Light 7

7.3K 805 60
                                    

Putri Cahaya.

Key akhirnya tahu siapa itu Putri Cahaya.

Putri Cahaya bukanlah anak perempuan yang lahir dari cahaya. Itu adalah sebutan untuk wanita yang dijjadikan suruhan Dewi Luminia Altha Zevina, dewi pertama yang diciptakan. Kalau yang pria sih disebutnya Putra Cahaya.

Berbeda dari dewa dan dewi lain yang suka menunjukkan diri mereka di depan manusia untuk disembah, Dewi Luminia sama sekali tidak pernah menunjukkan dirinya. Dia lebih suka memberikan kekuatannya kepada orang-orang tanpa melihat baik buruknya orang itu. Dewi Luminia terkadang juga memberikan kekuatannya pada para brandal dan pelaku kriminal. Itulah kenapa manusia di dunia ini dibagi menjadi tiga kalangan.

Kalangan yang membenci Dewi Luminia merupakan sebagian saintess yang menganggap kalau Dewi Luminia bodoh karena memberi kekuatannya pada orang-orang jahat. Kalangan kedua adalah orang yang menyukai Dewi Luminia. Kalangan ini diisi oleh mereka yang mendapatkan kekuatan Dewi Luminia, para pelaku kriminal dan mereka yang mengidolakan Dewi Luminia. Kalangan terakhir adalah kalangan netral. Mereka tidak membenci dan tidak menyukai Dewi Luminia. Orang-orang yang berada di kalangan ini adalah para pemimpin negara. Mereka menganggap jika kekuatan yang diberikan oleh Dewi Luminia sama sekali tidak mengganggu keberlangsungan hidup rakyatnya.

Key sih sama sekali tidak tahu kenapa Dewi Luminia juga memberikan kekuatannya untuk para pelaku kriminal. Karena Key sama sekali tidak berniat membuat tokoh seorang dewi dalam ceritanya.

Ah, Key berniat memberikan seorang tokoh yang sangat kuat, sih. Lebih kuat dari Liviona yang bahkan bisa membunuh para penyihir gelap. Tapi, masa yang dimaksud adalah Dewi Cahaya, sih? Itu terlalu tinggi. Lagipula, Dewi Cahaya kan tidak suka menunjukkan dirinya di depan manusia. Jadi, bagaimana caranya dia membantu?

"Para Putri Cahaya adalah mereka yang memiliki kekuatan yang bersangkutan dengan kehidupan manusia. Salah satunya adalah melihat masa lalu dan masa depan seseorang. Seperti yang Vivi punya."

Itu adalah kalimat yang dikatakan Baroness Mevusa saat Key menanyakan bagaimana orang-orang mengetahui Putri Cahaya. Sialan! Suruhan Dewi Luminia apanya?! Key bahkan baru tahu soal keberadaan makhluk asing itu! Key kan tidak tahu apapun soal masa lalu atau pun masa depan seseorang. Yang dia tahu hanyalah kehidupan Terence dan Alcides saja. Tidak bisakah Key mengatakan kalau kekuatannya hanya berfungsi untuk keluarga kekaisaran saja? Siapa tahu Terence akan memperkerjakan Key sebagai penasihat kekaisaran.

"Kakak?" panggil Alcides yang duduk di atas kasur sembari mengucek matanya.

Bocah ini baru bangun setelah lebih dari 3 jam tidur. Dia sepertinya sangat lelah, ya. Kehidupan di luar sana memang terlalu kejam untuk anak yang tinggal di dalam kastil mewah.

"Ada apa, Alci?" tanya Key sembari berjalan mendekati bocah yang sudah sepenuhnya terjaga itu.

"Kak Vivi darimana?"

"Kakak baru saja bertemu dengan kakek dan nenek." kata Key. Gadis itu sekarang duduk di samping kasur Alcides.

Di rumah ini, Alcides paling dekat dengan Key. Saat sedang mandi, bangun tidur, makan, dan lainnya. Alcides pasti akan mencari Key. Sepertinya, bocah ini menganggap Key sebagai ibunya.

"Apa ayah dan ibu masih belum mencari Alci?"

Key mengusap kepala Alcides yang menunduk sedih. Kalau orang-orang kekaisaran melihat hal ini, tangan Key pasti akan langsung dipotong. Karena keluarga kekaisaran bukanlah seseorang yang bisa disentuh sembarangan oleh orang lain. Terutama rakyat jelata ini.

"Ayah dan ibu Alci akan segera datang. Jadi, jangan berpikir yang bukan-bukan, ya! Semuanya akan baik-baik saja." kata Key sembari tersenyum.

Alcides mengangkat kepalanya. Dia mengangguk. Ikut tersenyum tipis ketika melihat senyum Key yang terlihat begitu percaya diri. Meski begitu, masih ada sedikit hal yang mengganjal dalam hati Key.

Apa ayah dan ibunya memang bisa kembali setelah beberapa panah dan pedang menancap di tubuh mereka ketika memeluk Alcides? Ibunya yang menangis sembari menatapnya seolah tidak akan pernah bisa bertemu lagi. Ayahnya yang mengusap rambutnya lembut sembari tersenyum. Apa mereka benar-benar bisa kembali? Karena Alcides merasa mereka tidak akan bisa kembali. Tapi, memangnya kenapa?

"Jika ayah dan ibu tidak menjemput Alci, apa yang harus Alci lakukan?" tanyanya sembari menatap Key. Meminta penjelasan.

Key salah tingkah. Dia tidak tahu harus menjawab seperti apa. Mendengar Alcides bertanya seperti itu. Artinya, kemungkinan dia tahu kalau ayah dan ibunya tidak akan pernah kembali untuk menjemputnya.

"Kalau hal itu terjadi, Alci tetap harus melanjutkan hidup bersama orang-orang di sekitar Alci. Dengan begitu, ayah dan ibu Alci bisa pergi dengan tenang." kata Key sembari menepuk kepala Alcides.

Seandainya Key tahu jika Alcides sudah mengetahui fakta kalau kedua orang tuanya mati, Key tidak akan mengatakan jika mereka akan kembali dan memberikan harapan palsu pada bocah ini. Key benar-benar merasa bersalah pada Alcides karena sudah memberikan takdir yang begitu buruk padanya. Kehilangan orang tua di usia semuda ini jelas sangat menyakitkan untuk Alcides.

"Apa Alci mau bermain?"

Alcides menatap Key. Mengangguk. Key lantas berdiri. Menggendong Alcides yang masih belum bisa turun dari kasur. Keduanya lantas berjalan bersama. Sebagai seorang anak tunggal, baik di kehidupan pertama atau keduanya, kehadiran Alcides jelas membuat Key tidak merasa kesepian lagi. Dia jadi merasa seperti punya seorang adik.

"Alci mau bermain apa?" tanya Key.

Keduanya masih dalam perjalanan menuju taman depan kediaman Baron Mevusa.

"Lempar berlian!" jawab Alcides semangat tanpa beban.

Key menyeringai. Lempar berlian? Itu jelas adalah seorang permainan yang harus dihindari oleh orang-orang miskin. Terutama Key. Kalau melempar batu kerikil saja sih Key mampu. Tapi, kalau berlian....

"Bagaimana kalau Alci main lempar bola saja?"

Alcides mengangguk. Key kembali menatap ke depan. Memang sebaiknya dia tidak menanyakan hal seperti itu pada anak orang super kaya, ya. Dia jadi terlihat seperti menunjukkan kemiskinannya.

"Nona Vivianne! Apa anda benar-benar bisa membaca masa depan?!" tanya seorang pria dengan celana pendek dan pakaian tanpa lengan juga sebuah topi berbentuk lancip di kepalanya.

Key menatapnya. Kalau dilihat dari pakaiannya sih dia terlihat seperti seorang petani. Tapi, kenapa dia datang menemui Vivianne dan menanyakan apakah Vivianne bisa melihat masa depan atau tidak? Tunggu! Darimana pria ini tahu kalau Key berpura-pura bisa melihat masa depan?

Apa jangan-jangan....

"Saya ingin tahu soal masa tanam yang tepat untuk bulan ini! Bisakah anda memberitahunya?!" tanyanya semangat.

Masa tanam? Kalau sesuai rencana alur yang Key buat sih, masa tanam tahun ini hancur karena serangan babi liar. Jadi, kekaisaran mengalami kekurangan pangan sampai masalah babi liar diatasi.

Setelah dipikir lagi, Key memberikan terlalu banyak masalah untuk Terence dan Alcides, ya. Hahaha...

"Saya tidak tahu apapun soal masa tanam karena_"

"Saya akan membayar!" kata pria itu sembari membawa sekantong kecil koin emas.

"Babi liar! Mereka akan menyerang pertanian. Jadi, tempatkan beberapa ekor anjing untuk menghalau mereka." kata Key tak kalah semangat.

Semua kejadian yang ada di kekaisaran ini kan sesuai dengan rencana alur yang Key buat. Jadi, dia jelas bisa meramal beberapa masa depan.

Ah, Key tiba-tiba kepikiran sesuatu.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang