Light 51

4.1K 409 13
                                    

Keyshanka Ruth Fortune.

Sang Dewi Kegelapan yang begitu menyukai manusia. Berbeda dengan para dewa dan dewi lain yang tidak pernah peduli dengan kehidupan manusia, Keyshanka sangat peduli pada makhluk kecil yang tinggal di bawah langit itu. Bahkan, Dewa Cahaya alias Faltor yang memberikan nasib dan sifat baik pada manusia sama sekali tidak peduli pada mereka. Malah, Faltor ingin sekali membujuh mereka.

Keyshanka selalu turun ke bumi untuk menyapa manusia. Dia ingin sekali membuat manusia hidup dengan damai dan rukun tanpa saling membunuh satu sama lain. Tapi, itu adalah tugas Faltor. Bukan dia. Sebaliknya, Keyshanka yang bertugas memberi nasib dan sifat buruk pada manusia justru malah bisa membuat manusia jadi saling membenci dan membunuh satu sama lain.

"Apa anda baik-baik saja, Nona?" tanya seorang pria berusia 21 tahun dengan rambut merah muda dan mata peraknya yang menatap Keyshanka lembut.

Keyshanka yang sedang duduk di atas dahan pohon menunduk. Ikut menatap pria yang berdiri di bawah pohon. Keyshanka memasang wajah bingung. Hutan ini bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh manusia biasa karena ada banyak hewan buas di sini. Jadi, kenapa manusia ini bisa ada di hutan ini? Terlebih, dalam keadaan baik-baik saja tanpa kehilangan jari atau tangannya.

Apa dia semacam ahli sihir atau manusia suci?

"Apa anda melarikan diri dari hewan buas? Saya melihat jaguar hitam tadi." kata pria itu lagi dengan senyum di wajah tampannya.

"Tidak." jawab Keyshanka yang sudah berada di depan manusia asing dengan jenis kelamin laki-laki itu.

"Eh?! Sejak kapan anda ada di sini?" tanya pria itu bingung.

Perasaan tadi gadis dengan rambut dan mata berwarna hitam legam ini ada di atas pohon. Kenapa sekarang sudah ada di depannya? Kapan dia turun dari pohon dengan tinggi 5 meter itu?

"Baru saja." jawab Keyshanka. Ikut tersenyum.

Ini adalah pertama kalinya dia bicara dengan manusia sungguhan. Karena selama ini dia hanya memperhatikan dari jauh saja tanpa berani bicara. Karena Keyshanka takut jika manusia akan menyerap kesialan dari dirinya.

Iya, dewa dan dewi yang terlalu dekat dengan manusia bisa menyerap kekuatannya. Dengan kata lain, manusia yang berada di dekat Keyshanka bisa mengalami kesialan. Haha...

"Apa anda mau saya bantu keluar dari hutan? Kebetulan saya seorang ahli sihir."

Keyshanka terkejut. Dia kemudian tersenyum. Rupanya benar. Pria ini seorang ahli sihir. Pantas saja dia bisa masuk ke hutan yang diciptakan khusus oleh Dewi Alam untuk menjaga hewan dan tumbuhan yang langka.

"Tidak. Saya bisa melakukannya sendiri."

"Benarkah? Apa anda juga seorang ahli sihir?"

Keyshanka diam. Dia harus menjawab apa, ya? Haruskah Keyshanka jujur kalau dia adalah seorang dewi? Atau, haruskah dia berbohong saja? Kebohongan itu tidak baik. Tapi, kadang bisa saja jadi baik.

"Benar!" jawab Keyshanka dengan senyum di wajahnya.

"Wuah, hebat sekali! Jarang sekali ada wanita yang jadi ahli sihir."

Keyshanka tertawa kaku. Yah, dia juga tahu kalau kebanyakan ahli sihir adalah pria. Sementara, para wanita adalah manusia suci yang mendapatkan berkah dari dewa dan dewi.

"Apa anda juga mencari kayu bakar?" tanya pria itu lagi.

Keyshanka mengangguk.

Kayu di hutan ini memang hebat. Mereka tumbuh sebagai buah dari suatu pohon. Kayu itu bisa menyemburkan api ketika terkena air panas. Nyala apinya juga bisa bertahan selama 3 jam dan bisa padam hanya dengan disiram air dingin. Setelahnya, kayunya bisa digunakan lagi berkali-kali selama 2 minggu penuh. Makanya ada banyak orang yang mencari kayu bakar di hutan ini.

"Mau mencari bersama?"

Keyshanka mengangguk.

Tidak akan ada masalah yang terjadi jika Keyshanka berada di dekat manusia ini, kan? Dia kan sedang dalam bentuk manusianya. Jadi, mungkin saja kekuatannya tidak menyebar keluar.

Mereka berdua melangkah bersisian.

"Nama saya Terent. Siapa nama anda?"

"Keysha."

"Nama yang cantik. Seperti anda." puji Terent tulus.

Wajah Keyshanka berubah merah. Ini adalah pertama kalinya dia dipuji dengan penampilan seperti ini. Tidak seperti dewa dan dewi lain yang memiliki paras cantik dan tampan. Keyshanka terlihat biasa saja. Malah, bisa dibilang buruk rupa. Mungkin karena rambut dan matanya yang berwarna hitam. Persis seperti kegelapan.

"Terima kasih!" kata Keyshanka dengan senyum manisnya.

Terent balas tersenyum. Mereka berdua bergegas mencari kayu bersama. Terent melindungi Keyshanka dengan baik tanpa mengetahui jika gadis yang dia lindungi adalah seorang dewi yang bisa keluar masuk hutan ini dengan bebas. Itulah yang menjadi alasan mengapa tidak ada hewan buas yang mendekati Terent.

"Ini kayu untuk anda."

Terent yang sedang mengikat kayu bakar yang berhasil dia kumpulkan menoleh. Mata peraknya menatap Keyshanka bingung. Apa telinganya tidak salah dengar?

"Kenapa anda memberikan kayunya pada saya?" tanya Terent.

"Karena saya tidak membutuhkannya." jawab Keyshanka jujur.

Terent kembali bertanya, "Anda kan bisa menukarnya dengan uang. Apa anda juga tidak butuh uang?"

Keyshanka mengangguk.

Seorang dewi tidak merasakan lapar ataupun haus. Jadi, dia tidak butuh uang untuk ditukar dengan makanan.

Terent memasang wajah bingung. Bagaimana mungkin bisa ada manusia yang tidak butuh uang di dunia ini? Bukankah ini sangat aneh? Bahkan orang yang sudah mati pun tetap butuh uang untuk proses kremasi. Manusia yang masih hidup jelas butuh lebih banyak uang.

Gadis ini aneh sekali.

Ah, mungkin dia seorang putri bangsawan kaya. Untunglah Terent memakai bahasa formal tadi. Kalau tidak, dia pasti sudah dihukum karena dianggap tidak sopan.

"Baiklah! Terima kasih atas kayu bakarnya. Saya akan mentraktir anda lainkali." kata Terent yang kini memasukkan semua kayu bakar yang dia kumpulkan dalam tas sihir yang bisa memuat satu rumah.

Lainkali? Apa itu artinya Keyshanka akan bisa bertemu dengan pria ini lagi?

Jawaban dari pertanyaan Keyshanka adalah 'iya'. Dia bertemu Terent keesokan harinya. Lagi. Lagi. Lagi. Lagi. Dan lagi. Sangat lama. Hingga Keyshanka tidak sadar jika dia mulai menyukai makhluk yang seharusnya tidak dia sukai. Keyshanka juga tidak sadar jika Terent mulai menyerap kesialan dalam dirinya.

Kesialan itu...

Membuat Terent kehilangan orang tuanya. Bahkan, keponakannya juga ikut kehilangan ayah dan ibunya.

Keyshanka yang tidak menyadari hal itu karena sudah tertutup oleh cinta...

Pada akhirnya membuat hidup Terent menjadi mengerikan. Terent diasingkan di desanya karena dianggap sebagai pembawa sial setelah semua anggota keluarga dan bahkan sahabatnya mati secara bergantian.

Terent yang tidak pernah menemui Keyshanka di dahan pohon yang sama saat mereka bertemu membuat Keyshanka memutuskan untuk pergi ke desa tempat Terent tinggal.

Dan pemandangan yang dia lihat adalah Terent yang akan dihukum mati.

"Aku tidak tahu kalau mencintaimu harus membuatku mengorbankan banyak hal. Walau begitu, aku sama sekali tidak menyesal."

Itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan Terent sebelum kepalanya terpisah dari badan. Saat itulah Keyshanka mengamuk dan membuat gunung merapi yang sudah lama tertidur jadi mengamuk. Karena membuat bencana alam merupakan bagian dari tugas Keyshanka.

Kesalahan kedua Keyshanka...

Mengubah takdir manusia.

Kesalahan pertamanya? Tentu saja sudah jelas. Jatuh cinta pada manusia.

The Light Princess✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang