Tiga Puluh Dua

2.1K 184 3
                                    

Hari sudah semakin sore tapi mobil ChaeYoung masih berada diperjalanan menuju salah satu perairan tempat terjatuhnya pesawat tujuan ke Jepang

"Huft" ChaeYoung menghembuskan nafasnya, mereka kini terjebak macet padahal perairan tempat jatuhnya pesawat sudah tidak terlalu jauh. ChaeYoung menoleh kearah Alice yang masih terdiam memandang kearah samping begitupun dengan Jennie yang duduk dibangku belakang, pandangan mereka berdua sama-sama kosong

tok tok tok

ChaeYoung menoleh ke sampingnya, tampak seseorang mengetuk kaca jendelanya. ChaeYoung menurunkan kacanya dan melihat orang itu membawa bunga

"Mau beli bunganya? Siapa tau ingin diberikan ke korban" Ujar orang itu, seketika dua orang yang sedang melamun tadi langsung menatap tak suka ke orang itu

"Ah, tidak. Terimakasih" Ujar ChaeYoung berusaha untuk tersenyum

"Murah kok" Ujar orang itu masih berusaha

"Hei, siapa korban? Tak ada korban, sana kau" Ujar Alice yang mulai terpancing dengan emosinya, orang itu yang mendapat bentakan dari Alice langsung pergi. ChaeYoung menghela nafasnya dan mulai menaikkan kaca jendelanya. Setelah terjebak macet selama hampir sejam, kini mobil ChaeYoung memasuki area parkir di perairan itu

"Yakk, tunggu" Teriak ChaeYoung kalah melihat Alice dan juga Jennie turun dengan terburu-buru. ChaeYoung kemudian turun dan melihat Alice sedang mengobrol dengan pihak berwajib disana

"Bagaimana pak? Apa ada yang selamat?" Tanya ChaeYoung yang baru datang

"Untuk sekarang, belum ada. Tapi kita masih mencoba mencari lagi, aku harap banyak yang selamat" Ujar polisi itu, ChaeYoung menghela nafasnya sedangkan kedua wanita yang mengikutinya tampak benar-benar down

"Kajja, kita duduk dimobil. Aku akan membelikan kalian minum, aku juga akan membantu pihak kepolisian untuk mencari korban yang selamat" Ujar ChaeYoung berusaha membujuk kedua wanita ini

"Aku ikut" Ujar Jennie dan Alice, ChaeYoung menghela nafasnya. Kemudian menarik kedua tangan wanita yang sedaritadi tidak henti-hentinya khawatir dengan Limario. Sesampainya dimobil, ChaeYoung menatap lekat kedua orang ini

"Aku tidak melarang kalian ikut tapi bahaya disana lebih besar, setauku Alice eonni sama sekali tidak bisa berenang dan perairan ini cukup dalam. Apa Alice eonni bisa menjamin tidak mendapat masalah apa-apa?" Tanya ChaeYoung pada Alice yang duduk dikursi mengemudi dengan pintunya terbuka, Alice bungkam. Alice memikirkan ucapan ChaeYoung

"Dan Jennie eonni, apa Jennie eonni bisa berenang juga? Apa nanti Jennie eonni bisa menjamin keselamatan eonni? Eonni tau kan melakukan pencarian tidak semudah itu" Ujar ChaeYoung beralih menatap Jennie yang duduk dibangku tepat dibelakang Alice dengan posisi pintu yang terbuka

"Hei, percayakan padaku. Aku akan membantu petugas sekalian mencari tanda-tanda keberadaan Lim oppa. Doakan saja Lim oppa, oke?" Ujar ChaeYoung berusaha membujuk kedua wanita didepannya, mereka serta merta mengangguk kemudian ChaeYoung berlalu membelikan mereka beberapa minum dan juga makanan

"Aku kesana dulu, jika kalian mengantuk. Istirahatlah" Ujar ChaeYoung kemudian pamit dan menyusul para relawan untuk membantu pihak berwajib. Mereka menaiki sebuah kapal milik pihak berwajib untuk menyelusuri perairan tersebut, ChaeYoung dapat melihat ada beberapa barang yang mengapung juga beberapa serpihan dari pesawat

"Huft" ChaeYoung menghela nafasnya, tidak dapat dipikirkan bagaimana kondisi didalam pesawat mengingat serpihannya pun sangat banyak

"Ini akan memakan waktu sangat lama" Ujar seorang polisi yang duduk tidak jauh dari ChaeYoung, kata polisi yang bertugas mereka belum bisa menurunkan kapal besar sampai hari mulai agak terang karna akan susah nantinya jadi mereka akan menyelusuri dulu menggunakan kapal karet

"Lihat itu" Seru seorang relawan menunjuk kearah kanan arah kapal mereka, semua menoleh dan kaget dengan apa yang mereka lihat. Bahkan beberapa dari mereka langsung membuang muka, ChaeYoung memperhatikan itu kemudian agak merasa takut karna yang mereka lihat adalah sebuah tangan yang entah kemana badannya

"Astaga, itu tangan siapa?" Tanya salah satu dari mereka, ChaeYoung mulai menatap kearah lain karna kapal mereka mendekat. Salah satu dari pihak kepolisian langsung memasukkan barang temuan mereka kedalam kantung jenazah

"Kenapa diambil pak?" Tanya salah satu dari relawan

"Ini bukti, akan diidentifikasi" Ujar polisi itu, kapal mereka berhenti dipertengahan perairan

"Dibawah banyak batu-batu, otomatis tidak akan terlalu dalam. Jika ingin turun, berhati-hatilah dan pakailah sarung tangan yang sudah disediakan" Ujar seorang polisi, ChaeYoung yang pertama berdiri dan meminta sarung tangan. ChaeYoung memakai sarung tangan itu dan mengulung lengan kemajanya sampai kesiku dan melapisi sepatunya dengan sebuah plastik.

"Dia sangat berani" Bisik salah satu relawan ke temannya tapi ChaeYoung tidak peduli. Terhitung dari 7 relawan yang ikut hanya 3 yang berani turun, sisanya menunggu dikapal. ChaeYoung berjalan sembari memperhatikan langkahnya, tinggi kedalaman perairan itu sebatas dadanya meskipun dia sudah berdiri pada bebatuan yang ada dibawah perairan ini

"Ini pasti sangat dalam jika tidak ada batu-batu ini" Ujar salah satu dari relawan mereka, semua mengangguk setuju. Mereka berjalan menyelusuri perairan itu sambil sesekali memperhatikan jika ada sesuatu yang dapat mereka ambil. Tak diduga ChaeYoung menemukan sebuah mayat yang masih utuh, ChaeYoung langsung berjalan mundur karna merasa takut

"Ada apa?" Tanya polisi ketika melihat ChaeYoung berjalan mundur, ChaeYoung menunjuk mayat tadi dan pihak kepolisian langsung mengangkat jenazah itu dan dimasukkan kedalam kantung jenazah. Sudah cukup lama mereka mencari, dan akhirnya polisi memberikan arahan untuk istirahat dulu. ChaeYoung kembali dengan pakaian yang cukup basah, ChaeYoung melihat Alice dan Jennie sama-sama diam dengan pandangan kosong kedepan

"Bagaimana ChaeYoung?" Tanya Jennie menyadari kehadiran ChaeYoung

"Belum ada tanda-tanda eonni, aku akan kesini lagi besok. Kita harus pulang karna pihak kepolisian juga sudah menghentikan pencarian" Ujar ChaeYoung mengelap wajahnya menggunakan tisu, mereka kemudian memasuki mobil ChaeYoung dan bergegas pulang ke apartemen Limario

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang