, Key cukup tahu diri. Makanya dia menawarkan diri untuk membantu Terence. Alasannya tentu saja karena dia merasa bersalah pada kaki Terence.

"Tidak perlu! Aku bisa melakukannya sendiri!" kata Terence tanpa menatap Key.

"Ya sudah!" kata Key ketus.

Dia kemudian melangkah pergi. Kembali ke kereta kuda.

Apa?! Key kan sudah berbaik hati menawarkan bantuan. Salahkan saja Terence yang menolak kebaikan hati Key. Lebih baik Key menemani Alcides yang masih tidur saja.

Ah, kalian mencari Elven dan Leo? Mereka berdua naik kuda secara terpisah dengan rombongan Key. Elven berjaga di depan. Sementara, Leo berjaga di belakang. Dan, Terence menjaga tepat di hadapan Key.

Yah, Terence cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri dan 3 orang tambahan termasuk Key, Alcides dan kusir kereta kuda. Jadi, dia tidak perlu penjagaan khusus agar bisa kembali ke kekaisaran dengan selamat.

Lalu, Key hanya berniat meluruskan. Dia takut kalian akan berpikir kalau Kekaisaran Heroic benar-benar miskin karena hanya membawa satu kereta kuda. Alasan Terence hanya membawa satu kereta kuda itu benar-benar bukan karena Kekaisaran Heroic miskin. Sungguh! Key sudah menggambarkan betapa kayanya Kekaisaran Heroic. Dari awal, Terence membawa satu kereta kuda karena dia hanya ingin menjemput Alcides. Tapi, karena dia tiba-tiba mengajak Key menikah dan calon istrinya ini membawa ketiga pelayannya, Terence jadi kekurangan kereta kuda. Membeli kereta kuda di desa pun mustahil untuk dilakukan karena Terence takut dengan kemungkinan adanya sihir pelacak di kereta kuda.

Key duduk di atas kursi. Dia mengeluarkan sedikit kepalanya dari jendela. Terence masih berusaha membersihkan kakinya. Key berdecak. Bukankah jauh lebih cepat jika Terence melepaskan kakinya dan mengganti celana baru. Dia jelas tidak hanya membawa satu celana karena Key melihatnya berganti pakaian setiap hari selama tinggal di rumah orang tua Vivianne.

Key menghela nafas. Dia memilih menutup matanya dibandingkan menunggu Terence dengan sihirnya yang membutuhkan waktu lama hanya untuk membersihkan sedikit bekas muntahan.

Dalam waktu 10 menit, Key sudah berlabuh di pulau mimpi. Meninggalkan kenyataan hidup yang pahit selama beberapa jam ke depan. Dan kembali menghadapinya ketika dia bangun dari penjelajahannya dari pulau mimpi.

Waktu berlalu. Kelopak mata Key mengerjap. Dia mengusap bibirnya. Ada bekas aliran air liur di sana. Key menatap sekitar.

Entah kenapa suasana kereta kuda ini sepi sekali. Seperti ada satu makhluk cerewet yang menghilang.

Ah, Terence!

Kemana pria itu pergi?! Dan, kenapa juga kereta kuda ini masih berhenti. Key menoleh. Di sampingnya, Alcides masih tertidur. Gaya tidur anak laki-laki itu terlihat tidak nyaman. Karena dia harus menyandarkan kepalanya pada jendela kereta kuda. Jendela dari kayu itu jelas sangat keras, kan?

Key bangkit dari kursinya. Dia merebahkan Alcides di atas kursi. Lantas, meletakkan selimut yang berada di dalam ruang kosong kursi yang diduduki Terence, di bawah kepala Alcides.

Key melompat turun dari kereta kuda. Apa pria itu masih belum selesai membersihkan bekas muntahannya? Kenapa lama sekali?! Key menatap kusir kereta kuda yang juga tertidur. Sepertinya, semua orang yang ada di kereta ini tertidur.

Key lantas menatap tempat Terence berdiri.

"Yang Mulia?!" seru Key panik ketika melihat Terence tergeletak di atas rumput.

Key segera berlari. Dia duduk di dekat Terence. Kedua tangannya mengangkat kepala pria yang 2 tahun lebih tua darinya. Meletakannya di atas pahanya.

Wajah Terence terlihat pucat. Tapi, dia masih bernafas. Bekas muntahan Key di kaki Terence sudah menghilang. Sepertinya, Terence terlalu memaksakan diri dalam menggunakan sihirnya.

Aduh! Pria menyebalkan ini hebat sekali dalam membuat seseorang merasa bersalah.

"Argh! Kenapa dia membuatku jadi semakin merasa bersalah?! Dasar kaisar gila menyebalkan!"

Key kembali meletakkan kepala Terence di atas rumput. Dia lantas berdiri. Menggenggam kedua tangan Terence. Berusaha membawa pria yang sangat berat ini ke dalam kereta kuda.

"Apa dia ini gajah?! Kenapa berat sekali!" tanya Key pada dirinya sendiri ketika dia berhasil membuat Terence berdiri.

Karena perbedaan tinggi badan, kepala Terence jadi bersandar pada kepala Key yang lebih pendek darinya. Tangan kiri Key memegang pinggang Terence yang lebih lebar dibandingkan tangan Key sendiri. Sementara, tangan kanan Key mengenggam tangan kiri Terence yang melingkar di leher Key.

"Apa aku buang saja kaisar sialan ini?" tanya Key pada dirinya sendiri.

"Leo pasti akan menemukan tuannya, kan?"

Key menatap kereta kuda yang entah kenapa terasa sangat jauh. Kakinya terus berjalan sembari membawa beban seberat 70 kg.

"Aku benci hidupku!" teriak Key kencang.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang