"Apa Alci bisa pergi ke pameran seni bersama Kak Vivi?" tanya Key pada Alcides yang sedang minum susu di depannya.
Akhirnya hari sialan yang sama sekali tidak key tunggu sudah tiba. Karena Key diharuskan membawa seseorang sebagai tamu kehormatan lain, Key jadi kebingungan sejak pagi. Semua orang sibuk di sini. Tapi, untunglah masih ada Alcides. Yah, sebenarnya Alcides agak sibuk dengan kelasnya sebagai putra mahkota. Tapi, bolos kelas sehari saja tidak akan membuat Alcides jadi kaisar yang buruk di masa depan, bukan?
Key tidak bisa membawa sembarang orang untuk pergi ke pameran seni. Itu karena hanya golongan bangsawan yang bisa pergi. Jadi, Key tidak mungkin mengajak Hana atau Sui. Selain itu, mereka juga sibuk bekerja sampai tidak bisa pergi ke luar istana.
Terence juga terlalu sibuk. Apalagi dia adalah seorang kaisar. Kalaupun tidak sibuk, Key yakin sekali kalau dia akan menolak. Bahkan sebelum Key meminta Terence untuk menemaninya. Haha....
Para ksatria memang banyak yang berasal dari golongan bangsawan. Tapi, ksatria bukanlah termasuk bagian dari tamu kehormatan karena tugas mereka adalah mengawal majikannya. Bukan untuk menikmati seni.
Mengajak bangsawan di luar istana kekaisaran? Itu ide bagus! Sangat bagus malah! Dengan syarat, Key punya orang untuk diajak pergi. Masalahnya, Vivianne adalah nona muda yang dibenci sejak dulu. Apalagi setelah kasus korupsi yang dilakukan ayahnya. Vivianne jelas tidak punya teman. Menyedihkan!
Pameran seni sialan ini punya terlalu banyak aturan memyebalkan yang tidak masuk akal!
Key sudah mati-matian menulis pidato sambutannya. Jadi, jika dia tidak pergi, mata panda yang disebabkan oleh pidato sialan ini akan jadi sia-sia. Key terpaksa tidak tidur sepanjang malam karena harus menyiapkan pidato yang belum tentu akan didengarkan oleh orang-orang ini. Jadi, dia harus pergi ke pameran seni itu untuk membacakan hasil usahanya begadang semalaman.
"Alci bisa saja pergi dengan Kak Vivi karena hari ini kelas ditiadakan. Tapi, Alci harus bicara pada paman jika ingin pergi ke luar istana. Apa Kak Vivi sudah bicara pada paman untuk membiarkan Alci pergi?"
"Tentu saja sudah!" kata Key semangat.
Sebenarnya belum.
Key belum bicara dengan Terence sejak kejadian dimana dia berkata kasar pada pendukung kekaisaran. Tapi, masa bodoh soal hal itu. Toh, ini semua untuk kebaikan kekaisaran yang Terence pimpin. Selain itu, akan ada ksatria yang mengawal mereka. Jadi, semuanya akan baik-baik saja.
"Benarkah? Kalau begitu, ayo pergi bersama Kak Vivi!" kata Alcides dengan semangat.
Bagus! Akhirnya Key bisa mengajak bangsawan lain meskipun dalam wujud anak kecil yang tak lain dan bukan adalah keponakan suaminya. Hahaha... Menyedihkan sekali! Key harus mengundang beberapa bangsawan baik hati untuk minum teh bersama agar mereka bisa jadi teman baik nanti.
Alcides dan Key bangkit dari kursi mereka. Lantas, berjalan sembari bergandengan tangan.
"Apa Alci ingin mengganti baju dulu?" tanya Key.
Alcides menggelengkan kepalanya.
"Baiklah! Mari pergi bersama dan menghancurkan... Maksudnya menikmati pameran seni itu."
Tangan Key terjulur. Berniat menarik gagang pintu kamarnya ketika pintu itu tiba-tiba didorong dari luar. Seorang pria dengan rambut merah dan manik kuningnya berdiri di depan Key. Menatap Alcides yang mengandeng tangan Key. Terlihat begitu cemburu.
"Sir Leo? Apa yang anda lakukan di sini?" tanya Key dengan senyum manis.
Berbeda dengan Elven yang dengan terang-terangan menunjukkan kebenciannya pada Key, Leo sama sekali tidak pernah terlihat membenci Key. Sebaliknya, Leo yang cerewet dan selaku tersenyum ini malah menyambut Key dengan ramah.
"Apa anda mengajak Yang Mulia Putra Mahkota untuk menjadi tamu kehormatan anda?" tanya Leo.
Key mengangguk. Leo palingan berpikir kalau Key sudah mendapatkan ijin dari Terence. Jadi, tidak masalah untuk menjawab dengan jujur.
"Kenapa anda tidak mengajak Yang Mulia Kaisar?" tanya Leo lagi.
Key tersenyum kikuk.
"Ah, itu.... Saya rasa suami saya akan sangat sibuk. Kalaupun tidak, saya yakin kalau dia akan menolak."
"Apa anda sudah mencoba mengajak Yang Mulia Kaisar?"
Key menggeleng. Wajah Leo terlihat kecewa.
"Saya takut akan mengganggunya. Anda juga tahu kan kenapa kami bisa jadi pasangan suami istri?"
Leo mengangguk.
"Saya akan menemani anda dan Yang Mulia Putra Mahkota hari ini."
"Terima kasih banyak! Mohon bantuannya, Sir Leo!"" kata Key dengan senyum manisnya.
Leo mengangguk. Mereka bertiga berjalan bersisian. Terlihat seperti pasangan suami istri yang sedang mengajak putra mereka jalan-jalan. Dan, kelihatannya ada yang melupakan posisinya sebagai seorang ksatria di sini. Seorang ksatria seharusnya berjalan di belakang orang yang dia kawal. Bukan di sampingnya.
Leo yang kalian lihat sekarang bukanlah Leo yang asli. Melainkan Terence yang sedang menyamar untuk menyelidiki Key. Leo yang asli sekarang sedang dikunci di ruang kerja Terence dalam keadaan tidak sadarkan diri. Jadi, merupakan hal yang wajar kalau Leo yang sekarang melupakan posisinya. Haruskah kita memanggil Leo dengan menggunakan nama dari identitas aslinya sekarang?
"Anu, Sir Leo! Bukankah seharusnya anda berjalan di belakang kami? Orang-orang yang melihat bisa saja jadi salah paham." kata Key ketika menyadari jika Leo berjalan di samping Alcides.
Terence seketika tersadar. Dia menundukkan kepalanya sebagai permintaan maaf. Lantas, berjalan di belakang Key. Kalau seperti ini, Terence malah merasa kalau dia adalah suami siaga yang sedang melindungi istri dan anaknya. Argh! Sialan! Pikiran bodoh macam apa yang ada di dalam kepalanya ini?!
Mereka bertiga akhirnya tiba di halaman depan istana utama. Sudah ada sebuah kereta kuda dan belasan kereta kuda di sana dengan ksatria yang duduk di atas punggung kuda. Angin bertiup lembut. Menerbangkan rambut panjang Key. Menyentuh hidung Terence. Aroma bunga mawar dari shampoo yang Key pakai menusuk hidung Terence.
"Wanginya sangat lembut." kata Terence dalam hatinya.
Key yang hanya setinggi dadanya benar-benar terlihat seperti jamur jika dilihat dari atas. Apalagi dengan topi yang lebar itu. Tidak salah jika Terence memanggilnya sebagai bocah jamur selama ini.
Key menahan topinya agar tidak terbang. Kusir kereta kuda menggerakkan kereta kudanya. Membawanya tepat di depan Key yang sudah menunggu di bawah tangga. Belasan ksatria berkuda coklat berjalan mengikuti.
Key mempersilakan Alcides untuk naik terlebih dahulu. Dia kemudian ikut masuk. Disusul oleh Terence.
Alcides dan Key duduk bersebelahan. Sementara, Terence duduk di depan Key.
"Tidak bisa aku percaya kalau kami akan pergi bersama dalam keadaan seperti ini." batin Terence.
"Apa kau merasa senang, Alci?" tanya Key pada Alcides.
Alcides menganggukkan kepalanya kencang.
"Alci sangat senang!"
"Aku tidak tahu kalau hubungan mereka sudah sedekat itu."
Kereta kuda itu mulai berjalan. Begitu juga dengan para ksatria yang mengekor di belakangnya. 20 menit lagi, dan Key akan sampai di pameran seni.
Apa akan ada hal baik terjadi di sana? Entahlah. Yang jelas perasaan Key tidak enak sekarang. Apa ini pertanda buruk? Atau, hanya efek dari rasa gugup yang Key rasakan saat ini? Apapun itu, semoga saja tidak akan terjadi hal buruk pada Alcides.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Princess✔
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] Putri Cahaya, begitulah mereka memanggil Key. Key mati karena terbentur dinding ketika mengejar kucingnya yang bertengkar. Parahnya, Key bukan pergi ke alam baka. Melainkan, masuk ke tubuh putri baron miskin dalam nove...