Sekarang baru benar-benar selesai. Key bisa bernapas lega sekarang. Kecuali jika ada hewan gurun lain yang tiba-tiba muncul. Walaupun memang ada, pada akhirnya cerita ini akan tetap berakhir dengan senyum manis. Karena ada Terence yang akan melindungi Key. Jadi, Key tidak perlu merasa khawatir.
Semuanya akan baik-baik saja selama dia berada di dekat orang yang dia sayang. Jangankan hewan gurun raksasa. Akhir dunia pun akan dapat Key hadapi dengan mudah.
"Apa kau sungguh baik-baik saja? Kelihatannya tokek sialan itu mencengkeram tubuhmu terlalu kencang." tanya Terence yang duduk di kursi kereta kuda. Tepat berada di hadapan Key.
Keduanya tengah berada di dalam kereta kuda yang berjalan. Kembali ke istana kekaisaran, rumah Key. Terence tadi meninggalkan kereta kudanya di belakang begitu dia menemukan keberadaan Key. Tentu saja para ksatria yang datang bersama Terence pun tertinggal di belakang.
Terence juga tahu kalau dia terlalu bertindak gegabah. Sihir pelacaknya bisa saja salah. Tapi, kalau ada hal yang berkaitan dengan Key, rasanya logika Terence jadi tidak berguna. Haha...
"Aku baik-baik saja. Sungguh. Kau juga tahu kalau fisikku ini sangat baik, kan?" jawab Key sembari mengangkat tangan kirinya. Sementara, tangan kanannya menepuk lengan kirinya. Berniat memamerkan otot yang jelas tidak ia miliki.
Terence tersenyum tipis.
"Ucapanmu tidak salah. Fisikmu memang sangat kuat. Begitu juga dengan mentalmu." puji Terence. Senyum tipis yang bahkan tidak bisa dilihat meski dengan bantuan mikroskop sekaligus itu sudah menghilang. Membuat wajah Terence jadi kembali ke setelan pabrik alias dingin dan kaku. Pujiannya jadi terdengar seperti hinaan.
"Di dunia yang kejam ini, mental yang tangguh adalah sebuah kelebihan yang harus dimiliki semua orang jika mau bertahan hidup." jawab Key dengan wajah yang sama datarnya dengan Terence. Key tahu kalau Terence sedang membahas betapa kurang ajarnya perlakuan Key terhadap para bangsawan sebelum kepergiannya dari istana kekaisaran terjadi.
"Ucapanmu yang itu juga benar."
Hening sejenak. Key sibuk dengan pemikirannya sendiri. Soal orang tua Vivianne. Apa Baron dan Baroness Mevusa baik-baik saja? Iblis biasanya membunuh orang-orang yang berkaitan dengan kontraktornya dengan tujuan untuk menambah rasa putus asa pada mereka. Karena kontraktor yang putus asa akan memberikan kekuatan yang cukup banyak untuk memperbesar dunia iblis.
Apa sebaiknya Key bertanya langsung pada Terence? Karena jujur saja, Key merasa snagat cemas.
"Anu, Teri." panggil Key.
"Ada apa?"
"Apa ayah dan ibuku, maksudnya ayah dan ibu Vivianne baik-baik saja?" tanya Key ragu.
Terence diam. Kepalanya sedikit menunduk. Keningnya berkerut. Ekspresi Terence terlihat tidak baik. Apa mungkin kekhawatiran Key benar-benar terjadi? Melihat ekspresi Terence saat ini, itu mungkin saja.
Baron dan Baroness Mevusa sudah meninggal.
"Mereka berdua tewas. Si brengsek itu bilang kalau yang membunuhnya adalah Vivianne." jawab Terence setelah terdiam dalam waktu yang cukup lama.
Bibir Key seketika tertutup rapat. Pandangannya jadi kosong dalam waktu yang singkat. Vivianne? Membunuh ayah dan ibunya? Itu jelas sangat tidak mungkin. Jadi, sudah pasti kalau Vivianne yang dilihat oleh 'Si Brengsek' itu bukanlah Vivianne yang asli. Tapi, siapa itu 'Si Brengsek'? Apa Key mengenalnya?
"Omong-omong, kenapa kau bisa tersesat di gurun pasir itu? Apa yang terjadi pada kusir dan kereta kudanya?" tanya Terence yang sebenarnya sudah penasaran sejak dia menemukan posisi Key menggunakan sihir pelacaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Putri Cahaya, begitulah mereka memanggil Key. Key mati karena terbentur dinding ketika mengejar kucingnya yang bertengkar. Parahnya, Key bukan pergi ke alam baka. Melainkan, masuk ke tubuh putri baron miskin dalam nove...