Light 24

5.1K 597 16
                                    

Key menatap kesal bayangannya di cermin. Berkali-kali Key mengusap bibirnya dengan berbagai benda. Sabun, cairan pembersih wajah, bunga, air, jus, teh, kopi, dan masih banyak lagi. Tujuannya tentu saja untuk menghilangkan bekas bibir Terence yang masih dapat dia rasakan.

Argh! Padahal itu adalah ciuman pertama Key. Padahal selama ini Key selalu membayangkan kalau dia akan melakukan ciuman pertamanya dengan pria yang dia suka di bawah langit berwarna merah muda dan di taman bunga yang sangat cantik. Kenapa kenyataannya malah jadi jauh sekali dengan harapan? Key malah melakukan ciuman pertamanya dengan pria yang tidak dia suka, di hadapan banyak orang dan dalam keadaan yang sama sekali tidak romantis.

Menyebalkan sekali!

Rasanya Key ingin memukul kepala Terence sampai pria itu menutup matanya untuk selamanya.

"Selamat malam, Yang Mulia Ratu!" sapa Hana dan Sui hampir bersamaan.b

Key seketika mengubah ekspresi wajahnya. Yang awalnya terlihat seperti akan membunuh semua orang berubah jadi seperti pengantin wanita yang paling bahagia di dunia.

Ah, omong-omong, cara Hana dan Sui memanggil Key terdengar sedikir berbeda dari dulu. Awalnya kan mereka memanggil Key dengan sebutan 'Nona Mevusa'. Tapi, sekarang mereka memanggil Key dengan sebutan 'Yang Mulia Ratu' setelah Key resmi menikah dengan Terence. Karena dipanggil seperti itu, Key jadi sadar kalau dia adalah wanita yang paling berkuasa di Kekaisaran Heroic. Sekaligus orang ketiga paling penting setelah Terence dan Alcides. Yah, harusnya Key jadi orang kedua terpenting di kekaisaran setelah kaisar karena dia adalah ratu. Tapi, karena Terence adalah pangeran kedua yang naik takhta dan kaisar terdahulu memiliki pewaris, posisi Key jadi sedikit tergusur.

Iya. Orang yang akan menggantikan Terence nantinya adalah Alcides. Bahkan, seandainya hal yang sangat mustahil seperti Key dan Terence memiliki anak, orang yang akan menjabat sebagai kaisar tetaplah Alcides. Kecuali jika ada bangsawan yang mendukung anak Key. Yah, tidak perlu takut karena itu tidak akan pernah terjadi.

Key dan Terence tidak akan pernah punya anak.

"Yang Mulia? Yang Mulia Ratu?" panggil Sui sedikit kasar.

Key tersentak. Dia menatap Sui yang langsung membungkukkan badannya, "Maafkan saya karena sudah membuat anda terkejut!"

"Tidak apa, Sui! Aku tahu kau tidak sengaja melakukannya. Jadi, apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Key dengan senyum manisnya.

Sui mengangkat badannya.

"Anda harus mandi, Yang Mulia. Kami sudah menyiapkan air bunga untuk anda berendam." kata Hana.

"Terima kasih! Aku akan mandi setelah ini. Kalian boleh pergi." kata Key.

Hana dan Sui saling tatap.

"Apa anda tidak ingin digosok badannya?" tanya Hana dengan wajah bingung.

Yah, itu adalah hal yang wajar. Karena semua gadis bangsawan punya dua pelayan pribadi yang menggosok badan mereka ketika mandi. Masalahnya, Key yang murni rakyat jelata sejak masih di kandungan ini tidak terbiasa dengan kehidupan bangsawan. Kalaupun Key seorang bangsawan sejak lahir, dia tetap tidak akan sudi digosok tubuhnya oleh para pelayan. Karena, Key tidak mungkin berendam dalam keadaan telanjang sementara orang asing menggosok tubuhnya. Itu sangatlah memalukan!

"Tidak perlu! Aku bisa melakukannya sendiri." kata Key sembari mengibaskan kedua tangannya.

Hana dan Sui saling tatap. Mereka kemudian membungkukkan badannya.

"Baik, Yang Mulia! Silakan panggil kami jika anda butuh bantuan." kata Hana dan Sui dengan takzim.

Hana dan Sui menatap Key. Pipi mereka berubah merah.

"Tentu saja!" kata Key dengan senyum manis di wajahnya.

Kedua gadis itu lantas melangkah pergi. Key terus menjaga senyum manisnya. Sampai akhirnya kedua gadis itu benar-benar menghilang dari pandangan matanya. Wajah Key berubah jadi kesal.

"Dasar pria sialan!" teriak Key kencang.

Dia sudah menahan dirinya untuk tidak menyumpahi Terence sedari tadi. Jadi, begitu punya kesempatan untuk melakukannya, Key jadi tidak bisa menahan diri.

"Apa itu caramu menyambut suamimu?" tanya Terence yang tiba-tiba muncul di ambang pintu.

Key tersentak kaget.

"Apa yang anda lakukan di sini?" tanya Key kaget.

Terence seharusnya berada di kamarnya yang ada di istana kaisar. Kenapa dia malah berada di istana ratu? Lebih parah lagi, dia masuk ke kamar Key tanpa mengetuk pintu atau memberi salam.

Terence melangkah. Mendekati Key yang duduk di depan meja rias.

"Menurutmu, apa yang dilakukan seorang suami di kamar istrinya?" tanya Terence dengan wajah datar yang terlihat menyebalkan.

Ah, sialan! Key lupa dengan hal itu. Pria sialan ini tidak akan meminta Key melakukan perbuatan tercela itu, kan?

Bukannya menjawab, Key malah balik bertanya, "Minta dipukul?"

Terence menatap Key datar. Dia lantas berjalan ke arah kasur. Dengan santai merebahkan dirinya di sana. Terence lelah dengan pesta pernikahan yang berlangsung selama belasan jam itu.

Yah, Terence tidak benar-benar akan melakukan hal seperti yang ada dalam pikiran kalian pada gadis muda yang masih berusia belasan tahun ini. Terence bahkan hampir mati hanya karena mencium gadis ini. Apalagi kalau sampai dia melakukan hal yang tidak senonoh. Lagipula, Terence sama sekali tidak tertarik pada Key. Bahkan, kalau gadis itu melucuti semua pakaiannya pun, Terence tetap tidak akan tertarik.

Mereka memang suami istri. Tapi, suami istri yang sedikit berbeda.

Key langsung bangkit dari kursi dan melangkah mendekati Terence yang memejamkan matanya.

"Kenapa anda tidur di kasur saya? Anda kan punya kamar sendiri!" kata Key kesal.

"Memangnya ada pasangan suami istri yang tidur terpisah setelah menikah?" tanya Terence tanpa menutup matanya.

Key berdecak pelan.

"Kalau begitu, tidur saja di sofa! Saya tidak mau berbagi kasur dengan anda!"

"Kau saja yang tidur di sana." kata Terence acuh.

Dia bahkan dengan santai membalik badannya. Merubah posisi tidurnya jadi membelakangi Key.

"Tidak mau!"

"Kalau begitu jangan banyak bicara! Tenang saja! Aku tidak tertarik dengan anak kecil." kata Terence yang mulai merasa nyaman dengan kasur Key.

"Siapa yang anda panggil anak kecil? Saya hanya 2 tahun lebih muda dari anda!" protes Key tidak terima.

"Kau tetap anak kecil."

Key berdecak. Berdebat dengan pria menyebalkan ini hanya akan membuatnya mati muda karena tekanan darah tinggi. Jadi, lebih baik Key menurut saja.

Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sebelum matanya menutup, Key meletakkan sebuah guling di tengah kasur. Memisahkan dia dengan Terence.

"Yang melewati garis akan dipukul kepalanya." kata Key dengan mata yang memelotot.

Terence tak acuh.

"Terserah kau saja!" katanya.

"Awas saja kalau anda berani melakukan perbuatan tercela lagi setelah mencuri ciuman pertama saya!"

Deg!

Jantung Terence berdetak kencang.

Ciuman pertama? Terence pikir yang tadi itu adalah ciuman kesekian dari gadis yang jadi istrinya ini. Karena itu dia berani melakukannya. Terence sama sekali tidak menduga kalau seorang Vivianne tidak pernah berciuman. Sebab, ada banyak rumor yang mengatakan kalau Vivianne sering keluar masuk bar malam.

Kalau begitu, Terence dan Key saling mencuri ciuman pertama masing-masing?

Sialan! Terence jadi merasa bersalah pada istrinya.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang